Payudara Sakit Saat Menyusui: Penyebab & Cara Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Oav1wBSa-rwb1fL37cE-B/original/0payudara-menyusui1.jpg)
Nyeri atau peradangan pada payudara saat menyusui merupakan salah satu masalah yang paling sering membuat Mama kehilangan kenyamanan, bahkan semangat untuk melanjutkan menyusui. Salah satu penyebab tersering adalah mastitis, yaitu peradangan pada jaringan payudara yang bisa terjadi karena stasis ASI (ASI yang tertahan), mastitis tanpa infeksi, hingga mastitis yang disertai infeksi bakteri.
Namun, payudara sakit tidak selalu berarti mastitis saja. Banyak faktor lain yang berperan dan penting untuk Mama pahami agar penanganannya lebih tepat.
Artikel lainnya: Bolehkah Menyusui Saat Hamil? Ini Kata Medis
Penyebab Payudara Sakit Saat Menyusui
Nyeri pada puting atau payudara dapat terasa tajam, panas, berdenyut, atau menusuk. Penyebab paling umum adalah posisi dan pelekatan Si Kecil yang kurang tepat, sehingga puting terjepit atau tergesek secara berlebihan. Ini merupakan kunci dari proses menyusui yang nyaman—dan bila tidak dibetulkan, dapat menyebabkan luka, sumbatan ASI, hingga mastitis.
Namun, jika nyeri berlangsung lebih dari 10 hari atau disertai luka, demam, pembengkakan, atau perubahan warna kulit, kemungkinan terdapat penyebab lain seperti:
- Infeksi Jamur pada Puting atau Payudara: Puting tampak merah mengilap, terasa nyeri, gatal, atau panas. Rasa sakit bisa muncul selama atau setelah menyusui. Pada mulut bayi biasanya terlihat bercak putih seperti sisa susu yang sulit dibersihkan.
- Infeksi Bakteri (Mastitis atau Abses): Mastitis terjadi ketika saluran ASI tersumbat hingga muncul peradangan. Bila berkembang semakin berat, dapat muncul infeksi bakteri yang menyebabkan demam tinggi, payudara tampak merah terang, bengkak, terasa panas, dan sangat nyeri.
- Infeksi Herpes: Ditandai lepuhan kecil berisi cairan pada payudara yang sangat nyeri saat disentuh. Bayi tidak boleh menyusu dari sisi payudara yang memiliki luka aktif.
- Masalah pada Bayi: Seperti mekanisme mengisap yang tidak sempurna atau ankyloglossia (tongue tie), yang membuat bayi hanya “menggigit” puting tanpa memasukkan areola sehingga aliran ASI tidak lancar.
- Sumbatan pada Saluran Laktiferus: Terjadi karena gumpalan ASI, tekanan dari bra yang terlalu ketat, posisi tidur tertentu, atau menyusui dengan jadwal yang jarang.
- Vasospasm (Raynaud’s Phenomenon): Puting tampak pucat lalu merah atau ungu, disertai sensasi menusuk seperti tertusuk jarum. Keluhan sering memburuk saat cuaca dingin.
- Trauma pada Puting Karena Pompa ASI: Tekanan pompa yang terlalu kuat atau corong yang tidak sesuai ukuran dapat menyebabkan iritasi dan rasa nyeri hebat.
- Dermatosis pada Payudara: Kelainan kulit akibat iritan, alergi, atau eksim dapat menyebabkan kemerahan dan gatal di area puting atau payudara.
- Faktor-Faktor Risiko Mastitis: Termasuk puting lecet, tidak mengosongkan payudara sepenuhnya, menyusui terlalu jarang, berhenti mendadak, produksi ASI berlebih, stres, kelelahan, hingga gizi Mama yang kurang optimal.
Artikel lainnya: Terkena Kanker Payudara Saat Hamil: Apakah Berbahaya?
Cara Mengatasi Payudara Sakit Saat Menyusui
Untuk mengurangi nyeri dan mencegah kondisi memburuk, Mama bisa melakukan langkah-langkah berikut:
1. Perbaiki Posisi Menyusui
Pelekatan yang tepat adalah kunci utama mengurangi nyeri. Pastikan bayi membuka mulut lebar dan areola ikut masuk ke mulut, bukan hanya puting. Posisi tubuh bayi juga harus menghadap ke Mama, bukan kepala saja. Dengan pelekatan yang benar, aliran ASI lancar dan risiko lecet maupun sumbatan berkurang.
2. Kompres Payudara yang Nyeri
Gunakan kompres hangat sebelum menyusui agar aliran ASI lebih mudah keluar. Setelah menyusui, kompres dingin dapat mengurangi bengkak dan nyeri. Kompres dilakukan 10–15 menit di area yang terasa sakit atau kemerahan.
3. Tetap Menyusui & Pompa ASI Secara Teratur
Payudara yang tidak dikosongkan justru memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko mastitis. Mulailah menyusui dari payudara yang tidak sakit, lalu lanjutkan di sisi yang sakit bila memungkinkan. Jika payudara yang sakit masih penuh setelah menyusui, Mama dapat memompanya hingga kosong.
Artikel lainnya: Fungsi Buku Pink Ibu Hamil (KIA) & Cara Mendapatkannya
4. Pijat Payudara dengan Lembut
Pijatan ringan dari arah pangkal payudara menuju puting membantu melancarkan saluran yang tersumbat. Lakukan pijatan dengan gerakan memutar, pelan, dan tidak menekan terlalu kuat karena dapat memperburuk radang.
5. Gunakan Bra yang Nyaman
Pilih bra menyusui (nursing bra) yang tidak terlalu ketat dan mendukung payudara dengan baik. Hindari bra dengan kawat karena dapat memberikan tekanan pada area tertentu yang memicu sumbatan.
6. Jaga Kebersihan Payudara
Mama tidak perlu mencuci payudara setiap kali menyusui. Cukup mandi seperti biasa, hindari penggunaan krim atau sabun berpewangi pada puting yang dapat mengiritasi kulit dan memperparah lecet.
7. Pemeriksaan Tambahan Bila Perlu
Jika mastitis tidak membaik dalam 24–48 jam, Mama disarankan ke dokter. Dokter mungkin melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri resisten, abses, atau massa lain seperti galaktokel, kista, atau tumor. USG payudara biasanya dilakukan bila mastitis berulang atau terjadi di bagian yang sama lebih dari dua kali.
8. Istirahat Cukup dan Konsumsi Cairan
Tidak kalah penting, Mama perlu banyak istirahat dan memperbanyak minum untuk mendukung proses penyembuhan. Kelelahan dapat memperburuk kondisi dan menghambat refleks oksitosin yang mempengaruhi keluarnya ASI.
Artikel lainnya: Tumbuh Kembang Si Kecil Usia 7-12 Bulan yang Perlu Mama Ketahui
Payudara sakit saat menyusui dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pelekatan yang kurang tepat hingga infeksi. Dengan perawatan yang tepat, sebagian besar kondisi dapat membaik tanpa menghentikan proses menyusui. Bila keluhan disertai demam tinggi, kemerahan luas, atau tidak membaik setelah 48 jam, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Jika Mama ingin lebih nyaman menjalani proses menyusui dan ingin mendapatkan dukungan dari sesama Mama lainnya, yuk bergabung di komunitas HalloBumil.
Jangan lupa unduh aplikasi HalloBumil untuk mendapatkan informasi terpercaya, health tools seperti kalkulator HPL, serta akses webinar dengan para ahli kesehatan. Cek event terbaru di HalloBumil sekarang!





:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)
