Penggunaan Layar (Screen Time) untuk Si Kecil
:strip_icc():format(webp)/hb-article/ZSGRMEOW7rQjg6DoLMS9u/original/44370.jpg)
dr. Indira Dewi Iriani
Di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, kita tidak bisa menjauhkan diri dari penggunaan gadget dan teknologi secara umum. Era digital membuat layar menjadi lebih mudah diakses dan lebih mudah dibawa-bawa. Kira-kira pada zaman anak kita tumbuh dan berkembang nanti, akan menjadi seperti apa ya Ma, penggunaannya?
Otak bayi berkembang pesat di dua tahun pertama hidupnya. Oleh sebab itu, penting bagi bayi dan balita untuk mengeksplorasi lingkungan mereka dan mencaritahu apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya juga membantu mereka belajar lingkungan sekitar.
Terdapat kekuatiran bahwa penggunaan layar pada anak-anak bisa berpengaruh pada perkembangan kognitif dan bahasa, yang nantinya bisa menimbulkan masalah di sekolah dan memperberat gangguan kepribadian. Penelitian yang dilakukan oleh Cincinnati Children’s Hospital Medical Center pada 47 anak pra-sekolah yang menggunakan layar melebihi rekomendasi setiap harinya menunjukkan pengaruh struktur otak anak pada bagian literasi dan bahasa. Menurut psikolog David Anderson dari Child Mind Institute, penggunaan layar pada anak-anak harus hati-hati karena pada usia tersebut mereka sedang memasuki periode pengembangan. Anak-anak lebih membutuhkan banyak interaksi tatap muka untuk mencapai perkembangan bahasa dan sosial. Pada masa ini, mereka juga mengembangkan kemampuan empati dan pengendalian situasi personal. Ada studi lain yang menganalisis penelitian mengenai screen time pada anak usia 4 sampai 18 tahun, terutama TV dan video games, ternyata berhubungan dengan performa akademis yang buruk, terutama di usia remaja.
Karena alasan-alasan itu, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan batasan waktu penggunaan layar pada bayi dan balita.
- Anak-anak di bawah usia 18 bulan sebaiknya tidak menggunakan layar sama sekali, kecuali untuk berinteraksi dengan anggota keluarga (video call).
- Anak-anak umur 18-24 bulan dapat dikenalkan media digital yang cocok untuk mereka.
- Anak-anak umur 2-5 tahun dapat menggunakan layar dengan waktu maksimal 1 jam per hari.
- Anak-anak dengan umur 6 tahun ke atas dapat menggunakan media dengan pantauan dari orang tua, dan penggunaan tersebut tidak mengganggu aktivitas fisik dan jam tidur mereka.
Namun bagaimanapun juga, pada zaman sekarang ini layar itu ada dimana-mana. Si Kecil akan ada kemungkinan untuk menggunakan layar. Tugas kita sebagai orangtua adalah memantau penggunaan layar tersebut. Sebagai tambahan dari rekomendasi AAP di atas, penting juga bagi orang tua untuk membatasi tidak hanya seberapa banyak waktu screen time, tapi juga kapan kita membolehkan screen time. Penggunaan layar di malam hari bisa mengganggu waktu tidur anak.
Di lain pihak, Anderson mengatakan bahwa ada “efek positif” dari screen time dalam meningkatkan hubungan sosial, terutama pada anak di grup minoritas, di mana ada dukungan dan penerimaan dari komunitas online bisa berubah menjadi positif.
Beberapa tips yang bisa Mama lakukan mengenai penggunaan layar adalah:
- Mendampingi Si Kecil dan berinteraksi dengan mereka dalam permainan edukasi atau menonton video yang sesuai dengan umur mereka.
- Melakukan riset sebelum memberikan akses layar kepada Si Kecil.
- Menjadualkan penggunaan layar untuk Si Kecil, dan mengurangi penggunaan layar pada malam hari.
- Mengusahakan waktu berkumpul bersama, dan mencari kegiatan di luar rumah atau olahraga.
Selamat membersamai Si Kecil ya, Ma! (IDI)