Artikel/Kehamilan/Apa Itu Episiotomi Saat Persalinan

Mengenal Apa Itu Episiotomi, Prosedur, Risiko, dan Pemulihan

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 23 September 2025
Ditinjau oleh dr. Junita Tarigan
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Episiotomi dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses persalinan. Yuk kenali lebih jauh mengenai prosedur ini, perbedaannya dengan robekan alami, serta risiko dan proses pemulihannya.
apa-itu-episiotomi-saat-persalinan

Saat menjelang persalinan, banyak istilah medis muncul yang bisa membuat calon ibu merasa khawatir atau bingung. Salah satunya adalah episiotomi. Kadang dokter atau bidan akan menyebut tindakan ini sebagai salah satu cara membantu proses melahirkan. Namun, apa itu episiotomi? Mari cari tahu serba-serbi episiotomi, mulai dari prosedur episiotomi hingga risikonya lewat ulasan berikut ini.

Apa Episiotomi Itu? dan Apa Tujuannya?

Episiotomi adalah tindakan medis berupa sayatan kecil di daerah perineum, yaitu area antara mulut vagina dan anus yang dilakukan saat persalinan normal agar jalan lahir bayi menjadi lebih lebar dan melancarkan keluarnya bayi.

Tujuannya untuk mempermudah bayi keluar, terutama jika kepala bayi sudah muncul (crowning) dan perineum belum meregang cukup. Selain itu, prosedur episiotomi juga dapat mencegah robekan perineum yang bisa lebih besar atau merusak jaringan jika vagina dipaksa meregang tanpa sayatan.

Dalam beberapa kasus, prosedur ini dilakukan untuk keselamatan bayi, misalnya jika bayi menunjukkan tanda gawat janin atau membutuhkan kelahiran segera.

Kapan Episiotomi Perlu Dilakukan?

Pada dasarnya, episiotomi bukanlah tindakan rutin untuk semua persalinan, melainkan dilakukan apabila terdapat kondisi-kondisi tertentu yang dianggap membahayakan jika dibiarkan. Indikasi episiotomi antara lain:

  • Bayi dalam posisi abnormal, misalnya bayi sungsang atau letak tidak ideal yang menyulitkan jalan lahir.
  • Bayi berukuran besar atau makrosomia, sehingga vagina atau jalan lahir mungkin tidak meregang cukup.
  • Proses mengejan terlalu lama, Mama kelelahan atau tidak bisa mengejan dengan efektif.
  • Jika kondisi bayi gawat janin, misalnya detak jantung bayi tidak stabil.
  • Apabila dibutuhkan alat bantu persalinan seperti forsep atau vakum. Alat ini memerlukan ruang yang cukup di jalan lahir.

Prosedur Episiotomi dan Jenis Sayatan

Prosedur episiotomi saat melahirkan biasanya diawali saat dokter atau bidan memantau kontraksi dan kondisi kepala bayi sudah mulai muncul. Bila diperlukan, anestesi lokal disuntikkan ke area perineum agar Mama tidak merasakan sakit. Jika Mama telah memakai epidural, rasa sakit di bawah pinggang mungkin akan berkurang.

Setelah anestesi bekerja, sayatan akan dibuat di perineum dengan gunting khusus episiotomi atau skalpel dengan posisi dan arah tertentu. Ketika bayi lahir, sayatan akan diperbaiki dengan jahitan yang umumnya dapat diserap (absorbable stitches). Jaringan dan otot yang terdampak dijahit kembali dan dokter memastikan tidak ada robekan tambahan atau komplikasi.

Jenis sayatan (jenis episiotomi) yang umum:

  • Medial (midline): Sayatan vertikal yang mulai dari lubang vagina menuju anus. Lebih mudah diperbaiki tetapi punya risiko sayatan meluas ke area sfingter anus (anus) yang lebih serius.
  • Mediolateral: Sayatan miring (biasanya sekitar 45 derajat dari garis tengah), menjauhi anus. Risiko meluas ke anus lebih rendah, namun perbaikan bisa lebih sulit dan kadang rasa sakit atau perdarahan lebih besar.

Artikel Lainnya: Perbandingan Biaya Persalinan Normal vs. Caesar 2025

Risiko dan Komplikasi yang Mungkin Timbul

Meskipun episiotomi dapat membantu dalam beberapa situasi, tindakan ini juga membawa risiko dan potensi komplikasi. Berikut beberapa risiko episiotomi yang perlu Mama ketahui:

1. Rasa sakit dan ketidaknyamanan

Setelah anestesi menghilang, area perineum akan terasa nyeri, perih, atau terbakar, terutama saat duduk, berjalan, atau buang air kecil. Rasa sakit ini bisa berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, tergantung tingkat robekan atau besarnya sayatan.

2. Pendarahan dan infeksi

Sayatan episiotomi bisa berdarah. Selama dan setelah prosedur ada kemungkinan perdarahan yang lebih dari biasanya bila injeksi tidak sempurna, sayatan terlalu besar, atau ada komplikasi jaringan lain.

Episiotomi juga bisa menimbulkan risiko infeksi, terutama jika perawatan luka kurang baik, misalnya kebersihan buruk, jahitan terbuka, atau jika daya tahan tubuh Mama rendah. Tanda infeksi bisa ditandai dengan munculnya rasa nyeri yang memburuk, kemerahan, pembengkakan, keluar nanah atau bau tidak sedap, serta demam.

3. Masalah fungsi dasar panggul jangka panjang

Terdapat kemungkinan terjadi komplikasi jangka panjang yang bisa muncul, seperti disfungsi dasar panggul, di mana otot dan jaringan penopang rahim, kandung kemih, dan usus bisa melemah atau rusak jika sayatan meluas ke area sfingter anus atau jaringan otot perineum yang dalam.

Selain itu, Mama juga mungkin akan mengalami inkontinensia urin atau tinja jika jaringan yang mengontrolnya terseret atau rusak. Rasa nyeri saat berhubungan seksual atau dyspareunia juga bisa bertahan beberapa waktu.

Pembentukan jaringan parut (scar) juga dapat muncul, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan, terkadang terasa kaku, atau muncul sensasi luar biasa saat area tersebut terkena tekanan.

Proses Pemulihan Setelah Episiotomi

Pada dasarnya, pemulihan luka episiotomi tidak instan, tetapi dengan perawatan yang tepat, sebagian besar Mama bisa sembuh dengan baik dalam beberapa minggu.

1. Perawatan luka di rumah

Menjaga kebersihan area perineum merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Mama bisa membersihkan area perineum dengan air hangat, terutama setelah buang air kecil atau besar. Coba gunakan bidet atau botol semprot jika tersedia.

Setelahnya, keringkan area tersebut dengan menepuk area tersebut, jangan menggosoknya. Gunakan pembalut atau kain yang bersih dan ganti pembalut secara teratur.

Untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit, Mama bisa mengompres area dengan es atau air dingin saat beberapa jam pertama jika memungkinkan. Selain itu, mandi air hangat beberapa kali sehari ketika kondisi memungkinkan dapat memberikan kenyamanan dan mempercepat penyembuhan.

2. Manajemen nyeri

Jika rasa sakit tak kunjung berhenti, Mama bisa menggunakan obat pereda nyeri, seperti parasetamol atau ibuprofen, sesuai rekomendasi dokter. Coba juga untuk mengubah posisi duduk yang sedikit ditinggikan. Untuk mengurangi tekanan di perineum, dianjurkan untuk menggunakan bantal empuk.

Pastikan juga untuk tidak mengejan terlalu keras saat buang air besar. Dianjurkan untuk memperbanyak asupan cairan, konsumsi makanan berserat, dan minum obat pelunak tinja jika dibutuhkan.

Tips Mengurangi Risiko Episiotomi

Kabar baiknya, prosedur episiotomi bisa dihindari. Berikut beberapa cara mencegah episiotomi yang bisa dilakukan:

  • Perawatan prenatal alias perineal massage di trimester akhir kehamilan untuk melenturkan jaringan perineum sehingga lebih lentur saat persalinan.
  • Selama proses persalinan, menerapkan kompres hangat di perineum ketika tahap mengejan agar jaringan lebih mudah meregang.
  • Mengontrol cara mengejan secara perlahan dan bertahap, bukan mengejan keras sekaligus, agar jaringan punya waktu untuk menyesuaikan.
  • Pilih bidan atau dokter yang mendukung persalinan dengan pendekatan minimal intervensi, yang terbuka untuk diskusi mengenai episiotomi.

Menghadapi persalinan akan terasa lebih mudah jika Mama punya dukungan yang tepat. Yuk, gabung ke komunitas HalloBumil supaya bisa saling berbagi pengalaman seputar episiotomi dan pemulihan luka bersama para Mama lainnya.

Jangan ketinggalan juga untuk download aplikasi HalloBumil, karena ada banyak health tools bermanfaat, termasuk menghitung Hari Perkiraan Lahir lewat kalkulator HPL agar bisa membantu Mama lebih siap untuk menyambut kelahiran si kecil.

Selain itu, Mama juga bisa mengikuti webinar HalloBumil bersama para ahli agar lebih paham tentang prosedur episiotomi saat melahirkan, risiko episiotomi, dan cara mencegah robekan perineum. Dengan begitu, Mama lebih siap dan percaya diri saat persalinan nanti.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
10
8
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
DJ

belum ada tanda2..konpal udah pngennya cepat2 mau lahiran UK tampilkan selengkapnya

  • 0
Admin MIMA

Hai Ma, tenggang waktu yang bisa diterima untuk melahirkan normal adalah +14 hari dan maksimal 42 minggu, yang penting untuk merangsang kontraksi bisa dengan senam hamil, jalan kaki santai, gymball, naik turun tangga, hubungan intim sama suami ^sr

  • 0
DL

kadang sering mules lambung pegel tpi cuma sebentar apakah k tampilkan selengkapnya

  • 0
Admin MIMA

Hai Ma, kemungkinan mama ngerasain kontraksi palsu, rasanya seperti mulas dibagian bawah perut. hal yang bisa memicu timbulnya kontraksi palsu, yaitu saat mama ataupun janin sedang aktif kalau seseorang menyentuh perut mama. :) ^sr

  • 0
IH

kalau saya kadang ngrasain seperti kenceng2 dan terasa sakit tampilkan selengkapnya

  • 0
Admin MIMA

Hai Mama, perut kencang saat hamil ini normal Ma. Hal ini disebabkan oleh terlalu banyak duduk atau berdiri dan semakin bertambahnya ukuran janin akan menekan perut Mama. Mama perlu perhatikan posisi tubuh, lakukan relaksasi dan kontrol stres Mama :) ^sm

  • 0
A

Belum ada tanda2 ada keluar

  • 2
Admin MIMA

Hai Ma, tenggang waktu yang bisa diterima untuk melahirkan normal adalah +14 hari dan maksimal 42 minggu, yang penting untuk merangsang kontraksi bisa dengan senam hamil, jalan kaki santai, gymball, naik turun tangga, hubungan intim sama suami ^sr

  • 0

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image