Imunisasi Tetanus pada Ibu Hamil: Manfaat, Jadwal, dan Efek Samping
:strip_icc():format(webp)/hb-article/uHbqc_McvupHU9G3pyqg7/original/efq8y872scx9sgpb6j0qnkmwfvzbcyrw.png)
Imunisasi tetanus pada ibu hamil merupakan langkah penting untuk melindungi Mama dan janin dari risiko infeksi tetanus yang berbahaya. Vaksin ini tidak hanya membantu mencegah tetanus pada Mama saat kehamilan dan persalinan, tetapi juga memberikan perlindungan pasif kepada janin hingga ia lahir.
Dengan jadwal pemberian yang tepat, manfaatnya bisa dirasakan hingga masa awal kehidupan Si Kecil. Agar Mama tahu pentingnya imunisasi tetanus saat hamil dan kapan waktu terbaiknya, langsung saja simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Artikel Lainnya: Vaksinasi Saat Hamil, Seberapa Aman untuk Dilakukan?
Apa Itu Suntik Tetanus (TT)?
Suntik tetanus (TT) adalah vaksin yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi tetanus, yaitu penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini biasanya masuk melalui luka terbuka dan mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan kekakuan otot parah, kejang, hingga gangguan pernapasan.
Tetanus tergolong berbahaya karena sulit diobati setelah gejalanya muncul, sehingga pencegahan lewat vaksin menjadi langkah paling efektif. Perlindungan dari vaksin ini tidak bersifat permanen, sehingga suntikan booster dianjurkan setiap 10 tahun atau lebih cepat jika ada risiko tinggi, seperti luka tusuk atau goresan dalam.
Jenis vaksin TT
Suntik tetanus tersedia dalam beberapa jenis kombinasi yang biasanya diberikan bersama vaksin lain, seperti difteri atau pertusis. Pemilihan jenis vaksin dan jadwal pemberiannya disesuaikan dengan usia, riwayat vaksinasi, serta kondisi kesehatan penerima, termasuk ibu hamil. Supaya lebih jelas, simak uraian berikut:
- DT
Vaksin DT adalah kombinasi vaksin difteri dan tetanus yang diberikan pada anak di bawah usia 7 tahun. Pemberiannya dilakukan lima kali, yaitu saat usia 2, 3, 4, 18 bulan, dan 5-7 tahun. Vaksin ini biasanya diberikan pada anak yang tidak dapat menerima vaksin pertusis karena alasan medis.
- DTaP
DTaP melindungi dari difteri, tetanus, dan pertussis (batuk rejan). Vaksin ini juga diberikan pada anak di bawah usia 7 tahun dengan jadwal yang sama seperti DT, yaitu lima kali dari usia 2 bulan hingga 5-7 tahun. Perlindungan DTaP lebih lengkap dibanding DT karena mencakup pertusis.
- Td
Vaksin Td melindungi dari tetanus dan difteri, tetapi tidak mencakup pertusis. Vaksin ini diberikan pada anak di atas 7 tahun, remaja, dan orang dewasa sebagai booster untuk menjaga kekebalan, biasanya setiap 10 tahun sekali. Td juga bisa diberikan lebih awal jika ada risiko tinggi terpapar tetanus.
- TdaP
TdaP melindungi dari tetanus, difteri, dan pertussis, dan biasanya diberikan pada remaja, orang dewasa, serta ibu hamil di trimester ketiga. Pada ibu hamil, TdaP membantu memberikan perlindungan pasif kepada janin terhadap penyakit tetanus dan pertusis setelah lahir.
Bagaimana cara kerjanya?
Vaksin tetanus bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang mampu melawan racun tetanus. Dengan begitu, jika suatu saat tubuh terpapar bakteri Clostridium tetani, antibodi tersebut sudah siap bertindak sebelum racun menimbulkan gejala seperti kekakuan otot atau kejang.
Perlindungan dari vaksin ini tidak berlangsung seumur hidup, sehingga suntikan booster dianjurkan setiap 10 tahun sekali, atau lebih cepat jika terdapat risiko tinggi, misalnya setelah mengalami luka tusuk atau goresan yang dalam. Pemberian vaksin sesuai jadwal sangat penting untuk menjaga kekebalan tetap optimal dan mengurangi risiko tetanus secara signifikan.
Artikel Lainnya: Panduan Imunisasi Bayi: Jadwal, Jenis, dan Manfaatnya
Mengapa Ibu Hamil Perlu Suntik Tetanus?
Vaksin TT untuk ibu hamil memiliki peran penting dalam melindungi kesehatan Mama dan Si Kecil dari risiko infeksi tetanus yang berbahaya. Tetanus pada ibu hamil bisa terjadi jika bakteri Clostridium tetani masuk melalui luka, termasuk pada saluran genital saat persalinan yang tidak higienis.
Pada bayi baru lahir, bakteri ini dapat masuk melalui tali pusat yang baru dipotong dan diikat, sehingga menyebabkan tetanus neonatorum, yaitu kondisi yang sangat berisiko tinggi menyebabkan kematian.
Pentingnya vaksin tetanus untuk kehamilan tidak hanya terletak pada perlindungan dari infeksi selama kehamilan dan persalinan, tetapi juga dalam membentuk antibodi yang akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Antibodi ini akan melindungi bayi di bulan-bulan pertama kehidupannya, saat sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna.
Vaksin tetanus mencegah produksi racun berbahaya bernama tetanospasmin yang dapat memicu kekakuan otot parah, gangguan saraf otonom, bahkan kegagalan pernapasan. Karena penyakit ini sulit diobati jika gejala sudah muncul, pencegahan menjadi langkah paling efektif.
Lalu, bahayakah jika tidak suntik TT saat hamil? Ya, tidak mendapatkan vaksin TT meningkatkan risiko ibu dan bayi terkena tetanus, yang dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, ikuti jadwal vaksinasi yang disarankan tenaga medis untuk memastikan perlindungan maksimal bagi Mama dan buah hati.
Jadwal Suntik Tetanus untuk Ibu Hamil
Mengetahui jadwal suntik tetanus ibu hamil sangat penting agar perlindungan terhadap tetanus tercapai secara optimal. Pemberian vaksin TT pada waktu yang tepat membantu tubuh membentuk antibodi sebelum proses persalinan, sehingga risiko infeksi tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir dapat diminimalkan.
Kapan harus diberikan?
Banyak yang bertanya, suntik TT ibu hamil usia kandungan berapa sebaiknya dilakukan? Idealnya, vaksin TT diberikan sejak usia kehamilan trimester kedua, yaitu mulai minggu ke-13. Waktu ini dipilih karena kondisi janin sudah lebih stabil dan tubuh Mama memiliki cukup waktu untuk membentuk antibodi sebelum persalinan.
Jika sebelumnya Mama belum pernah mendapatkan vaksin TT atau status vaksinasinya tidak lengkap, tenaga medis akan menyusun jadwal agar setidaknya dua dosis utama diberikan sebelum hari perkiraan lahir. Pemberian pada waktu yang tepat memastikan antibodi tersalurkan ke janin, memberi perlindungan pada bulan-bulan awal kehidupannya.
Berapa kali suntikan dibutuhkan?
Berapa kali suntik TT untuk ibu hamil tergantung pada riwayat imunisasi sebelumnya. Secara umum, ada hingga 5 dosis vaksin TT untuk memberikan perlindungan jangka panjang bagi ibu hamil dan buah hati. Berikut ringkasannya:
- Dosis 1: Diberikan sedini mungkin saat hamil pertama atau segera jika belum pernah vaksin sebelumnya.
- Dosis 2: Minimal 4 minggu setelah dosis pertama.
- Dosis 3: Minimal 6 bulan setelah dosis kedua atau pada kehamilan berikutnya dengan perlindungan sekitar 5 tahun.
- Dosis 4: Satu tahun setelah dosis ketiga dengan perlindungan sekitar 10 tahun.
- Dosis 5: Satu tahun setelah dosis keempat dengan perlindungan jangka panjang.
Jika Mama sudah pernah mendapat 3 dosis dasar sebelumnya, biasanya hanya perlu 2 dosis saat hamil, yaitu dosis pertama dan kedua. Sementara itu, kalau Mama sudah menerima 4 dosis dengan jeda kurang dari 10 tahun umumnya tidak memerlukan booster.
Namun, jika jarak pemberian lebih dari 10 tahun, vaksin ulang sangat dianjurkan. Pemberian vaksin sesuai jadwal yang dianjurkan tenaga medis akan memberikan perlindungan maksimal, terutama menjelang persalinan, sehingga risiko tetanus pada Mama dan Si Kecil dapat diminimalkan secara signifikan.
Artikel Lainnya: Mama, Lakukan Vaksinasi Ini Sebelum Pergi Traveling
Efek Samping Suntik Tetanus pada Ibu Hamil
Secara umum, efek samping suntik tetanus pada ibu hamil tergolong ringan dan tidak membahayakan. Efek ini biasanya hilang dalam beberapa hari tanpa penanganan khusus. Beberapa reaksi yang sering muncul antara lain:
- Nyeri atau kemerahan pada area suntikan.
- Demam ringan.
- Sakit kepala.
- Mual atau muntah ringan.
Meski jarang, ada kemungkinan timbul efek samping yang lebih serius, seperti demam tinggi di atas 40°C, kejang, atau reaksi alergi parah (syok anafilaksis). Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.
Apakah Aman untuk Janin?
Berdasarkan penelitian medis, imunisasi tetanus pada ibu hamil sudah terbukti aman bagi janin. Kandungan vaksin tidak menyebabkan cacat lahir maupun gangguan perkembangan. Sebaliknya, imunisasi ini membantu membentuk antibodi pada tubuh Mama, yang kemudian akan diteruskan ke bayi untuk perlindungan dari tetanus hingga beberapa minggu setelah lahir.
Mitos bahwa suntik tetanus bisa membahayakan janin tidak memiliki dasar ilmiah. Justru, tidak mendapat perlindungan dari vaksin dapat meningkatkan risiko infeksi tetanus pada bayi baru lahir, yang berpotensi fatal.
Artikel Lainnya: Pentingnya Vaksinasi Varicella dalam Program Hamil
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun vaksin TT untuk ibu hamil tergolong aman dan jarang menimbulkan efek samping serius, setiap tubuh bisa bereaksi berbeda terhadap vaksin. Mengenali tanda-tanda ini penting agar Mama bisa mendapatkan penanganan cepat dan tepat. Segera hubungi tenaga medis jika setelah suntik tetanus Mama mengalami:
- Demam tinggi (lebih dari 40°C).
- Kejang.
- Sesak napas atau bengkak di wajah dan tenggorokan.
- Ruam gatal menyeluruh.
- Reaksi alergi berat lainnya.
Selain itu, sebelum melakukan vaksinasi, penting bagi Mama untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika memiliki riwayat alergi terhadap komponen vaksin atau pernah mengalami reaksi berat pada vaksinasi sebelumnya. Dengan begitu, jadwal dan dosis dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan Mama.
Suntik tetanus (TT) adalah salah satu imunisasi yang direkomendasikan selama kehamilan untuk melindungi Mama dan bayi dari risiko infeksi tetanus, terutama saat proses persalinan dan masa awal kelahiran. Imunisasi tetanus pada ibu hamil juga aman, dengan efek samping yang umumnya ringan dan sementara.
Ayo, gabung dengan komunitas Hallobumil dan unduh aplikasinya sekarang untuk dapat lebih banyak informasi seputar kehamilan. Coba juga health tools HPL dari HalloBumil yang gratis dan mudah digunakan untuk tahu perkiraan tanggal lahir! Mama juga bisa bertukar cerita, dapat berbagai tips bermanfaat, hingga ikut event Hallobumil yang seru bersama ribuan Mama lainnya!