Fakta Sel Telur & Perannya dalam Promil yang Perlu Diketahui
:strip_icc():format(webp)/hb-article/fkgYRnFu-UK_A7nyzfIfe/original/cf48x32kh4g0itrf5tc5zghs82t5df4z.png)
Bagi banyak wanita, siklus menstruasi dan ovulasi mungkin terasa seperti proses alamiah yang terjadi begitu saja. Namun di balik itu semua, ada mekanisme luar biasa yang melibatkan pembentukan dan pematangan sel telur. Namun sebenarnya, apa itu sel telur?
Sel telur atau ovum merupakan inti dari kesuburan wanita, karena dari sinilah kehidupan baru bisa dimulai.
Mari ketahui selengkapnya tentangfungsi sel telur wanita, bagaimana proses pematangannya berlangsung, dan faktor apa saja yang dapat memengaruhi kualitas serta cadangan ovarium.
Artikel Lainnya: Inilah Batas Usia Kesuburan Wanita untuk Promil yang Aman
Apa Itu Sel Telur?
Sel telur atau ovum adalah sel reproduksi wanita yang dihasilkan oleh ovarium. Dalam istilah medis, sel telur disebut juga oocyte atau ovum, yang merupakan komponen utama dalam proses pembuahan.
Sel telur ini membawa setengah materi genetik, sebanyak 23 kromosom yang nantinya akan bergabung dengan sperma untuk membentuk zigot.
Oleh karena itu, fungsi sel telur wanita sangat krusial. Bukan hanya sebagai pembawa gen, tetapi juga menyediakan lingkungan awal bagi embrio. Sel telur diproduksi dan disimpan di ovarium sejak fetus, dan seiring waktu jumlah cadangan ovarium akan menurun.
Proses Pembentukan dan Pematangan Sel Telur (Oogenesis)
Proses pembentukan dan pematangan sel telur disebut oogenesis, yaitu rangkaian biologis yang terjadi di dalam ovarium sejak wanita masih berada dalam kandungan hingga masa subur.
Saat masih janin, calon sel telur yang disebut oogonia sudah mulai terbentuk di dalam ovarium. Oogonia ini kemudian berkembang menjadi oosit primer dan berhenti pada tahap awal pembelahan meiosis (fase profase I).
Jumlah oosit primer tersebut tidak bertambah setelah lahir, justru menurun seiring waktu, membentuk apa yang disebut sebagai cadangan ovarium.
Ketika seorang wanita memasuki masa pubertas, hormon-hormon seperti FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) mulai mengatur siklus menstruasi dan mendorong beberapa folikel di ovarium untuk tumbuh dan matang setiap bulan.
Dari sejumlah folikel yang berkembang, biasanya hanya satu yang berhasil mencapai kematangan penuh dan melepaskan sel telur saat ovulasi.
Inilah tahap penting dalam siklus reproduksi wanita, di mana ovulasi adalah proses pelepasan sel telur matang dari ovarium untuk siap dibuahi oleh sperma.
Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan luruh bersama lapisan rahim saat menstruasi. Dengan demikian, pematangan sel telur merupakan proses yang sangat teratur dan bergantung pada keseimbangan hormon serta kondisi tubuh wanita secara keseluruhan.
Peran Sel Telur dalam Proses Pembuahan
Sel telur memiliki peran yang sangat penting dalam proses terjadinya kehamilan. Setelah melalui tahap pematangan di ovarium, sel telur akan dilepaskan pada masa ovulasi dan bergerak menuju tuba falopi. Di sinilah pertemuan besar antara sel telur dan sperma bisa terjadi.
Saat hubungan seksual berlangsung, jutaan sperma masuk ke saluran reproduksi wanita, tetapi hanya satu sperma terbaik yang akan berhasil menembus dinding sel telur.
Begitu sperma berhasil membuahi sel telur, keduanya akan bergabung membentuk zigot, cikal bakal janin yang nantinya akan menempel di dinding rahim untuk berkembang menjadi embrio.
Namun, waktu yang dimiliki sel telur sangat terbatas. Setelah dilepaskan, sel telur hanya bisa bertahan hidup sekitar 12–24 jam, sehingga pembuahan harus terjadi dalam rentang waktu itu.
Jika tidak dibuahi, sel telur akan luruh bersama lapisan rahim saat menstruasi berikutnya. Oleh karena itu, fungsi sel telur wanita dalam pembuahan tidak hanya sebagai wadah genetik, tetapi juga sebagai penentu utama apakah proses kehamilan dapat terjadi atau tidak.
Dengan memahami kapan ovulasi terjadi dan bagaimana sel telur bekerja, wanita dapat lebih mudah mengenali masa subur dan meningkatkan peluang kehamilan secara alami.
Artikel Lainnya: Inilah Tanda-Tanda Ovulasi Berhasil, Peluang Hamil Meningkat!
Faktor yang Memengaruhi Kualitas Sel Telur
Kualitas sel telur merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan keberhasilan pembuahan dan kehamilan.
Tidak hanya jumlah sel telur yang penting, tetapi juga seberapa baik kondisinya untuk dibuahi dan berkembang menjadi embrio yang sehat. Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi kualitas sel telur wanita, di antaranya:
1. Usia
Salah satu faktor utama adalah usia wanita. Semakin bertambah usia, baik jumlah (cadangan ovarium) maupun kualitas sel telur, akan cenderung menurun. Pasalnya, risiko gangguan genetik pada sel telur umumnya meningkat setelah usia di atas 35 tahun.
Penurunan kualitas ini diantaranya disebabkan oleh kerusakan mitokondria, stres oksidatif, dan kegagalan pembelahan meiosis secara sempurna.
Dengan demikian, usia adalah faktor yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya namun sangat relevan dalam perencanaan kesuburan wanita.
Artikel Lainnya: Tips Meningkatkan Kesuburan di Usia 30-an agar Cepat Hamil
2. Gaya hidup
Meskipun usia adalah faktor besar, gaya hidup juga memiliki peran untuk menjaga kualitas sel telur agar tidak cepat menurun. Salah satu contohnya, merokok telah terbukti mempercepat penurunan jumlah dan kualitas sel telur.
Selain itu, berat badan yang sangat rendah atau sangat tinggi, pola makan kurang sehat, dan paparan toksin lingkungan juga dapat memengaruhi kualitas. Untuk itu, Mama perlu menerapkan gaya hidup sehat jika ingin menjaga kualitas sel telur.
3. Kondisi kesehatan
Kondisi medis seperti Endometriosis, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), riwayat operasi ovarium, kemoterapi, atau radiasi, dapat memengaruhi cadangan ovarium dan kualitas sel telur.
Selain itu, stres oksidatif dan lingkungan mikrofolikuler yang buruk juga bisa mengganggu pematangan sel telur dengan sempurna. Jadi, kondisi kesehatan secara keseluruhan tidak bisa diabaikan ketika membahas kualitas sel telur.
Masalah yang Sering Terjadi pada Sel Telur
Sayangnya, tidak semua sel telur yang diproduksi wanita memiliki kualitas baik atau siap untuk dibuahi.
Dalam beberapa kondisi, proses pematangan maupun pelepasan sel telur bisa terganggu, sehingga memengaruhi peluang kehamilan. Berikut beberapa masalah yang sering dialami oleh sel telur:
- Penurunan cadangan ovarium. Jumlah folikel atau sisa sel telur di ovarium menurun drastis seiring waktu.
- Sel telur yang dilepaskan tidak matang sempurna atau kualitasnya buruk, sehingga mengalami kelainan kromosom (aneuploidy) yang meningkatkan risiko keguguran.
- Gangguan ovulasi akibat folikel tidak berkembang atau hormon tidak bekerja dengan baik. Hal ini membuat ovulasi adalah proses yang gagal atau tidak terjadi secara reguler.
- Kondisi seperti endometriosis atau PCOS juga dapat mengganggu lingkungan ovarium dan mempengaruhi kualitas oosit. Semua masalah ini bisa menghambat proses pembuahan atau kehamilan yang sehat.
Kapan Diperlukan Pemeriksaan Cadangan Ovarium dan Kualitas Sel Telur?
Pemeriksaan cadangan ovarium dan kualitas sel telur bisa menjadi pertimbangan ketika ada kekhawatiran tentang kesuburan. Beberapa situasi ketika pemeriksaan ini dianjurkan yakni, wanita usia di atas 35 tahun yang mencoba hamil tanpa hasil selama 6 bulan.
Wanita yang memiliki riwayat massa ovarium, operasi ovarium, kemoterapi/radiasi, atau kondisi yang memengaruhi ovarium juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan.
Meskipun fungsi sel telur wanita terdengar seperti sesuatu yang bisa diabaikan, namun semakin dini diketahui, semakin baik dalam perencanaan kehamilan.
Artikel Lainnya: Ini 18 Makanan Promil yang Harus Dimakan Agar Cepat Hamil!
Jenis pemeriksaan kualitas sel telur
Pemeriksaan kualitas sel telur umumnya dilakukan untuk mengetahui kondisi cadangan ovarium dan kemampuan sel telur dalam proses pembuahan.
Beberapa jenis tes yang biasa digunakan antara lain pemeriksaan hormon AMH (Anti-Müllerian Hormone) yang menggambarkan jumlah cadangan sel telur di ovarium, serta pemeriksaan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan estradiol untuk menilai fungsi ovarium.
Selain itu, pemeriksaan USG transvaginal juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah folikel antral sebagai indikator cadangan ovarium.
Tes-tes ini membantu dokter memperkirakan kesuburan wanita dan menentukan langkah yang tepat dalam program kehamilan atau terapi hormon. Menjaga kualitas sel telur berarti menjaga peluang terbaik untuk memiliki kehamilan yang sehat.
Dengan memahami cara kerja tubuh, mengenali masa ovulasi, serta melakukan pemeriksaan cadangan ovarium bila diperlukan, setiap wanita bisa lebih bijak dalam merencanakan masa depan reproduksinya.
Untuk membantu langkah ini, Mama bisa download aplikasi hallobumil agar lebih mudah mendapatkan informasi, gabung ke komunitas hallobumil untuk berbagi pengalaman dengan sesama wanita yang sedang berjuang menuju kehamilan.
Mama juga bisa mengakseshealth tools Kalkulator Masa Subur guna memantau ovulasi secara akurat, atau ikuti event hallobumil guna menambah wawasan tentang kesehatan reproduksi dan kesuburan wanita.





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
