Artikel/Pra Kehamilan/Evaluasi Hasil Kesuburan

Evaluasi Hasil Kesuburan

Diterbitkan pada 16 Mei 2025
Kenali cara evaluasi kesuburan Mama dan pasangan. Temukan jenis tes, hasil normal, dan solusi bila ada gangguan untuk bantu rencana program hamil.
evaluasi-hasil-kesuburan

Ditulis oleh: Redaksi Hallobumil

Kehamilan adalah momen yang dinanti oleh banyak pasangan. Namun, bagi sebagian Mama dan Papa, proses mendapatkan garis dua tidak selalu mudah. Salah satu langkah penting dalam program hamil adalah melakukan evaluasi kesuburan. Lewat evaluasi ini, Mama dan Papa bisa tahu kondisi tubuh masing-masing, serta mendapatkan gambaran jelas mengenai peluang kehamilan.

Kenapa Evaluasi Kesuburan Itu Penting?

Evaluasi kesuburan bukan hanya dilakukan saat Mama merasa kesulitan hamil. Ini juga penting sebagai langkah preventif, terutama jika Mama atau Papa memiliki riwayat medis tertentu. Dengan mengetahui lebih awal, Mama bisa mengambil tindakan yang tepat, baik itu melalui pola hidup sehat, terapi hormon, atau perawatan kesuburan lainnya.

Secara medis, pasangan disarankan mulai melakukan evaluasi kesuburan jika sudah berhubungan secara rutin tanpa alat kontrasepsi selama 12 bulan (untuk usia di bawah 35 tahun) atau 6 bulan (untuk usia di atas 35 tahun) namun belum berhasil hamil.

Apa Saja yang Dicek dalam Evaluasi Kesuburan?

Evaluasi kesuburan melibatkan pemeriksaan kesuburan pria dan wanita. Pemeriksaan ini meliputi:

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah adalah langkah awal dalam evaluasi kesuburan. Tes ini membantu melihat kondisi umum tubuh Mama dan Papa, seperti:

  • Jumlah sel darah merah dan putih.
  • Kadar gula darah dan fungsi tiroid.
  • Adanya infeksi tersembunyi.

Hasil tes darah ini bisa memberi gambaran apakah Mama dan Papa memiliki kondisi kesehatan tertentu yang bisa memengaruhi peluang hamil, seperti diabetes, gangguan tiroid, atau infeksi menular seksual (IMS).

2. Pemeriksaan hormon reproduksi

Hormon punya peran penting dalam sistem reproduksi. Jika ada ketidakseimbangan, proses ovulasi bisa terganggu. Kadar hormon ini sangat menentukan siklus menstruasi dan kemampuan tubuh Mama untuk ovulasi. Pemeriksaan hormon biasanya dilakukan di awal siklus haid, dan meliputi:

  • FSH (Follicle Stimulating Hormone): Menunjukkan cadangan sel telur Mama.
  • LH (Luteinizing Hormone): Mengatur proses ovulasi.
  • Estradiol (Estrogen): Mempengaruhi kesiapan rahim untuk kehamilan.
  • Progesteron: Diperiksa di fase luteal (setelah ovulasi), untuk memastikan Mama berovulasi.
  • AMH (Anti-Müllerian Hormone): Menggambarkan jumlah sel telur yang tersisa.
  • Prolaktin: Hormon menyusui yang jika terlalu tinggi bisa menghambat ovulasi.
  • TSH (Thyroid Stimulating Hormone): Hormon tiroid yang berkaitan erat dengan siklus haid dan ovulasi.

3. Pemeriksaan ovulasi

Tes ini melihat apakah Mama mengalami ovulasi secara rutin. karena tanpa ovulasi, pembuahan tidak bisa terjadi. Tes ovulasi atau Metode yang digunakan antara lain:

  • Tes progesteron darah di hari ke-21 siklus haid. Kadar progesteron yang tinggi menandakan ovulasi terjadi.
  • Alat prediksi ovulasi (OPK), yang mendeteksi lonjakan LH sebelum ovulasi.
  • Pemantauan suhu tubuh basal, yaitu suhu tubuh Mama di pagi hari yang bisa sedikit naik setelah ovulasi.
  • USG serial, untuk memantau perkembangan folikel dan pelepasan sel telur secara langsung.

Artikel lainnya: Penyebab Hasil Tes Ovulasi Terus-Terusan Garis 2 Samar

4. Pemeriksaan USG transvaginal

USG ini dilakukan untuk melihat kondisi rahim dan indung telur dengan memasukkan alat USG kecil ke dalam vagina Mama. Tujuannya adalah melihat kondisi organ reproduksi bagian dalam seperti:

  • Rahim: Apakah ada polip, miom, atau bentuk rahim tidak normal.
  • Indung telur (ovarium): Mengecek jumlah dan ukuran folikel, serta melihat tanda-tanda PCOS.
  • Endometrium: Menilai ketebalan dinding rahim yang ideal untuk implantasi.

USG ini tidak nyeri dan sangat penting untuk menilai kesiapan sistem reproduksi Mama untuk kehamilan.

5. HSG (Histerosalpingografi)

Ini adalah pemeriksaan untuk mengetahui apakah saluran tuba Mama tersumbat atau tidak. Tuba falopi yang tersumbat bisa menghambat pertemuan sperma dan sel telur. Prosedurnya

  • Mama akan disuntikkan cairan kontras ke dalam rahim melalui leher rahim.
  • Dokter akan melihat aliran cairan melalui sinar X-ray.

Kalau cairan bisa mengalir dengan lancar ke kedua tuba, itu artinya saluran Mama terbuka. Tapi kalau tidak, bisa jadi ada sumbatan yang perlu ditangani.

6. Histeroskopi

Histeroskopi dilakukan jika dokter mencurigai adanya kelainan di dalam rongga rahim, seperti:

  • Polip
  • Miom submukosa
  • Adhesi (perlengketan) di rahim
  • Kelainan bentuk rahim

Dengan alat bernama histeroskop (tabung kecil berkamera), dokter bisa melihat langsung kondisi rahim dari dalam dan kadang langsung melakukan tindakan kecil untuk memperbaiki masalah tersebut. Prosedurnya minimal invasif dan bisa dilakukan rawat jalan.

7. Laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur bedah kecil untuk melihat organ reproduksi Mama dari luar rahim, seperti:

  • Permukaan rahim
  • Tuba falopi
  • Ovarium
  • Kondisi sekitar panggul

Prosedur ini sangat bermanfaat jika dokter mencurigai endometriosis, adhesi panggul, atau gangguan struktural lain yang tidak bisa terlihat dari USG biasa. Lewat sayatan kecil di perut, dokter akan memasukkan kamera dan alat bedah mini untuk diagnosis dan pengobatan sekaligus.

8. Analisis sperma

Kesuburan bukan hanya soal Mama ya, Papa juga perlu diperiksa. Analisis sperma dilakukan untuk mengevaluasi:

  • Jumlah sperma (konsentrasi)
  • Bentuk sperma (morfologi)
  • Gerakan sperma (motilitas)
  • Volume dan pH air mani
  • Jumlah sel darah putih dalam sperma (indikasi infeksi)

Sperma yang sehat punya peran besar dalam keberhasilan pembuahan. Jika hasilnya tidak ideal, dokter bisa menyarankan perubahan gaya hidup, suplemen, atau prosedur lanjutan seperti inseminasi atau IVF.

9. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah langkah awal sebelum melakukan tes laboratorium. Meskipun terlihat sederhana, pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda awal gangguan kesuburan. Pada Mama, dokter akan memeriksa:

  • Berat dan tinggi badan (IMT): Berat badan terlalu rendah atau berlebih bisa mengganggu ovulasi.
  • Tanda-tanda klinis PCOS: Jerawat berlebih, pertumbuhan rambut kasar, atau siklus haid yang tidak teratur.
  • Pemeriksaan panggul: Melihat kondisi leher rahim, ukuran rahim, atau jika ada nyeri yang mengarah ke endometriosis.

Sementara pada Papa, dokter akan mengecek:

  • Ukuran dan bentuk testis
  • Adanya varikokel (pembesaran pembuluh darah di skrotum)
  • Tanda-tanda gangguan hormon, seperti ginekomastia (pembesaran payudara)

Pemeriksaan ini menjadi dasar penting dalam menentukan tes lanjutan yang perlu dilakukan.

10. Pencitraan

Selain USG transvaginal, ada beberapa pemeriksaan pencitraan tambahan yang bisa dilakukan tergantung hasil evaluasi sebelumnya. Pencitraan membantu dokter melihat anatomi organ reproduksi secara lebih detail. Contohnya:

  • MRI panggul untuk melihat kondisi rahim dan jaringan sekitarnya, terutama jika dicurigai ada adenomiosis atau miom dalam ukuran besar.
  • USG Doppler testis pada Papa membantu mendeteksi varikokel atau sumbatan di saluran sperma.
  • Sonohisterografi (saline infusion sonography) sejenis USG dengan cairan garam steril yang dimasukkan ke rahim untuk menilai bentuk dan dinding rahim lebih jelas.

Pemeriksaan pencitraan ini sifatnya penunjang, dan biasanya disarankan kalau hasil USG biasa belum memberikan informasi yang cukup.

11. Pemeriksaan genetik

Jika pasangan sudah mencoba hamil dalam waktu lama tanpa hasil, atau ada riwayat keguguran berulang, dokter bisa menyarankan pemeriksaan genetik. Tujuannya:

  • Mengetahui apakah ada kelainan kromosom yang bisa memengaruhi kesuburan atau kehamilan.
  • Mendeteksi mutasi genetik tertentu yang bisa diwariskan ke anak (misalnya thalassemia).
  • Menilai kecocokan genetik antara Mama dan Papa untuk risiko penyakit keturunan.

Contoh pemeriksaan yang bisa dilakukan:

  • Karyotyping analisis jumlah dan bentuk kromosom.
  • Tes genetik carrier screening untuk mengecek pembawa gen penyakit tertentu.
  • Tes kromosom pada sperma atau sel telur jika prosedur bayi tabung direncanakan.

Pemeriksaan ini sangat penting jika ada faktor risiko dari keluarga atau hasil evaluasi sebelumnya mengarah ke masalah genetik.

Tanda-Tanda Mama Perlu Evaluasi Kesuburan

Beberapa tanda berikut bisa menjadi sinyal bahwa Mama perlu mempertimbangkan evaluasi kesuburan lebih awal:

  • Siklus haid tidak teratur atau jarang menstruasi.
  • Nyeri hebat saat haid.
  • Riwayat PCOS, endometriosis, atau infeksi panggul.
  • Pernah mengalami keguguran berulang.
  • Usia Mama di atas 35 tahun dan belum hamil setelah 6 bulan mencoba.

Artikel lainnya: Susah Hamil Padahal Haid Lancar? Cari Jawabannya, yuk!

Hasil Evaluasi Kesuburan dan Artinya

Setelah melakukan serangkaian tes, dokter akan menyampaikan hasilnya. Jika ada masalah, dokter akan menjelaskan penyebab dan langkah penanganannya, seperti:

  • Gangguan ovulasi: Bisa diatasi dengan obat penyubur atau terapi hormon.
  • Tuba falopi tersumbat: Mungkin memerlukan tindakan pembedahan atau program bayi tabung.
  • Kualitas sperma rendah: Bisa dibantu dengan suplemen, gaya hidup sehat, atau inseminasi.

Mama tidak perlu khawatir. Banyak pasangan yang berhasil hamil setelah mengetahui penyebabnya lewat evaluasi kesuburan dan menjalani program kehamilan yang sesuai.

Manfaat Menggunakan Aplikasi Kehamilan dalam Program Hamil

Dalam perjalanan merencanakan kehamilan, teknologi bisa menjadi sahabat terbaik Mama. Aplikasi kehamilan seperti Hallobumil memudahkan Mama dalam:

  • Mencatat siklus haid dan menghitung masa subur.
  • Memantau hasil tes laboratorium.
  • Mencatat gejala ovulasi dan perubahan tubuh.
  • Mendapat pengingat untuk kontrol dokter atau minum obat.
  • Terhubung dengan komunitas Mama lainnya yang sedang menjalani program hamil.

Dengan fitur kalender ovulasi dan artikel edukatif di aplikasi Hallobumil, Mama jadi lebih paham apa yang sedang terjadi pada tubuh dan tahu langkah apa yang perlu dilakukan selanjutnya.

Tips Menjalani Evaluasi Kesuburan dengan Tenang

  • Datang bersama pasangan: evaluasi kesuburan adalah tanggung jawab bersama.
  • Catat siklus haid Mama: informasi ini membantu dokter menganalisis kondisi kesuburan.
  • Sampaikan riwayat medis secara lengkap: termasuk penggunaan kontrasepsi sebelumnya, riwayat keguguran, dan kondisi kesehatan lainnya.
  • Persiapkan mental: hasil evaluasi bisa beragam. Dukungan pasangan sangat penting dalam proses ini.

Artikel lainnya: Ingin Cepat Hamil? Konsumsi 7 Makanan Kaya Zat Besi Ini!

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Kalau Mama dan Papa sudah mencoba hamil selama beberapa bulan tapi belum berhasil, tidak ada salahnya untuk memulai evaluasi. Semakin cepat diketahui masalahnya, semakin cepat juga solusinya ditemukan.

Yuk Ma, gabung ke grup WhatsApp Hallobumil untuk program kehamilan Mama. Dapatkan dukungan, info, dan teman curhat yang siap menemani perjalanan Mama. Ikuti berbagai event seru dan bermanfaat dari Hallobumil, mulai dari kelas online, webinar hingga kegiatan offline untuk Mama dan keluarga. Cek jadwalnya di sini, ya. Pantau kehamilan Mama lebih praktis dan tenang dengan aplikasi Hallobumil. Yuk, download sekarang di Play Store dan App Store, rasakan manfaatnya setiap hari

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
2
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image