Sudah Seks di Masa Subur, Kenapa Belum Hamil?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/GjjRjUM13jVLhFEFtZNWN/original/809shutterstock2127825104.jpg)
Direview oleh: dr. Vita
Mama mungkin merasa bingung dan khawatir ketika sudah berhubungan intim di masa subur, tetapi belum juga hamil. Padahal, masa subur sering disebut sebagai waktu terbaik untuk pembuahan. Namun, kenyataannya, kehamilan tidak selalu terjadi meskipun hubungan intim dilakukan pada waktu yang tepat. Yuk, kita bahas bersama alasan medisnya di balik hal ini dan langkah-langkah yang bisa Mama dan Papa lakukan.
Artikel lainnya: Kalau Lagi Masa Subur, Baiknya Berapa Kali ya Berhubungan?
Mengapa Seks di Masa Subur Tak Selalu Berujung Kehamilan?
Masa subur adalah periode ketika sel telur dilepaskan dari ovarium dan siap dibuahi oleh sperma. Sel telur hanya bertahan selama 12–24 jam setelah ovulasi, sementara sperma bisa hidup hingga 5 hari di dalam tubuh wanita. Oleh karena itu, waktu berhubungan intim sangat penting untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Namun, meskipun sudah berhubungan di masa subur, peluang hamil tidak selalu 100%. Beberapa faktor medis dan gaya hidup dapat memengaruhi keberhasilan pembuahan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kehamilan
1. Perhitungan masa subur kurang akurat
Menghitung masa subur secara manual atau menggunakan aplikasi bisa membantu, tetapi tidak selalu akurat, terutama jika siklus menstruasi Mama tidak teratur. Kesalahan dalam menentukan waktu ovulasi dapat menyebabkan hubungan intim dilakukan di luar masa subur, sehingga peluang kehamilan menurun.
2. Kualitas sperma dan sel telur
Keberhasilan pembuahan sangat bergantung pada kualitas sperma dan sel telur. Sperma dengan jumlah, bentuk, dan pergerakan yang baik lebih mampu membuahi sel telur. Begitu pula, sel telur yang sehat lebih mudah dibuahi. Faktor-faktor seperti usia, gaya hidup, dan kesehatan reproduksi dapat memengaruhi kualitas ini.
3. Gangguan ovulasi
Beberapa wanita mengalami gangguan ovulasi, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan hormonal lainnya, yang menyebabkan ovulasi tidak terjadi secara teratur. Tanpa ovulasi, tidak ada sel telur yang dapat dibuahi, sehingga kehamilan tidak mungkin terjadi.
4. Masalah pada organ reproduksi
Kondisi medis seperti endometriosis, tuba falopi tersumbat, atau kelainan rahim dapat menghambat pertemuan sperma dan sel telur atau implantasi embrio, sehingga mengurangi peluang kehamilan.
5. Masalah hormonal
Ketidakseimbangan hormon, baik pada pria maupun wanita, dapat memengaruhi kesuburan. Misalnya, kadar hormon tiroid yang tidak normal dapat mengganggu ovulasi dan produksi sperma.
6. Stres dan gaya hidup
Stres berlebihan, kurang tidur, merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan yang tidak sehat dapat memengaruhi kesuburan. Stres, khususnya, dapat mengganggu keseimbangan hormon yang penting untuk ovulasi dan pembuahan.
7. Pakai produk pembersih vagina
Beberapa produk pembersih vagina yang bersifat antiseptik atau mengandung bahan kimia tertentu dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina dan membunuh bakteri baik (flora normal) yang sebenarnya berperan dalam menjaga kesehatan organ intim.
Ketidakseimbangan pH ini bisa memengaruhi kualitas lendir serviks, yang penting untuk membantu sperma bertahan hidup dan bergerak menuju sel telur. Selain itu, membersihkan vagina secara berlebihan, terutama dengan metode douching (semprotan ke dalam), justru bisa memperbesar risiko infeksi dan menurunkan peluang kehamilan.
8. Sisa efek KB
Meskipun sudah berhenti menggunakan alat kontrasepsi, beberapa metode KB seperti suntik atau pil hormonal bisa meninggalkan efek sementara yang memengaruhi kesuburan. Misalnya, suntik KB bisa menyebabkan penundaan kembalinya ovulasi hingga beberapa bulan setelah penghentian.
Pada sebagian wanita, butuh waktu beberapa siklus menstruasi agar hormon kembali seimbang dan ovulasi terjadi secara teratur. Jadi, jika Mama baru saja berhenti KB dan belum juga hamil, bisa jadi tubuh masih dalam proses menyesuaikan diri.
Artikel lainnya: Ciri Tubuh Wanita Subur Penanda Peluang Hamil Tinggi
Berapa Lama Normalnya Menunggu Kehamilan?
Menurut para ahli, pasangan yang berhubungan intim secara teratur tanpa kontrasepsi biasanya membutuhkan waktu hingga satu tahun untuk hamil. Jika setelah satu tahun belum juga hamil, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kesuburan untuk evaluasi lebih lanjut.
Langkah-Langkah yang Bisa Mama Lakukan
1. Mencatat siklus ovulasi
Gunakan aplikasi kehamilan seperti Hallobumil untuk membantu mencatat siklus menstruasi dan memperkirakan masa subur dengan health tools hitung masa subur. Aplikasi ini juga menyediakan informasi dan tips seputar kehamilan yang bermanfaat.
2. Menjalani gaya hidup sehat
Mengadopsi gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, menghindari stres, serta menghindari rokok dan alkohol dapat meningkatkan kesuburan.
3. Pemeriksaan kesuburan
Jika setelah beberapa bulan berusaha belum juga hamil, pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan. Pemeriksaan ini meliputi analisis sperma untuk pria dan evaluasi ovulasi serta kondisi rahim dan tuba falopi untuk wanita.
4. Konsultasi dengan dokter spesialis kesuburan
Dokter spesialis kesuburan dapat membantu menentukan penyebab kesulitan hamil dan merekomendasikan pengobatan atau prosedur yang sesuai, seperti stimulasi ovulasi atau inseminasi intrauterin (IUI).
Artikel lainnya: Penyebab Hasil Tes Ovulasi Terus-Terusan Garis 2 Samar
Peran Aplikasi Kehamilan dan Komunitas dalam Perjalanan Program Hamil
Menggunakan aplikasi kehamilan seperti Hallobumil dapat membantu Mama memantau siklus menstruasi, masa subur, dan perkembangan kehamilan. Selain itu, bergabung dengan komunitas atau grup WhatsApp yang sesuai dengan tahap kehamilan atau program hamil dapat memberikan dukungan emosional dan informasi yang bermanfaat dari sesama Mama di sini.
Ikuti juga berbagai event menarik dari Hallobumil, baik online maupun offline. Ada sesi edukatif langsung dari dokter dan ahli yang siap bantu Mama lebih paham seputar kehamilan. Cek di halaman event Hallobumil.
Semoga informasi ini membantu Mama dalam memahami alasan di balik belum terjadinya kehamilan meskipun sudah berhubungan di masa subur. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dan terus semangat dalam menjalani program hamil ya Ma!