Benarkah Daun Katuk Bisa Perlancar ASI? Cek Fakta Ilmiahnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/EZwbMVyNNysIA8C-7t_xX/original/sl2zxfzhydz37003lk3vkgyalb6xvbdr.png)
Bagi para ibu menyusui, melimpahnya ASI adalah anugerah besar. Namun, tak sedikit yang mengeluhkan produksi ASI terasa sedikit atau tidak lancar.
Nah, salah satu rahasia tradisional yang masih dipercaya hingga kini adalah daun katuk untuk perlancar produksi ASI. Sejak lama, daun hijau ini dikenal sebagai herbal pelancar ASI yang alami dan aman dikonsumsi.
Namun, bagaimana sebenarnya cara kerja daun katuk dalam meningkatkan produksi ASI dan apakah benar khasiatnya terbukti secara ilmiah? Yuk, cari tahu jawaban lengkapnya di sini.
Apakah Daun Katuk Bisa Perlancar ASI?
Kabar baiknya, terdapat bukti bahwa daun katuk bisa membantu produksi ASI. Konsumsi daun katuk, baik dalam bentuk sayur, rebusan, maupun ekstrak, terbukti meningkatkan volume ASI pada ibu menyusui.
Mengutip dari Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram menunjukkan bahwa daun katuk mengandung senyawa aktif seperti papaverin dan fitosterol yang berperan dalam meningkatkan produksi ASI.
Daun katuk dianggap sebagai galactagogue alami, yakni bahan makanan atau herbal yang dapat merangsang produksi susu.
Dalam daun katuk ditemukan kandungan yang mampu memicu hormon-hormon penting seperti hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam pembentukan dan pengeluaran ASI.
Ketika hormon prolaktin meningkat, sel-alveoli di payudara mampu menyerap lebih banyak protein, gula, dan lemak dari darah untuk diproses sebagai ASI, kemudian hormon oksitosin membantu kontraksi sel-alveoli sehingga ASI terdorong ke duktus menuju puting.
Namun penting untuk diingat bahwa daun katuk bukanlah satu-satunya faktor, terdapat banyak hal yang dapat memengaruhi produksi ASI.
Kandungan Gizi Utama dalam Daun Katuk
Untuk memahami manfaat daun katuk untuk ASI, Mama perlu tahu terlebih dahulu kandungan gizinya. Dalam 100 gram daun katuk mengandung:
- Protein: 6.4 gram
- Karbohidrat: 9.9 gram
- Serat: 1.5 gram
- Kalsium: 233 mg
- Vitamin C: 164 mg
- Beta-karoten: 9152 mcg
- Zat Besi: 3.4 mg
Selain itu, daun katuk juga mengandung mineral lainnya seperti fosfor, kalium, dan juga senyawa fitokimia seperti flavonoid, polifenol, saponin, dan tanin.
Semua ini mendukung manfaat daun katuk untuk ASI karena protein dan gula merupakan bahan baku penting ASI. Sedangkan mineral dan vitamin mendukung kesehatan Mama, yang kemudian berpengaruh ke produksi ASI.
Sementara senyawa fitokimia membantu meningkatkan hormon dan fungsi tubuh untuk peningkat produksi ASI alami yang lebih optimal.
Artikel Lainnya: 9 Tips Untuk Memperlancar ASI
Efek Samping Konsumsi Daun Katuk Berlebihan
Walaupun daun katuk banyak manfaatnya, tetapi konsumsi secara berlebihan juga perlu diperhatikan. Beberapa efek samping atau risiko daun katuk busui yang perlu diwaspadai:
- Gangguan pada paru-paru (pneumonitis): Konsumsi ekstrak daun katuk dalam jumlah besar dalam waktu lama dikaitkan dengan kasus pneumonitis atau peradangan paru-paru pada manusia.
- Gangguan fungsi ginjal dan hati: Dalam dosis berlebihan, beberapa senyawa aktif daun katuk seperti papaverine dan alkaloid bisa membebani kerja hati serta ginjal, terutama pada Mama dengan kondisi medis tertentu.
- Risiko alergi atau efek samping pencernaan: Walaupun jarang, sebagian orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap daun katuk seperti gatal, ruam, atau perut kembung. Konsumsi dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan rasa pahit di mulut atau gangguan pencernaan ringan.
- Gangguan keseimbangan nutrisi: Mengandalkan daun katuk sebagai satu-satunya sumber nutrisi pelancar ASI tidak disarankan. Meskipun bergizi, konsumsi berlebihan tanpa diimbangi variasi makanan lain bisa menyebabkan ketidakseimbangan gizi.
- Potensi kontaminasi logam berat: Jika daun katuk ditanam di tanah yang terpapar pestisida atau limbah logam, maka daunnya bisa mengandung zat berbahaya seperti timbal atau merkuri.
Artikel Lainnya: Mama Ada Alergi, Bolehkah Menyusui Si Kecil?
Tips Aman Mengonsumsi Daun Katuk untuk Ibu Menyusui
Agar Mama yang sedang menyusui bisa memanfaatkan daun katuk dengan aman sebagai peningkat produksi ASI alami, berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan saat konsumsi daun katuk:
- Pilih daun katuk yang segar, bersih, bebas pestisida dan tumbuh di lingkungan bersih. Pastikan untuk cuci bersih sebelum diolah.
- Konsumsi dalam bentuk olahan yang familiar. Resep daun katuk untuk ASI yang bisa dicoba adalah sayur bening daun katuk, lalapan, atau rebusan daun katuk sebagai bagian lauk harian. Hindari mengonsumsi dalam bentuk suplemen ekstrak tanpa petunjuk atau tanpa konsultasi medis karena dosis bisa lebih kuat.
- Mulailah dengan porsi kecil dan lihat respon tubuh. Mama bisa mencoba satu porsi sayur daun katuk, sekitar 1-2 genggam daun sehari.
- Kombinasikan dengan pola menyusui yang baik, yakni menyusui atau memompa secara rutin, teknik menyusui yang benar, hingga frekuensi menyusui sesuai keinginan bayi (on demand) agar stimulasi payudara meningkatkan produksi ASI.
- Jaga hidrasi dan nutrisi seimbang. Daun katuk bukan dijadikan sebagai pengganti cairan atau nutrisi lainnya dan pastikan Mama minum cukup air serta makan makanan bergizi lengkap.
- Bila menggunakan dalam bentuk jus atau rebusan, pastikan hanya sebagai pelengkap, bukan satu-satunya strategi produksi ASI.
- Jika muncul gejala seperti sakit perut, perubahan warna urine, alergi atau gangguan zat tertentu, segera hentikan dan konsultasikan ke profesional kesehatan.
Dengan mengikuti tips ini, daun katuk bisa menjadi bagian dari strategi alami memperlancar ASI dengan lebih aman.
Artikel Lainnya: Resep Makanan Pelancar ASI Sehat dan Praktis
Faktor Lain yang Mempengaruhi Produksi ASI
Walaupun daun katuk membantu produksi ASI, namun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI yang perlu Mama ketahui agar hasilnya maksimal:
- Frekuensi dan teknik menyusui: Semakin sering bayi menyusu atau payudara dikosongkan, maka stimulan produksi ASI semakin baik.
- Hidrasi dan nutrisi tercukupi: Mama perlu minum cukup air dan makan makanan bergizi, seperti protein, sayur, buah, dan karbohidrat kompleks.
- Istirahat dan hindari stres: Ternyata stres dan kelelahan bisa menghambat hormon prolaktin dan oksitosin, yang berakibat pada produksi ASI menurun.
- Posisi menyusui dan pelekatan bayi: Jika bayi tidak melekat dengan baik, ASI bisa tidak terhisap optimal sehingga produksi menurun.
- Kesehatan Mama dan bayi: Infeksi, operasi caesar, dan obat-obatan tertentu, bisa memengaruhi produksi ASI.
Faktor hormon, seperti hormon prolaktin dan oksitosin, yang dipengaruhi oleh aktivitas menyusui, kualitas tidur, dan kondisi psikologis.
Sudah tahu kan, Ma, kalau daun katuk bukan sekadar sayur hijau biasa? Dengan kandungan gizi lengkap dan manfaatnya sebagai galactagogue alami, daun ini bisa jadi sahabat terbaik selama masa menyusui. Namun jangan berhenti di sini, ya!
Mama bisa download aplikasi hallobumil untuk memantau kebutuhan nutrisi dan mendapatkan rekomendasi pola makan yang mendukung kelancaran ASI.
Jangan lupa juga untuk bergabung ke komunitas hallobumil di WhatsApp, tempat para Mama berbagi cerita dan tips menyusui yang nyata dan inspiratif.
Selain itu, yuk ikuti webinar hallobumil bersama para ahli laktasi dan nutrisi, supaya Mama makin paham cara menjaga produksi ASI tetap lancar secara alami tanpa stres. Semua ini bisa Mama akses langsung dari aplikasi hallobumil, gratis dan mudah!






:strip_icc():format(webp)/hb-article/o7jCGocZocavUFWpZEDx4/original/349apakah-asi-mama-cukup-untuk-si-kecil-by-buritora-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/r4I9cSAfdyIP6TxoGimD3/original/350peran-ayah-saat-ibu-berisitirahat-pasca-melahirkan-by-paulaphoto-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/j90O2i5oTBWo6UpkmCHAh/original/346bagaimana-mengetahui-apakah-bayi-cukup-asi-by-atstock-productions-shutterstock.jpg)
