Haid Berkepanjangan: Penyebab, Risiko, & Cara Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/0zUDUcltVA4ILWAVReIm6/original/7927998595cc01bc6781f82.64018995.jpg)
Haid atau menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada wanita setiap bulan, di mana lapisan dinding rahim (endometrium) meluruh dan dikeluarkan melalui vagina bersama darah dan jaringan.
Tidak sedikit wanita yang mengalami menstruasi lebih lama dari biasanya, dengan darah yang keluar deras hingga mengganggu aktivitas harian. Jika ini terjadi, kondisi tersebut bukanlah hal normal, melainkan dikenal sebagai haid berkepanjangan atau menorrhagia. Lantas, adakah risiko dari haid berkepanjangan? Mari cari tahu jawabannya di sini!
Artikel Lainnya: Siklus Menstruasi yang Sehat
Apa Itu Haid Berkepanjangan (Menorrhagia)?
Haid berkepanjangan atau menorrhagia adalah kondisi ketika darah haid tidak berhenti dalam waktu yang wajar atau jumlah perdarahan melebihi ambang normal. Secara praktis, menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau kehilangan darah lebih dari sekitar 80 mililiter tiap siklus dianggap sebagai menorrhagia.
Kadang-kadang orang juga menggunakan istilah haid tidak berhenti atau haid berkepanjangan untuk menggambarkan kondisi ini. Perdarahan menstruasi yang berat atau lama juga merupakan salah satu bentuk abnormal uterine bleeding (AUB).
Menorrhagia bukanlah fase menstruasi biasa karena ini adalah indikasi bahwa ada ketidakseimbangan atau kelainan yang memicu perdarahan yang lebih panjang atau lebih deras dari seharusnya.
Penyebab Umum Haid Berkepanjangan
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab haid lama atau darah haid banyak dan lama. Berikut beberapa penyebab haid berkepanjangan yang cukup umum:
1. Ketidakseimbangan hormon
Salah satu penyebab haid berkepanjangan adalah gangguan hormon haid yang membuat siklus menstruasi tidak teratur dan perdarahan lebih deras. Siklus menstruasi dikendalikan oleh hormon seperti estrogen dan progesteron. Jika keseimbangan antara hormon tersebut terganggu, lapisan rahim bisa tumbuh terlalu tebal, sehingga ketika meluruh, perdarahannya bisa lebih lama atau intens.
Misalnya, ketika ovulasi gagal (anovulasi), produksi progesteron tidak optimal, sehingga pengaruh estrogen tidak terkendali dan menyebabkan perdarahan lebih berat atau lebih lama. Faktor lain seperti obesitas, resistensi insulin, dan gangguan tiroid juga bisa memicu gangguan hormon yang berpengaruh terhadap siklus haid.
2. Mioma rahim dan polip rahim
Mioma rahim atau fibroid (tumor jinak di jaringan otot rahim) sering dikaitkan dengan perdarahan menstruasi yang berat atau lama, ini merupakan gejala mioma rahim. Fibroid bisa memicu perdarahan berlebih karena meningkatkan vaskularisasi (jumlah pembuluh darah) di rahim atau memicu iritasi lapisan rahim.
Polip rahim adalah pertumbuhan kecil pada dinding dalam rahim yang bisa menyebabkan perdarahan tidak teratur atau pendarahan tambahan. Kedua kondisi struktural ini termasuk penyebab haid berkepanjangan yang tergolong “struktur” dibanding penyebab hormonal.
3. Adenomyosis
Adenomyosis terjadi ketika jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh ke dalam otot rahim (miometrium). Saat haid, jaringan ini juga meluruh, sehingga memperpanjang perdarahan dan menimbulkan rasa nyeri serta volume darah yang lebih banyak. Pada kasus adenomyosis, seringkali rahim terasa membesar atau kaku dan wanita merasakan kram yang hebat.
4. Alat kontrasepsi (IUD)
Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), terutama jenis nonhormonal, bisa menjadi pemicu haid berkepanjangan atau perdarahan yang lebih banyak sebagai efek sampingnya. Namun, ada juga IUD yang mengandung hormon (levonorgestrel) yang justru digunakan untuk meredakan perdarahan berat, karena hormon progestin dapat menipiskan dinding rahim.
5. Komplikasi kehamilan (keguguran)
Pada awal kehamilan yang tidak berkembang (keguguran saat hamil), seorang wanita bisa mengalami pendarahan berkepanjangan atau perdarahan yang lebih berat dari haid biasa. Selain itu, posisi plasenta yang abnormal, misalnya plasenta previa juga bisa menyebabkan perdarahan luar biasa selama kehamilan.
6. Gangguan pembekuan darah
Beberapa gangguan bawaan atau kondisi medis yang mempengaruhi proses pembekuan darah, misalnya penyakit von Willebrand dapat membuat perdarahan haid menjadi sangat berat dan lama. Ketika darah tidak mudah membeku, tubuh kesulitan menghentikan perdarahan secara efisien, sehingga “haid tidak berhenti” bisa terjadi.
7. Masalah tiroid
Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) atau terlalu aktif (hipertiroidisme) bisa memengaruhi metabolisme hormon reproduksi dan mengganggu regulasi siklus haid, termasuk menyebabkan perdarahan lama atau berat.
Artikel Lainnya: Penyebab Perdarahan pada Kehamilan Muda
Gejala dan Tanda yang Menyertai Haid Berkepanjangan
Saat mengalami haid berkepanjangan, tanda-tandanya tidak hanya berupa darah haid banyak dan lama, tetapi juga sering disertai keluhan lain yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
- Mengganti pembalut atau tampon setiap 1 jam atau lebih sering selama beberapa jam berturut-turut.
- Harus menggunakan dua jenis proteksi menstruasi, misalnya tampon dan pembalut untuk mencegah bocor.
- Perdarahan selama lebih dari 7 hari.
- Mengganti pembalut atau tampon di malam hari.
- Mengeluarkan gumpalan darah besar, lebih dari ukuran koin.
- Terbatasnya aktivitas sehari-hari karena aliran darah yang berat atau rasa khawatir bocor.
- Rasa lemah, mudah lelah, serta sesak napas, yang merupakan gejala anemia dari kehilangan darah berlebih.
Gejala tersebut kadang-kadang bisa disertai nyeri panggul atau kram hebat, terutama jika penyebabnya berkaitan dengan mioma atau adenomyosis.
Risiko Kesehatan Jika Haid Berkepanjangan Tidak Ditangani
Jika menorrhagia dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, beberapa risiko kesehatan bisa muncul, antara lain:
- Anemia defisiensi besi: Kehilangan darah yang terus-menerus bisa menguras simpanan zat besi tubuh dan menyebabkan anemia. Anemia dapat menimbulkan gejala seperti pucat, lemas, pusing, dan gangguan konsentrasi.
- Gangguan kualitas hidup: Perdarahan yang berat bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, hubungan sosial, dan kesehatan mental. Wanita bisa merasa cemas, stres, atau kehilangan energi.
- Komplikasi dari penyebab dasar: Bila penyebabnya adalah mioma, adenomyosis, atau polip, jika tidak ditangani, tumor bisa tumbuh membesar dan menyebabkan komplikasi seperti tekanan pada organ sekitarnya atau infertilitas.
- Risiko operasi atau intervensi yang lebih besar: Jika kondisi berkembang dan tidak ditangani sejak dini, mungkin diperlukan prosedur bedah yang lebih ekstensif seperti histerektomi (pengangkatan rahim) dengan risiko dan dampak yang lebih tinggi.
- Dampak pada kesuburan: Beberapa penyebab menorrhagia bisa berkontribusi pada kesulitan hamil jika pengobatan terlambat dilakukan.
Oleh sebab itu, mengenali gejala haid berkepanjangan dan segera berkonsultasi ke dokter sangat penting.
Artikel Lainnya: Nyeri Haid Berlebihan, Waspada Masalah Kandungan!
Cara Mengatasi Menstruasi Berkepanjangan
Mengalami haid berkepanjangan tentu membuat banyak wanita merasa lelah, khawatir, bahkan terganggu aktivitas sehari-harinya. Untungnya, kondisi ini bisa ditangani dengan berbagai cara, tergantung pada penyebab haid lama, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan masing-masing.
Pemberian obat-obatan
Langkah pertama yang biasanya diberikan adalah obat untuk mengurangi volume perdarahan. Beberapa di antaranya:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi darah haid banyak dan lama sekaligus meredakan nyeri haid.
- Asam traneksamat bekerja dengan memperlambat proses penguraian bekuan darah sehingga perdarahan berkurang.
- Obat hormonal berbasis progesteron atau pil kontrasepsi kombinasi dapat membantu menyeimbangkan hormon dan menstabilkan siklus menstruasi.
Obat-obatan ini efektif untuk sebagian besar kasus, terutama bila penyebabnya adalah gangguan hormon haid.
Terapi hormonal
Jika obat biasa belum cukup efektif, dokter mungkin akan menyarankan terapi hormonal. Salah satu yang paling populer adalah IUD yang mengandung hormon levonorgestrel.
Alat ini dapat menipiskan lapisan rahim dan terbukti mampu mengurangi perdarahan hingga hampir berhenti sama sekali. Selain itu, terapi lain seperti suntikan hormon atau obat agonis GnRH juga bisa digunakan, meski biasanya hanya dalam jangka pendek.
Terapi hormonal sangat membantu bagi wanita dengan perdarahan akibat ketidakseimbangan hormon, namun perlu pertimbangan lebih lanjut bila pasien memiliki kondisi tertentu seperti masalah tiroid atau berencana hamil.
Prosedur medis (jika diperlukan)
Pada kasus yang lebih serius, terutama bila perdarahan disebabkan oleh gejala mioma rahim, polip, atau adenomyosis, dokter mungkin merekomendasikan prosedur medis. Beberapa pilihannya antara lain:
- Kuretase (D&C): Membersihkan dinding rahim untuk menghentikan perdarahan sementara.
- Histeroskopi: Digunakan untuk mengangkat polip atau mioma kecil di dalam rahim.
- Ablasi endometrium: Menghancurkan lapisan rahim agar perdarahan sangat berkurang.
- Miomektomi: Operasi pengangkatan mioma rahim, cocok bagi wanita yang masih ingin hamil.
- Histerektomi: Operasi pengangkatan rahim, biasanya menjadi pilihan terakhir jika perdarahan tidak terkendali dan pasien tidak berencana hamil lagi.
Setiap prosedur memiliki risiko dan manfaat, sehingga diskusi dengan dokter sangat penting sebelum mengambil keputusan. Jangan biarkan haid berkepanjangan mengganggu kesehatan dan aktivitas. Yuk, bergabung dengan grup HalloBumil di WhatsApp, supaya bisa berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari para Mama lainnya.
Selain itu, juga bisa download aplikasi HalloBumil untuk memantau siklus haid, mencatat gejala, mengakses artikel kesehatan terpercaya seputar menstruasi maupun program hamil, hingga menghitung masa subur. Jangan lupa untuk ikut acara online HalloBumil untuk menambah pengetahuan seputar kesehatan. Cek eventnya sekarang juga!
assalamu'alaikum. mima saya mau tanyak saya lg menstruas tampilkan selengkapnya
- 0

:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
haid nya 11 hari , Darah nya gak keluar , cuman kluar fle tampilkan selengkapnya
Hai Mama, hal ini bisa disebabkan oleh kehamilan karena flek tersebut merupakan flek implantasi. Selain itu juga bisa disebabkan karena penurunan berat badan drastis atau gangguan pola makan ya Mama :) ^aw