Vaksinasi Hepatitis B Sebelum Hamil, Lindungi Mama dan Janin
:strip_icc():format(webp)/hb-article/RwVnsvJh52ohU9RmFO9gM/original/326pentingnya-vaksinasi-hepatitis-b-sebelum-hamil.jpg)
Mempersiapkan kehamilan bukan sekadar menyiapkan perlengkapan bayi atau menghitung masa subur, tetapi juga memastikan tubuh bebas dari penyakit menular yang berisiko. Salah satunya adalah hepatitis B yang sering kali tidak disadari karena gejalanya samar.
Padahal, pemeriksaan hepatitis B sebelum hamil dan vaksin hepatitis B sebelum hamil bisa menjadi langkah penting untuk melindungi Mama dan bayi dari komplikasi serius di masa depan.
Artikel Lainnya: Vaksinasi Saat Hamil, Seberapa Aman untuk Dilakukan?
Apa Hepatitis B dan Risiko Penularannya
Hepatitis B adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Infeksi ini bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (bertahan lama). Bila kronis, virus dapat merusak sel-sel hati, memicu sirosis, gagal hati, bahkan kanker hati.
Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh penderita yang terinfeksi, seperti darah, cairan vagina, air mani, atau melalui penggunaan alat medis yang tidak steril.
Virus bisa juga ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Salah satu jalur paling penting dalam konteks kehamilan adalah penularan Hepatitis B dari ibu ke bayi(transmisi vertikal), baik selama kehamilan (intrauterine), saat persalinan, atau sesudah lahir.
Mengapa Penting Cek Status Hepatitis B Sebelum Hamil?
Sebelum memasuki program hamil, banyak calon Mama fokus pada vitamin, pola makan, dan olahraga. Namun, satu hal yang tidak kalah penting adalah melakukan tes hepatitis B sebelum hamil. Tes ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan darah sederhana untuk mendeteksi HBsAg, yaitu penanda apakah seseorang sedang terinfeksi virus hepatitis B. Mengetahui status hepatitis B sebelum hamil sangatlah penting karena:
1. Mencegah bahaya hepatitis B saat hamil
Bila seorang wanita ternyata terinfeksi tanpa disadari, bahaya hepatitis B saat hamil ini bisa menimbulkan risiko komplikasi pada Mama, seperti gangguan fungsi hati, anemia, hingga peningkatan risiko preeklampsia. Selain itu, terdapat potensi bayi lahir prematur atau mengalami berat badan lahir rendah. Dengan mengetahui status sejak dini, dokter bisa menyiapkan langkah pencegahan yang tepat.
2. Mencegah penularan hepatitis B dari Mama ke bayi
Penularan hepatitis B dari ibu ke bayi paling berisiko terjadi saat proses persalinan. Jika Mama terdeteksi HBsAg positif saat hamil, bayi yang baru lahir memiliki peluang tinggi terinfeksi. Namun kabar baiknya, bayi bisa terlindungi bila langsung diberikan vaksin hepatitis B dosis pertama (HB0) dan imunoglobulin (HBIG) dalam 12 jam pertama setelah lahir. Dengan mengetahui status lebih awal, tenaga medis dapat menyiapkan prosedur.
Artikel Lainnya: Mama, Lakukan Vaksinasi Ini Sebelum Pergi Traveling
Pentingnya Skrining Hepatitis B (Tes HBsAg)
Skrining merupakan langkah awal yang sangat krusial. Salah satu tes utama adalah HBsAg (Hepatitis B surface Antigen). Tes ini akan memberitahu apakah virus hepatitis B sedang aktif dalam tubuh. Bila HBsAg positif saat hamil, artinya Mama sedang terinfeksi HBV.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, risiko penularan Hepatitis B dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif dapat berbahaya terhadap janin yang dikandung karena dapat mengancam keselamatan Mama dan bayinya.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa Mama tidak terinfeksi hepatitis B, maka Mama bisa melengkapi imunisasi hepatitis B untuk bumil sebelum memasuki masa kehamilan. Vaksin ini memberikan perlindungan jangka panjang dan mencegah infeksi di kemudian hari.
Dengan mengetahui status hepatitis B sebelum hamil, dokter bisa merancang pemantauan yang lebih intensif, termasuk pemeriksaan fungsi hati, penentuan waktu persalinan yang aman, hingga pemberian antivirus bila diperlukan. Hal ini bukan hanya melindungi Mama, tetapi juga memastikan bayi mendapatkan awal kehidupan yang sehat. Skrining biasanya dilakukan pada trimester pertama kehamilan dan di ulang pada trimester selanjutnya bila terdapat indikasi risiko tinggi.
Vaksinasi Hepatitis B sebagai Langkah Pencegahan
Vaksin hepatitis B adalah metode paling efektif untuk mencegah infeksi. Bila dilakukan sebelum hamil, tubuh punya waktu untuk membentuk imun (antibodi) sebelum tantangan kehamilan muncul.
Kondisi ibu hamil yang berisiko mengalami hepatitis B
Beberapa faktor risiko yang membuat seorang calon Mama lebih berpotensi terinfeksi hepatitis B di antaranya:
- Belum pernah divaksin hepatitis B.
- Memiliki pasangan yang positif hepatitis B.
- Riwayat berganti pasangan seksual, hubungan seksual tanpa kondom.
- Penggunaan jarum suntik atau alat suntik yang tidak steril.
- Perawatan medis dengan risiko tinggi kelalaian sterilisasi (misalnya transfusi darah, tindakan gigi, bedah).
Jadwal vaksinasi
Untuk vaksin hepatitis B sebelum hamil, berikut jadwal umum yang direkomendasikan:
- Untuk dewasa yang belum pernah divaksin: 3 dosis dengan pola 0-1-6 bulan (dosis pertama di bulan 0, kedua sebulan kemudian, dan ketiga enam bulan setelah dosis pertama).
- Bila Mama mendekati waktu kehamilan atau akan segera mencoba hamil dan belum divaksin, konsultasikan dengan dokter agar jadwal vaksinasi bisa dioptimalkan agar selesai sebelum kehamilan.
- Untuk bayi lahir dari Mama HBsAg positif, ada pemberian dosis HB0 segera setelah lahir dan HBIG, lalu kelanjutan dosis vaksinasi bayi.
Artikel Lainnya: Penanganan Ibu Hamil dengan Hepatitis Positif
Apa yang Dilakukan Jika Positif Hepatitis B Saat Hamil?
Jika hasil tes menunjukkan HBsAg positif saat hamil, jangan panik dan segera lakukan langkah-langkah berikut agar risiko bagi Mama dan bayi bisa diminimalkan:
- Evaluasi lebih lanjut: Dokter mungkin akan memeriksa viral load HBV DNA, atau HBeAg untuk mengetahui seberapa aktif virus. Juga dilakukan pemeriksaan fungsi hati.
- Pemantauan kehamilan yang lebih ketat: Kunjungan prenatal mungkin lebih sering, memastikan tidak muncul komplikasi seperti gangguan fungsi hati, pertumbuhan janin tidak optimal, atau preeklampsia.
- Pengobatan antivirus bila diperlukan: Umumnya di trimester ketiga jika viral load tinggi yang fungsinya untuk menekan risiko transmisi vertikal.
- Protokol persalinan dan penanganan bayi baru lahir: Bayi harus segera diberi vaksin hepatitis B (HB0) dan imunoglobulin jika sesuai, di dalam beberapa jam setelah lahir. Persalinan pun dilakukan dalam kondisi aman.
Nah, Mama sudah tahu kan bahwa mengetahui status hepatitis B sebelum hamil merupakan langkah penting dalam merencanakan kehamilan yang sehat. Oleh karenanya, jika sedang dalam program hamil atau berencana hamil, jangan tunda untuk melakukan skrining hepatitis B sejak awal.
Supaya lebih mudah, Mama bisa download aplikasi HalloBumil untuk membantu memantau jadwal pemeriksaan kesehatan, termasuk skrining hepatitis B hingga menghitung masa subur Mama.
Butuh dukungan dari sesama pejuang promil? Yuk, gabung ke komunitas HalloBumil. Di sana Mama bisa saling berbagi pengalaman dan dukungan dari sesama calon Mama. Tak kalah penting, ikuti berbagai kelas online HalloBumil bersama para ahli seputar kehamilan, vaksinasi, dan manajemen hepatitis B. Dengan begitu, Mama bisa merasa lebih tenang, teredukasi, dan siap menyambut buah hati dengan kondisi terbaik.