Infeksi Telinga pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Cu_WX8pXZPVpIKzIPZyLH/original/5u5947gzpw71wd2p2stfisgh8g2segyn.png)
Infeksi telinga termasuk salah satu gangguan kesehatan yang cukup sering dialami anak-anak. Kondisi ini bisa membuat anak rewel, sulit tidur, bahkan menurunkan nafsu makan karena rasa tidak nyaman di telinga.
Sebagian besar infeksi telinga pada anak memang bisa sembuh dengan perawatan yang tepat, tetapi Mama perlu memahami jenis, penyebab, serta tanda-tandanya agar penanganannya tidak terlambat.
Artikel Lainnya: Penyakit Umum pada Anak dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Infeksi Telinga pada Anak?
Infeksi telinga terjadi ketika bagian dalam telinga mengalami peradangan akibat bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini bisa menyerang telinga luar maupun telinga tengah. Pada anak-anak, infeksi telinga lebih sering terjadi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna dan saluran penghubung antara telinga dengan hidung (tuba Eustachius) masih sempit.
Infeksi telinga biasanya membuat anak merasa nyeri, pendengaran berkurang sementara, atau muncul cairan dari telinga. Meskipun terlihat ringan, infeksi ini sebaiknya tidak dibiarkan terlalu lama agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
Perbedaan Otitis Eksterna dan Otitis Media
Secara umum, infeksi telinga terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu otitis eksterna dan otitis media.
Otitis eksterna
Jenis ini terjadi di saluran telinga luar, yaitu bagian dari lubang telinga sampai ke gendang telinga. Otitis eksterna sering disebut juga sebagai “swimmer’s ear” karena biasanya muncul setelah anak terlalu lama bermain air atau berenang.
Telinga yang lembap dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri dan jamur. Ciri infeksi telinga pada anak ini antara lain rasa gatal, nyeri saat telinga disentuh, kemerahan, dan terkadang keluar cairan bening atau kekuningan dari liang telinga.
Otitis media
Berbeda dengan otitis eksterna, otitis media adalah infeksi telinga tengah, tepatnya di ruang di balik gendang telinga. Infeksi ini sering muncul setelah anak mengalami flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan atas. Gejalanya berupa nyeri di dalam telinga, demam, gangguan pendengaran, dan kadang cairan keluar bila gendang telinga pecah.
Jenis-jenis Infeksi Telinga
Infeksi telinga pada anak bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan tingkat keparahannya, antara lain:
- Otitis media akut, yaitu infeksi tiba-tiba di telinga tengah yang menyebabkan nyeri hebat, demam, dan terkadang keluar nanah.
- Otitis media dengan efusi, yaitu kondisi ketika ada cairan di telinga tengah tanpa infeksi aktif. Anak mungkin tidak merasa sakit, tetapi pendengarannya bisa terganggu.
- Otitis media kronis, yaitu infeksi yang berlangsung lama dan menyebabkan cairan terus keluar dari telinga.
- Otitis eksterna akut atau kronis, yaitu infeksi di saluran telinga luar yang bisa muncul berulang, terutama bila kebersihan telinga kurang terjaga.
- Otitis eksterna ganas (maligna), yaitu bentuk infeksi berat yang jarang terjadi, biasanya pada anak dengan daya tahan tubuh lemah, di mana infeksi menyebar hingga ke tulang di sekitar telinga.
Artikel Lainnya: Gondongan pada Anak: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Penyebab Infeksi Telinga pada Anak
Beberapa faktor penyebab infeksi telinga anak antara lain:
- Infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek atau flu yang menjalar ke telinga tengah melalui tuba Eustachius.
- Bentuk saluran Eustachius anak yang masih kecil, sehingga cairan lebih mudah tertahan.
- Alergi, karena dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar saluran telinga.
- Paparan asap rokok atau polusi udara, yang bisa memicu peradangan.
- Kelembapan di telinga, terutama setelah berenang atau mandi tanpa mengeringkan telinga dengan baik.
- Luka akibat mengorek telinga, misalnya dengan cotton bud atau benda keras.
- Sistem imun yang belum kuat, sehingga tubuh anak lebih mudah terserang infeksi.
Gejala Infeksi Telinga pada Anak
Gejala infeksi telinga anak bisa berbeda pada setiap anak, tetapi secara umum meliputi:
- Anak sering menarik-narik telinganya atau tampak kesakitan.
- Demam ringan hingga tinggi.
- Cairan atau nanah keluar dari telinga.
- Pendengaran menurun atau terasa tersumbat.
- Anak sulit tidur, rewel, dan tidak mau makan.
- Kemerahan atau pembengkakan di sekitar telinga.
- Nyeri saat daun telinga disentuh, terutama pada otitis eksterna.
Cara Mengobati Infeksi Telinga pada Anak
Pengobatan tergantung pada jenis infeksinya dan tingkat keparahan yang dialami anak. Penanganan bisa dilakukan di rumah, dengan obat infeksi telinga pada anak, atau melalui tindakan medis tertentu.
Perawatan di rumah
Untuk kasus ringan, Mama dapat membantu meredakan keluhan anak dengan langkah-langkah berikut:
- Berikan obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis anak.
- Kompres hangat di sekitar telinga selama beberapa menit untuk mengurangi rasa nyeri.
- Jaga telinga agar tetap kering. Hindari memasukkan air ke dalam telinga saat mandi atau berenang.
- Pastikan anak cukup istirahat dan mendapat nutrisi seimbang untuk membantu pemulihan.
- Posisikan kepala anak sedikit lebih tinggi saat tidur agar cairan tidak menumpuk di telinga.
Penggunaan antibiotik
Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik, seperti amoksisilin. Mama perlu memastikan obat diminum sesuai anjuran dan tidak dihentikan sebelum waktunya agar bakteri tidak kebal terhadap antibiotik.
Untuk infeksi telinga luar, dokter biasanya memberikan tetes telinga antibiotik yang mengandung obat antiradang. Bila infeksi cukup parah, dokter dapat menambahkan antibiotik minum.
Tindakan medis lanjutan
Apabila infeksi berulang atau tidak membaik, dokter THT dapat melakukan:
- Pembersihan telinga dari cairan atau jaringan mati agar obat dapat bekerja optimal.
- Pemasangan tabung ventilasi (grommet) jika cairan sering menumpuk di telinga tengah.
- Operasi kecil bila ada kerusakan jaringan akibat infeksi yang berat.
- Pemeriksaan pendengaran untuk memastikan tidak ada gangguan jangka panjang.
Komplikasi Jika Tidak Diobati
Telinga yang sakit namun dibiarkan tanpa pengobatan bisa menimbulkan komplikasi infeksi telinga, seperti:
- Robeknya gendang telinga.
- Infeksi tulang di belakang telinga (mastoiditis).
- Gangguan pendengaran jangka panjang.
- Terbentuknya jaringan parut di telinga tengah.
- Penyebaran infeksi ke jaringan di sekitar kepala (jarang, tetapi mungkin terjadi).
Cara Mencegah Infeksi Telinga pada Anak
Mama bisa membantu mencegah infeksi telinga dengan beberapa langkah sederhana, antara lain:
- Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama untuk memperkuat daya tahan tubuh anak.
- Pastikan vaksinasi anak lengkap, termasuk vaksin pneumokokus dan influenza.
- Hindari paparan asap rokok dan polusi di rumah.
- Biasakan anak mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan.
- Hindari memberi susu saat anak dalam posisi berbaring.
- Jaga agar telinga anak tetap kering setelah mandi atau berenang.
- Jangan gunakan cotton bud terlalu dalam saat membersihkan telinga.
- Segera tangani flu atau pilek agar tidak menjalar ke telinga.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Demam pada Anak Secara Aman dan Efektif
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Bawa anak ke dokter bila Mama melihat tanda-tanda berikut:
- Nyeri telinga tidak kunjung reda setelah dua hari.
- Demam tinggi atau anak tampak lemas.
- Keluarnya cairan berwarna atau berbau dari telinga.
- Pendengaran anak menurun atau respon terhadap suara berkurang.
- Telinga tampak bengkak atau kemerahan.
- Infeksi sering kambuh dalam waktu berdekatan.
Infeksi telinga pada anak memang umum terjadi, tetapi bukan berarti bisa diabaikan. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda infeksi, karena penanganan yang cepat dapat mencegah gangguan pendengaran di kemudian hari.
Yuk, gabung bersama komunitas Hallobumil untuk mendapatkan informasi pencegahan dan penanganan penyakit anak secara optimal! Download aplikasinya sekarang!
Jangan lewatkan juga event seru dan edukatif dari HalloBumil, baik online maupun offline. Cek jadwalnya dan ikuti keseruannya bareng Mama lainnya. Semua mudah hanya dalam satu genggaman!