Artikel/Pasca Kehamilan/Turun Peranakan Penyebab Gejala Dan Cara Mengatasinya

Turun Peranakan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Athika Rahma | Diterbitkan pada 04 Agustus 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Turun peranakan bisa terjadi saat otot panggul melemah, terutama setelah Mama melahirkan. Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya agar kesehatan organ reproduksi Mama tetap terjaga.
turun-peranakan-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasinya

Turun peranakan atau dalam istilah medis disebut prolaps uteri adalah kondisi yang cukup sering dialami oleh perempuan, terutama setelah melahirkan atau memasuki usia menopause.

Meski umum terjadi, banyak Mama yang belum sepenuhnya memahami apa itu turun peranakan, bagaimana gejalanya, serta langkah-langkah untuk mengatasinya. Artikel ini hadir sebagai panduan lengkap agar Mama bisa mengenali dan mengambil langkah tepat sejak dini.

Apa Itu Turun Peranakan?

Turun peranakan adalah kondisi ketika rahim turun dari posisi semestinya dan menekan bagian dalam vagina, bahkan bisa sampai menonjol keluar. Hal ini disebabkan oleh melemahnya otot-otot dasar panggul yang seharusnya menopang rahim dengan kuat.

Prolaps uteri bisa terjadi dalam berbagai tingkat, mulai dari ringan hingga berat, tergantung seberapa jauh rahim turun ke arah vagina. Pada beberapa kasus, turun peranakan saat hamil juga bisa terjadi, terutama jika otot panggul sudah melemah sejak kehamilan sebelumnya atau karena tekanan berlebih selama masa kehamilan.

Penyebab Turun Peranakan

Penyebab kondisi ini bisa dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu faktor dari dalam tubuh Mama sendiri (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik).

1. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik berkaitan dengan kondisi alami tubuh yang tidak bisa dihindari, misalnya:

Usia dan menopause

Seiring bertambahnya usia, kadar hormon estrogen menurun. Hormon ini berperan penting dalam menjaga kekuatan jaringan otot panggul. Penurunan estrogen membuat otot-otot menjadi lebih lemah dan mudah mengalami pergeseran posisi.

Riwayat kehamilan dan persalinan

Melahirkan secara normal, terutama jika bayinya besar atau proses persalinannya berlangsung lama, bisa menyebabkan otot-otot dasar panggul menjadi kendur. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama turun peranakan setelah melahirkan, terutama jika pemulihan otot panggul tidak dilakukan dengan optimal.

Faktor genetik

Beberapa perempuan memang memiliki jaringan penyangga yang lebih lemah sejak lahir. Jika ada anggota keluarga yang juga mengalami kondisi serupa, risikonya bisa meningkat.

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik berasal dari aktivitas atau kebiasaan yang memberi tekanan berlebih pada otot panggul, seperti:

  • Sering mengangkat beban berat, baik karena pekerjaan rumah tangga maupun aktivitas lain.
  • Kebiasaan mengejan saat buang air besar, terutama bila Mama sering mengalami sembelit.
  • Batuk kronis atau penyakit paru-paru lain yang menyebabkan tekanan terus-menerus pada perut bagian bawah.
  • Berat badan berlebih (obesitas) juga dapat menambah beban pada otot panggul dan mempercepat terjadinya prolaps.

Artikel Lainnya: Perawatan Setelah Melahirkan yang Perlu Diperhatikan

Gejala Turun Peranakan

Gejala turun peranakan bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung seberapa parah kondisi prolaps yang dialami. Berikut beberapa ciri-ciri turun peranakan yang umum dirasakan:

  • Terasa seperti ada benjolan di dalam atau di luar vagina.
  • Rasa berat atau nyeri di area panggul, terutama setelah berdiri lama atau beraktivitas berat.
  • Sakit punggung bawah yang tak kunjung reda.
  • Keluar jaringan atau tonjolan dari vagina saat Mama berdiri atau mengejan.
  • Sulit buang air kecil atau justru merasa ingin buang air terus-menerus.
  • Inkontinensia urine (tidak bisa menahan pipis) atau kebocoran saat batuk, bersin, atau tertawa.
  • Sakit saat berhubungan intim.
  • Vagina terasa lebih longgar atau ada sensasi tidak nyaman saat duduk.

Faktor Risiko Turun Peranakan

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko Mama mengalami turun peranakan antara lain:

  • Pernah melahirkan lebih dari satu kali secara normal.
  • Melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kilogram).
  • Memasuki masa menopause.
  • Usia di atas 50 tahun.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Sering mengangkat barang berat.
  • Riwayat batuk menahun.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Diagnosis Turun Peranakan

Cara mengecek peranakan turun dimulai dengan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada area panggul. Dokter juga akan menanyakan riwayat kehamilan, kebiasaan buang air besar, dan gejala lain yang dirasakan.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan menggunakan alat seperti spekulum untuk melihat bagian dalam vagina dan menilai seberapa jauh rahim turun. Jika diperlukan, pemeriksaan lanjutan seperti USG panggul atau uji urodinamik bisa dilakukan untuk menilai fungsi kandung kemih.

Komplikasi Turun Peranakan

Jika tidak ditangani dengan baik, turun peranakan bisa menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Infeksi saluran kemih berulang karena tekanan pada kandung kemih.
  • Luka atau iritasi pada jaringan vagina yang menonjol.
  • Sulit buang air kecil atau besar.
  • Rasa sakit saat berhubungan suami istri.
  • Menurunnya kualitas hidup akibat nyeri atau ketidaknyamanan terus-menerus.

Cara Mengatasi Turun Peranakan

Obat turun peranakan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi yang Mama alami. Jika masih ringan, beberapa cara menaikkan turun peranakan berikut bisa sangat membantu:

  • Latihan otot panggul (senam kegel): Gerakan ini membantu menguatkan otot-otot dasar panggul. Caranya, kencangkan otot seperti saat Mama menahan pipis, tahan selama beberapa detik, lalu lepaskan. Lakukan secara rutin setiap hari.
  • Menghindari mengejan berlebihan, terutama saat buang air besar.
  • Mengontrol berat badan agar tekanan pada panggul tidak terlalu besar.
  • Menghindari aktivitas berat seperti mengangkat beban atau berdiri terlalu lama.

Jika sudah lebih parah, pilihan medis bisa meliputi:

  • Penggunaan pessarium: Alat berbentuk cincin yang dimasukkan ke dalam vagina untuk membantu menopang rahim agar tidak turun.
  • Operasi perbaikan panggul: Dilakukan untuk memperbaiki posisi rahim atau memperkuat jaringan penyangga.
  • Histerektomi(pengangkatan rahim): Biasanya jadi pilihan terakhir, terutama bila Mama sudah tidak berencana memiliki anak lagi dan gejalanya cukup mengganggu.

Pencegahan Turun Peranakan

Untuk mencegah terjadinya turun peranakan sejak awal, Mama bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Rutin melakukan senam Kegel, terutama setelah melahirkan.
  • Menerapkan pola makan sehat kaya serat dan air putih agar tidak sembelit.
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal.
  • Menghindari mengangkat barang berat tanpa bantuan.
  • Berhenti merokok jika Mama memiliki kebiasaan ini.
  • Memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin, terutama saat memasuki usia menopause.

Kapan Harus ke Dokter?

Mama disarankan segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami:

  • Benjolan keluar dari vagina yang tak kunjung hilang.
  • Nyeri atau rasa berat di panggul yang menetap.
  • Gangguan saat buang air kecil atau besar.
  • Rasa tidak nyaman saat berhubungan intim.
  • Gejala yang mengganggu aktivitas harian.

Tubuh perempuan sering memberi tanda saat ada yang perlu diperhatikan, termasuk saat terjadi turun peranakan. Kondisi ini bisa dicegah dan ditangani bila Mama mengenali gejalanya sejak awal. Mulai dari senam Kegel hingga konsultasi ke dokter, langkah kecil bisa membawa perubahan besar. 

Agar Mama bisa menjaga kesehatan reproduksi untuk tetap aktif dan percaya diri, yuk, gabung bersama komunitas Hallobumil dan dapatkan tips kesehatannya! Mau ikut kelas edukatif seputar kehamilan atau parenting? Cek event seru Hallobumil, baik online maupun offline. Daftar sekarang lewat aplikasi Hallobumil sekarang, ya!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image