Artikel/Pra Kehamilan/Panduan Lengkap Cara Mengeluarkan Sperma Untuk Tes Kesuburan

Panduan Lengkap Cara Mengeluarkan Sperma untuk Tes Kesuburan

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 23 Juli 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Ingin menjalani tes sperma? Jangan sampai salah langkah. Simak panduan lengkap cara mengeluarkan sperma untuk tes kesuburan, mulai dari persiapan hingga penyerahan sampel ke lab di sini.
panduan-lengkap-cara-mengeluarkan-sperma-untuk-tes-kesuburan

Ketika Mama dan Papa belum juga dikaruniai momongan, salah satu langkah penting yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kesuburan, baik oleh wanita maupun pria. Bagi pria, tes kesuburan biasanya dilakukan dengan cara menganalisis kualitas sperma di laboratorium.

Namun, sebelum menjalani tes ini, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui, termasuk cara mengeluarkan sperma untuk tes kesuburan yang benar, serta syarat dan prosedur yang harus dipenuhi agar hasilnya akurat dan dapat dipercaya. Yuk, simak selengkapnya lewat artikel berikut ini.

Persiapan Sebelum Mengeluarkan Sampel Sperma

Sebelum melakukan tes analisis sperma, ada beberapa syarat tes sperma yang perlu dipersiapkan untuk memastikan hasil pemeriksaan benar-benar akurat.

Proses ini bukan sekadar mengeluarkan sperma, melainkan harus dilakukan dengan aturan yang sesuai agar kualitas sperma bisa dianalisis secara maksimal. Berikut beberapa hal penting dalam persiapan sebelum tes sperma:

1. Menjaga masa abstinensi seksual (tidak ejakulasi)

Salah satu syarat utama dalam pemeriksaan ini adalah melakukan abstinensi seksual selama 2–7 hari sebelum pengambilan sampel. Artinya, Papa tidak boleh mengalami ejakulasi, baik melalui hubungan seksual maupun masturbasi, dalam rentang waktu tersebut.

Mengapa hal ini penting? Karena jika ejakulasi dilakukan terlalu sering (misalnya setiap hari), jumlah sperma bisa menurun. Sebaliknya, jika terlalu lama tidak ejakulasi (lebih dari 7 hari), maka kualitas sperma bisa menurun dan banyak sperma yang sudah tidak aktif lagi.

2. Hindari konsumsi alkohol, rokok, dan kafein

Gaya hidup sebelum tes juga sangat memengaruhi hasil. Dianjurkan untuk menghindari konsumsi alkohol, merokok, dan minuman berkafein tinggi setidaknya beberapa hari sebelum pengambilan sampel.

Kandungan dalam zat-zat ini dapat merusak struktur DNA sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan) sperma. Sperma sangat rentan terhadap radikal bebas yang sering dipicu oleh zat adiktif seperti nikotin dan alkohol. Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat menjelang tes merupakan hal yang penting diperhatikan.

3. Hindari obat-obatan dan suplemen tertentu

Beberapa jenis obat juga bisa memengaruhi produksi sperma. Jika sedang dalam pengobatan apa pun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan tes. Obat-obatan seperti steroid, antibiotik tertentu, atau terapi hormonal bisa memengaruhi hasil analisis sperma.

Bahkan, suplemen herbal atau jamu yang tampaknya aman pun bisa memiliki efek pada sistem hormonal pria. Karena itu, penting sekali untuk memberi tahu petugas laboratorium atau dokter mengenai obat atau suplemen apa pun yang sedang dikonsumsi.

4. Jaga kesehatan tubuh secara umum

Sperma mencerminkan kondisi tubuh pria secara menyeluruh. Jika sedang demam, kelelahan berat, atau stres emosional tinggi, sebaiknya tunda pengambilan sampel hingga kondisi tubuh benar-benar stabil.

Stres dan sakit bisa memengaruhi hormon yang berperan dalam produksi sperma. Selain itu, hindari aktivitas berat yang bisa meningkatkan suhu testis, seperti sauna, mandi air panas, atau olahraga ekstrem menjelang hari pengambilan sampel.

5. Siapkan wadah sampel sperma yang tepat

Wadah sampel sperma harus steril dan bebas bahan kimia. Biasanya, laboratorium akan menyediakan wadah khusus yang aman digunakan untuk menyimpan sperma.

Hindari penggunaan wadah rumah tangga seperti botol air mineral atau wadah makanan, karena dapat mencemari sampel dan merusak sperma. Pastikan wadah tersebut memiliki penutup yang rapat dan bersih, serta diberi label nama lengkap, tanggal, dan waktu pengambilan saat menyerahkannya ke petugas laboratorium.

6. Tentukan lokasi dan waktu pengambilan sampel

Beberapa laboratorium memiliki ruangan khusus untuk pengambilan sampel, sementara yang lain mengizinkan pasien mengumpulkan sampel di rumah.

Jika mengambil sampel di rumah, pastikan bisa membawanya ke laboratorium maksimal 30–60 menit setelah ejakulasi, karena setelah waktu itu kualitas sperma mulai menurun.

Bila khawatir atau tidak yakin kapan dan di mana waktu terbaik untuk pengambilan, jangan ragu untuk konsultasi terlebih dahulu dengan pihak laboratorium atau dokter.

7. Beritahu petugas laboratorium jika pernah tes sebelumnya

Jika pernah menjalani tes serupa atau sedang dalam program fertilitas, informasi tersebut penting untuk dilaporkan agar bisa dibandingkan dengan hasil yang lalu. Hal ini juga membantu dokter dalam menilai berapa lama sperma bertahan di luar tubuh atau apakah diperlukan metode pemeriksaan lanjutan.

Dengan melakukan persiapan di atas secara cermat, hasil dari tes analisis sperma akan lebih akurat dan bisa diandalkan dalam proses perencanaan kehamilan. Jangan lupa untuk mencatat jadwal abstinensi dan menyesuaikan waktu pemeriksaan dengan kondisi fisik dan mental yang prima, ya!

Langkah-Langkah Mengeluarkan Sperma yang Benar

Proses pengambilan sampel sperma untuk tes kesuburan tidak bisa dilakukan sembarangan karena bisa memberikan hasil yang keliru, sehingga mengganggu diagnosis kesuburan pria.

Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengeluarkan sperma untuk tes kesuburan secara benar dan sesuai prosedur medis.

1. Melakukan masturbasi di laboratorium

Cara paling umum dan direkomendasikan adalah mengeluarkan sperma melalui masturbasi di ruang khusus yang telah disediakan oleh fasilitas kesehatan.

Langkah-langkahnya:

  • Sebelum mulai, cuci tangan dan area genital dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan dengan handuk bersih.
  • Ambil wadah sampel sperma steril yang sudah disiapkan oleh petugas laboratorium. Jangan menggunakan wadah sembarangan, karena kebersihan sangat penting agar sperma tidak terkontaminasi.
  • Lakukan masturbasi secara perlahan dan keluarkan sperma langsung ke dalam wadah tersebut, tanpa menggunakan pelumas atau air liur karena bisa merusak sperma.
  • Setelah ejakulasi selesai, segera tutup wadah dengan rapat dan beri label: nama, tanggal, dan waktu pengambilan sampel.

Jika ada sperma yang tercecer di luar wadah atau tidak semua tertampung, segera laporkan ke petugas. Hindari menyentuh bagian dalam wadah atau tutup, karena bisa menyebabkan kontaminasi.

2. Masturbasi di rumah

Beberapa pria mungkin merasa lebih nyaman jika proses masturbasi dilakukan di rumah. Hal ini diperbolehkan, namun harus memenuhi syarat ketat agar kualitas sperma tetap terjaga.

Pastikan untuk menggunakan wadah sampel sperma steril yang sudah disiapkan dari laboratorium atau rumah sakit. Segera tutup rapat wadah dan jaga suhu wadah agar tetap hangat. Usahakan kirim sampel ke laboratorium maksimal 30-60 menit setelah ejakulasi.

Penting untuk diketahui, sperma mulai mengalami penurunan kualitas setelah 1 jam di luar tubuh, terutama jika tidak disimpan pada suhu yang sesuai. Maka dari itu, kecepatan pengiriman sangat penting.

3. Menggunakan kondom khusus (non-spermisida)

Bagi pria yang kesulitan melakukan masturbasi atau ingin mengeluarkan sperma melalui hubungan seksual, ada opsi menggunakan kondom koleksi khusus (tanpa pelumas dan spermisida).

Tidak dianjurkan untuk menggunakan kondom biasa karena mengandung pelumas atau spermisida yang bisa membunuh sperma dan menyebabkan hasil tes tidak akurat.

Setelah ejakulasi, kondom segera dilepas dengan hati-hati agar sperma tidak tumpah. Pindahkan sperma ke dalam wadah steril, atau langsung serahkan kondom tertutup rapat kepada laboratorium (sesuai kebijakan lab).

4. Teknik coitus interruptus (kurang direkomendasikan)

Metode ini dilakukan dengan menarik penis sebelum ejakulasi dan mengarahkan sperma ke wadah. Namun, cara ini tidak direkomendasikan karena risiko tumpah atau tidak semua sperma tertampung sangat tinggi. Selain itu, proses ini juga rawan kontaminasi karena bisa bercampur dengan cairan dari vagina atau kulit luar.

5. Pengambilan sperma dengan bantuan medis (jika diperlukan)

Jika pria tidak bisa ejakulasi karena gangguan saraf, kondisi medis tertentu, atau ejakulasi retrograde (sperma masuk ke kandung kemih), pengambilan sperma bisa dilakukan melalui prosedur medis seperti:

  • TESA (Testicular Sperm Aspiration): Pengambilan sperma dari testis langsung dengan jarum suntik.
  • TESE (Testicular Sperm Extraction): Pengambilan jaringan kecil testis untuk diekstrak spermanya.
  • Elektroejakulasi: Stimulasi saraf untuk membantu ejakulasi pada pria dengan gangguan neurologis.

Prosedur ini hanya dilakukan oleh dokter spesialis urologi atau andrologi di rumah sakit tertentu.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pengambilan Sampel

Penting untuk menjaga kualitas sampel sperma. Oleh karena itu, pastikan untuk menghindari hal-hal berikut:

  1. Tidak ejakulasi lebih dari 7 hari atau kurang dari 2 hari sebelum tes karenabisa membuat sperma mati (jika terlalu lama) atau belum matang (jika terlalu sebentar).
  2. Jangan menggunakan pelumas, sabun, minyak, atau kondom biasa karenaKandungan spermisida dapat membunuh atau melemahkan sperma.
  3. Hindari konsumsi zat berpengaruh (alkohol, kafein, tembakau, obat) yang dapatmemengaruhi jumlah dan gerak sperma.
  4. Jangan kumpulkan sperma saat kondisi sakit atau stres tinggi karenaestrogen atau hormon stres dapat mengganggu produksi sperma.
  5. Tidak menunda pengiriman sampel ke lab dan usahakan mengirimnya dalam waktu 30–60 menit ke lab. Penundaan bisa menurunkan kualitas sperma.
  6. Jangan mencampur dengan air mani tumpahan karenabisa memengaruhi volume dan konsentrasi sperma.

Artikel Lainnya: 5 Pantangan Calon Ayah Saat Promil yang Wajib Dihindari

Cara Menyimpan dan Menyerahkan Sampel ke Laboratorium

Penyimpanan dan proses penyerahan sampel sperma juga bisa memengaruhi hasil tes kesuburan. Berikut tips menyimpan sperma yang direkomendasikan:

  1. Tempelkan label dengan benar: Mencantumkan nama pasien, tanggal, dan waktu pengambilan sampel.
  2. Jaga wadah sperma agar berada dalam kondisi suhu tubuh (± 37°C): Simpan di saku dalam coat atau tempat hangat selama perjalanan.
  3. Jangan dinginkan atau panaskan berlebih: Karenasuhu ekstrem dapat merusak sperma.
  4. Antarkan dalam 30–60 menit: Untukmenjamin sperma masih aktif dan memengaruhi analisis morfologi dan motilitas.
  5. Bawa identitas diri dan formulir: Beberapa lab meminta identitas dan/atau surat pengantar dokter.

Biaya Tes Analisis Sperma

Biaya tes analisis sperma pada dasarnya cukup bervariasi di berbagai klinik atau lab. Di laboratorium, tarifnya bisa berkisar dari Rp 200.000–500.000. Sedangkan di rumah sakit dan klinik fertilitas, harganya bisa lebih tinggi, tergantung fasilitas, tambahan tes hormon atau genetik.

Apabila ingin melakukan proses pembekuan sperma alias memilih penyimpanan jangka panjang, akan dikenakan biaya tambahan untuk proses dan penyimpanannya. Untuk biaya pasti, coba cek website resmi laboratorium atau klinik pilihan.

Nah, itu dia cara mengeluarkan sperma untuk tes kesuburan yang perlu Mama ketahui. Untuk mendapatkan informasi lain seputar tes kesuburan, langsung download aplikasi HalloBumil di Google Play atau App Store.

Bingung menghitung masa subur? Gunakan tools pintar dari Hallobumil! Cek kalender masa subur sekarang dengan mudah dan cepat. Mau ikut kelas persiapan kehamilan atau webinar kesehatan reproduksi? Cek jadwal event seru dari HalloBumil, ada yang online maupun offline, lho! Jangan lupa juga untuk gabung dengan komunitas HalloBumil di WhatsApp, ya.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
1
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image