Inilah Pengaruh Celana Ketat pada Kesuburan Pria, Hati-Hati!
:strip_icc():format(webp)/hb-article/47twUVv-0hVMdW_W3oe3p/original/12233301025cc01ff419a523.56410533.jpg)
Saat membicarakan program hamil, perhatian biasanya lebih tertuju pada kondisi kesehatan wanita. Padahal, pria juga memegang peran penting, termasuk dalam menjaga kualitas sperma.
Salah satu kebiasaan yang tampak sepele, seperti memakai celana ketat, ternyata bisa berdampak pada kesuburan. Mari kita kupas lebih dalam pengaruh celana ketat pada kesuburan pria dan bagaimana cara sederhana menjaga kesehatan reproduksi lewat pilihan pakaian.
Artikel Lainnya: Apakah Sperma Menggumpal Seperti Jelly, Normal atau Tidak?
Peran Suhu Ideal untuk Kesehatan Sperma Pria
Testis pada pria memang diciptakan berada di luar rongga tubuh, tepatnya dalam kantung skrotum, karena membutuhkan suhu yang sedikit lebih rendah daripada suhu tubuh normal. Idealnya, suhu testis sekitar 1–2 derajat Celcius lebih dingin dari suhu tubuh, yakni berkisar 34–35°C. Kondisi ini sangat penting agar proses spermatogenesis, yaitu pembentukan dan pematangan sperma, dapat berjalan dengan baik.
Jika suhu testis meningkat terlalu tinggi dalam waktu lama, fungsi sel penghasil sperma bisa terganggu sehingga kualitas sperma menurun. Kenaikan suhu testis dapat memicu stres oksidatif dan mengganggu kinerja sel Sertoli maupun sel Leydig yang berperan dalam perkembangan sperma. Dampaknya bisa terlihat pada motilitas (gerakan), morfologi (bentuk), hingga jumlah sperma yang diproduksi.
Inilah mengapa suhu testis dan kualitas sperma memiliki hubungan erat. Oleh karenanya, menjaga suhu tetap ideal bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga bagian dari cara menjaga kesuburan pria terutama bagi calon ayah yang sedang mengikuti promil.
Bagaimana Celana Ketat Memengaruhi Suhu Skrotum?
Jika pakaian dalam atau celana luar sangat ketat dan menutup rapat area panggul, maka ada potensi agar skrotum (kantung testis) ditekan ke tubuh atau berada dalam kontak lebih dekat dengan tubuh bagian dalam yang hangat. Bahaya celana ketat untuk pria bisa menyebabkan:
- Terbatasnya ventilasi udara sekitar skrotum, sehingga panas tubuh lebih mudah terperangkap.
- Menekan struktur jaringan lemak atau pembuluh darah di sekitar paha atau panggul, sehingga aliran darah atau pertukaran panas menjadi kurang optimal.
- Memicu lingkungan lembap karena gesekan dan keringat, yang turut mendukung peningkatan suhu lokal.
Pemakaian celana ketat dapat menyebabkan meningkatnya suhu testis dan kualitas sperma yang menurun. Sebaliknya, jenis pakaian dalam yang lebih longgar, misalnya boxer atau celana yang tidak terlalu ketat dapat membantu menjaga suhu skrotum tetap lebih sejuk, lebih jauh dari panas tubuh.
Artikel Lainnya: Panduan Lengkap Cara Mengeluarkan Sperma untuk Tes Kesuburan
Dampak Peningkatan Suhu pada Kualitas dan Produksi Sperma
Naiknya suhu testis akibat celana ketat bukanlah hal sepele, karena sperma sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses spermatogenesis membutuhkan kondisi sejuk agar sel-sel sperma dapat berkembang dengan sempurna.
Jika suhu meningkat terlalu lama, berbagai aspek kualitas sperma akan terpengaruh, mulai dari kemampuan bergerak, bentuk sperma, hingga jumlah yang dihasilkan. Berikut dampak celana ketat merusak sperma:
Pengaruh pada motilitas (gerakan) sperma
Motilitas atau gerakan sperma adalah kemampuan sperma untuk berenang maju menuju sel telur. Jika suhu terlalu tinggi, sel-sel sperma dapat mengalami stres oksidatif, kerusakan mitokondria, dan gangguan metabolisme yang membuat gerakan sperma menjadi lamban atau tidak efektif.
Peningkatan temperatur lokal sering dikaitkan dengan penurunan persentase sperma progresif (yang bergerak maju cepat) dibandingkan sperma non-motil atau sperma yang hanya bergetar di tempat.
Pengaruh pada morfologi (bentuk) sperma
Morfologi merujuk pada bentuk kepala, leher, dan ekor sperma. Suhu yang tidak ideal bisa meningkatkan risiko cacat bentuk, misalnya kepala abnormal, leher menggembung, atau ekor bengkok.
Sel germinal yang sedang berkembang juga bisa mengalami mutasi atau kerusakan pada bagian-bagian struktural ketika berada di bawah stres panas atau oksidatif. Akibatnya, meskipun jumlah sperma mungkin masih cukup, proporsi sperma dengan bentuk normal bisa turun.
Pengaruh pada jumlah sperma
Jumlah atau kuantitas sperma adalah parameter utama dalam penilaian kesuburan pria. Peningkatan suhu testis cenderung menghambat proses spermatogenesis alias pembelahan sel germinal dan diferensiasi ke sperma matang.
Pria yang menggunakan celana dalam sangat ketat cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dibanding mereka yang memakai celana yang longgar atau boxer. Namun, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa efek jumlah sperma tidak selalu konsisten, tergantung durasi dan kondisi lainnya.
Apa Kata Penelitian Mengenai Celana Ketat dan Kesuburan?
Penelitian ilmiah tentang hubungan langsung antara penggunaan celana ketat dan kesuburan pria cukup terbatas dan hasilnya tidak selalu konsisten.
Namun, berdasarkan penelitian Harvard T.H. Chan School of Public Health, yang melibatkan 656 pria dari pasangan yang datang ke klinik fertilitas, menyebutkan bahwa pria yang memakai boxer memiliki konsentrasi sperma sekitar 25% lebih tinggi, jumlah total sperma sekitar 17% lebih tinggi, serta jumlah sperma yang motil (bergerak) juga lebih tinggi sekitar 33% dibanding yang memakai celana dalam ketat.
Mengutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam National Institutes of Health (NIH), pria yang memakai underwear longgar cenderung memiliki FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang lebih rendah. Kadar FSH yang tinggi dalam beberapa kasus dianggap sebagai tanda kompensasi tubuh terhadap gangguan produksi sperma akibat tekanan panas dari underwear ketat.
Meski begitu, sebagian besar pria masih tetap dalam rentang “normal” menurut standar klinis untuk konsentrasi sperma dan parameter dasar lainnya, bahkan jika mereka memakai underwear ketat. Artinya, efeknya bisa nyata, tapi tidak selalu sampai menyebabkan infertilitas secara langsung.
Artikel Lainnya: Pilihan Jamu Kesuburan Pria dan Tips Memilih yang Aman
Faktor Lain yang Juga Memengaruhi Kesuburan Pria
Meskipun pengaruh celana ketat pada kesuburan pria penting untuk diperhatikan, kenyataannya masih ada banyak faktor lain yang bisa menentukan kualitas sperma dan peluang pasangan untuk hamil.
Kesuburan pria adalah hasil interaksi yang kompleks antara gaya hidup, kesehatan tubuh secara umum, dan kondisi lingkungan. Jadi, selain celana ketat, berikut faktor-faktor lain yang berperan besar:
1. Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau menggunakan narkoba sudah terbukti dapat merusak sperma. Nikotin dan zat beracun lain dapat mengurangi motilitas serta meningkatkan risiko sperma berbentuk abnormal.
Selain itu, stres kronis juga bisa mengganggu keseimbangan hormon testosteron, FSH, dan LH yang penting dalam proses produksi sperma. Menurut Mayo Clinic, olahraga teratur untuk kesuburan pria, pola tidur cukup, dan manajemen stres merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat calon ayah.
2. Paparan panas dan radiasi
Selain celana ketat, paparan panas eksternal juga dapat memengaruhi suhu testis. Misalnya terlalu sering menggunakan sauna, mandi air panas, atau memangku laptop dalam waktu lama.
Semua kebiasaan ini bisa meningkatkan suhu skrotum, hingga berdampak pada kualitas sperma. CDC bahkan menyebut bahwa paparan panas berlebihan pada area genital bisa memperburuk kondisi pria dengan kesuburan yang sudah menurun.
3. Kondisi medis
Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan juga bisa menjadi penyebab utama infertilitas pria. Contohnya varikokel (pelebaran pembuluh darah di testis), infeksi saluran reproduksi, gangguan hormonal, diabetes yang tidak terkontrol, hingga obesitas.
Varikokel sendiri merupakan penyebab paling umum infertilitas pria yang dapat menurunkan produksi sperma sekaligus kualitasnya. Operasi varikokel (varicocelectomy) terbukti dapat memperbaiki jumlah sperma dan meningkatkan peluang kehamilan pasangan.
4. Paparan zat berbahaya
Lingkungan kerja juga bisa memberi pengaruh. Paparan pestisida, logam berat seperti timbal, hingga pelarut kimia tertentu dapat merusak DNA sperma. National Institutes of Health (NIH) menjelaskan bahwa bahan kimia yang bersifat “endocrine disruptor” (pengganggu hormon) dapat menurunkan produksi sperma dan meningkatkan risiko infertilitas pria.
5. Nutrisi dan pola makan
Pola makan juga berperan penting dalam menjaga kesuburan pria. Kekurangan zat gizi seperti zinc, selenium, vitamin C, vitamin E, serta asam folat untuk program hamil dapat membuat sperma lebih rentan terhadap kerusakan oksidatif.
Sebaliknya, pola makan tinggi gula dan lemak jenuh bisa menurunkan jumlah dan motilitas sperma. Oleh karena itu. penting untuk konsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan ikan berlemak untuk mendukung kesehatan sperma.
Artikel Lainnya: 11 Makanan untuk Kesuburan Pria, Dukung Kesuksesan Promil
Tips Memilih Pakaian Dalam dan Celana untuk Papa
Agar calon Papa bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa harus mengorbankan kesuburan, berikut beberapa tips memilih pakaian dalam pria untuk promil dan celana:
- Pilih pakaian dalam yang longgar dan bernapas, misalnya model boxer atau celana dalam tanpa tekanan pinggang terlalu kuat.
- Hindari jenis pakaian dalam atau celana luar yang sangat ketat atau menekan area panggul dan paha secara intens.
- Gunakan bahan yang menyerap keringat dan memungkinkan pertukaran udara, seperti katun atau campuran katun alami.
- Batasi durasi pemakaian celana ketat, misalnya gunakan saja pada momen tertentu dan ganti dengan celana longgar saat di rumah.
- Saat bekerja di lingkungan panas atau saat aktivitas berat, berikan jeda atau gunakan pakaian tambahan yang bisa membantu sirkulasi udara.
- Jaga agar bagian panggul tidak terus-menerus dalam tekanan atau gesekan, misalnya hindari menaruh benda berat (laptop) langsung di pangkuan.
Dengan pilihan pakaian dalam dan celana yang baik, Papa bisa mendukung kondisi suhu testis yang ideal dan meminimalkan salah satu dari banyak faktor risiko terhadap kesuburan pria.
Kalau Papa dan Mama ingin terus update informasi kesehatan reproduksi, yuk manfaatkan berbagai fitur bermanfaat dari aplikasi HalloBumil. Papa bisa bergabung ke komunitas HalloBumil untuk saling berbagi cerita dan pengalaman dengan pasangan lain yang sedang berjuang dalam program hamil.
Selain itu, jangan lewatkan kesempatan untuk mengikuti kelas online bersama para ahli, di mana Papa Mama bisa langsung bertanya seputar kesuburan, gaya hidup sehat calon ayah, hingga tips promil yang efektif.
Buat Mama, ada juga health tools hitung Masa Subur yang praktis dan mudah digunakan, sehingga perjalanan menuju kehamilan bisa lebih terukur. Yuk, download aplikasi HalloBumil sekarang juga!





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
