Fakta Seputar Pembekuan Sel Telur, Tujuan, Proses & Jenisnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/SX_0w7pVhrFq_sGKtrUCL/original/s0omn1kp5v7kretj1r1sg5oktaugwerx.png)
Di tengah gaya hidup modern dan tuntutan karier yang semakin kompleks, banyak wanita mulai mempertimbangkan berbagai cara untuk melestarikan kesuburan wanita di masa depan.
Salah satu prosedur yang semakin populer adalah pembekuan sel telur atau dikenal juga sebagai egg freezing.
Teknik menyimpan sel telur ini menjadi solusi bagi wanita yang ingin merencanakan kehamilan sesuai kondisi terbaik mereka, baik secara fisik maupun emosional. Yuk, cari tahu serba-serbi cara membekukan sel telur lewat ulasan berikut ini.
Artikel Lainnya: Apakah Bisa Hamil Tanpa Berhubungan Badan? Cek Faktanya
Apa Itu Pembekuan Sel Telur (Oocyte Cryopreservation)?
Pembekuan sel telur atau dalam istilah medis disebut oocyte cryopreservation atau egg freezing adalah sebuah prosedur untuk mengambil sel telur matang dari ovarium lalu menyimpannya dalam kondisi beku agar tetap sehat dan layak digunakan di masa depan.
Proses ini memungkinkan wanita menjeda kualitas sel telurnya di usia yang lebih muda, sehingga ketika kelak ingin hamil, ia dapat menggunakan sel telur yang kualitasnya masih baik, meskipun usia biologisnya sudah bertambah.
Teknologi yang digunakan saat ini adalah vitrifikasi, yaitu metode pembekuan super cepat yang mencegah terbentuknya kristal es yang berbahaya karena dapat merusak struktur sel telur.
Dengan vitrifikasi, sel telur dapat membeku sempurna tanpa kerusakan, sehingga peluang sel telur bertahan tetap tinggi selama penyimpanan di dalam nitrogen cair.
Sel telur yang telah dibekukan bisa disimpan selama bertahun-tahun, bahkan lebih dari satu dekade tanpa kehilangan kualitas secara signifikan.
Nantinya, ketika wanita siap untuk hamil, sel telur tersebut akan dicairkan kembali, dibuahi dengan sperma melalui prosedur IVF (bayi tabung), lalu ditanamkan ke rahim. Pembekuan sel telur adalah cara bagi wanita untuk menjaga kesuburannya di masa depan.
Prosedur ini sering dianggap sebagai tabungan biologis yang dapat membantu meningkatkan peluang hamil setelah egg freezing, terutama bagi mereka yang membekukannya di usia muda.
Mengapa Wanita Memilih Pembekuan Sel Telur?
Memilih melakukan pembekuan sel telur bukan hanya tentang menunda kehamilan, tetapi juga memberikan ruang bagi wanita untuk merencanakan masa depan sesuai kesiapan fisik, mental, dan kondisi hidupnya. Berikut sejumlah alasan beberapa wanita memilih untuk membekukan sel telurnya:
Alasan sosial (menunda kehamilan)
Banyak wanita memilih pembekuan sel telur untuk menunda kehamilan karena faktor karier, belum menemukan pasangan yang tepat, atau ingin mempersiapkan kondisi finansial terlebih dahulu.
Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur menurun, sehingga pembekuan sel telur di usia muda dapat membantu meningkatkan peluang hamil setelah egg freezing.
Alasan medis (sebelum pengobatan kanker atau kondisi tertentu)
Prosedur ini juga disarankan bagi wanita yang akan menjalani pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi yang berisiko merusak ovarium. Selain itu, wanita dengan kondisi medis tertentu seperti endometriosis atau penyakit autoimun juga dapat mempertimbangkan langkah ini.
Artikel Lainnya: Inilah Batas Usia Kesuburan Wanita untuk Promil yang Aman
Proses Pembekuan Sel Telur
Proses pembekuan sel telur berlangsung melalui beberapa tahapan yang terstruktur dan diawasi ketat oleh dokter spesialis kesuburan.
Setiap tahap memiliki perannya masing-masing untuk memastikan sel telur yang diambil berada dalam kondisi terbaik sebelum dibekukan. Berikut prosesnya:
1. Persiapan (konsultasi & pemeriksaan awal)
Tahap awal dimulai dengan konsultasi bersama dokter spesialis kandungan dan pemeriksaan kesuburan, seperti cek hormon AMH dan USG ovarium untuk melihat cadangan sel telur. Pemeriksaan ini membantu menilai kapan harus egg freezingdilakukan agar hasil optimal.
2. Stimulasi ovarium
Dokter akan memberikan suntikan hormon untuk merangsang ovarium memproduksi lebih banyak sel telur dalam satu siklus. Proses ini berlangsung sekitar 10–12 hari dan dipantau dengan USG.
3. Pengambilan sel telur (oocyte retrieval)
Setelah sel telur matang, dokter akan melakukan tindakan kecil dengan sedasi untuk mengambil sel telur menggunakan jarum tipis melalui vagina menuju ovarium. Prosedur ini tidak memerlukan rawat inap.
4. Cryopreservation (proses pembekuan)
Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, sel telur yang berhasil diambil akan dibekukan melalui vitrifikasi. Proses cepat ini melindungi sel telur dari pembentukan kristal es yang dapat merusak strukturnya.
5. Penyimpanan
Setelah dibekukan, sel telur disimpan dalam tangki nitrogen cair pada suhu sangat rendah. Sel telur dapat bertahan bertahun-tahun tanpa kehilangan kualitas secara signifikan.
Artikel Lainnya: Tips Meningkatkan Kesuburan di Usia 30-an agar Cepat Hamil
Siapa yang Direkomendasikan untuk Pembekuan Sel Telur?
Pembekuan sel telur pada dasarnya dapat dipertimbangkan oleh semua wanita yang ingin merencanakan kehamilan di masa depan, tetapi ada beberapa kelompok yang secara khusus sangat dianjurkan untuk mempertimbangkannya.
Wanita berusia di bawah 35 tahun adalah kelompok dengan kualitas sel telur terbaik, sehingga pembekuan di usia ini biasanya memberikan peluang keberhasilan lebih tinggi saat sel telur digunakan kelak.
Selain itu, prosedur ini sangat direkomendasikan untuk wanita yang akan menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau radiasi, karena terapi tersebut berisiko merusak ovarium dan menurunkan cadangan sel telur.
Wanita dengan kondisi medis tertentu seperti endometriosis, penyakit autoimun, riwayat operasi ovarium, atau memiliki cadangan sel telur rendah juga dapat mempertimbangkan prosedur ini untuk menjaga peluang kehamilan di masa depan.
Wanita yang ingin menunda kehamilan karena alasan pribadi, misalnya ingin fokus pada karier, belum menemukan pasangan yang tepat, atau memiliki pertimbangan finansial juga sering memilih pembekuan sel telur sebagai bentuk perencanaan keluarga yang lebih fleksibel.
Pembekuan sel telur menjadi pilihan yang tepat bagi siapa pun yang ingin melestarikan kesuburan wanita dan mempertahankan peluang hamil secara optimal di masa mendatang.
Artikel Lainnya: Kapan Waktu Tepat Memulai Program Hamil? Temukan Jawabannya
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Keberhasilan
Keberhasilan kehamilan setelah egg freezing tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada kondisi biologis wanita saat pembekuan dilakukan.
Faktor terpenting adalah usia ketika sel telur dibekukan. Semakin muda usia wanita (idealnya di bawah 35 tahun), semakin baik kualitas sel telur, sehingga peluang hamil setelah egg freezing menjadi lebih tinggi.
Jumlah sel telur yang berhasil dibekukan juga sangat berpengaruh. Semakin banyak sel telur yang tersedia, semakin besar kemungkinan sebagian di antaranya dapat bertahan setelah pencairan dan berhasil dibuahi.
Biasanya dokter menyarankan pembekuan sekitar 10–20 sel telur untuk peluang yang lebih optimal, tergantung usia dan kondisi medis.
Selain itu, kualitas sperma saat proses pembuahan di masa depan, kondisi rahim ketika sel telur siap ditanamkan, serta kesehatan reproduksi secara keseluruhan turut menentukan keberhasilan.
Penting juga memahami bahwa meskipun teknologi ini terus berkembang, pembekuan sel telur bukan jaminan pasti untuk hamil, tetapi merupakan cara untuk meningkatkan peluang tersebut.
Risiko dan Efek Samping Prosedur Pembekuan Sel Telur
Sebelum memutuskan melakukan pembekuan sel telur, penting bagi Mama untuk memahami bahwa meskipun prosedur ini tergolong aman dan umum dilakukan, tetap ada risiko medis yang mungkin muncul.
Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
- Ketidaknyamanan akibat stimulasi hormon: Selama pemberian hormon, sebagian wanita merasakan kembung, payudara lebih sensitif, atau perubahan suasana hati.
- Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS): Kondisi ini jarang terjadi, tetapi dapat muncul jika ovarium bereaksi berlebihan terhadap obat hormon. Gejalanya bisa berupa perut membesar, mual, dan nyeri ringan.
- Risiko prosedur pengambilan sel telur: Setelah oocyte retrieval, beberapa wanita mengalami kram, bercak darah, atau sedikit nyeri di area panggul. Kasus infeksi atau perdarahan berat sangat jarang terjadi.
- Tidak ada jaminan keberhasilan 100%: Penting dipahami bahwa pembekuan sel telur meningkatkan peluang hamil, tetapi tidak dapat menjaminnya sepenuhnya.
- Stres emosional dan mental: Proses medis, jadwal suntikan, serta harapan terhadap hasil bisa memengaruhi kondisi psikologis wanita.
Pertimbangan Biaya dan Aspek Etika
Melakukan pembekuan sel telur bukan hanya keputusan medis, tetapi juga keputusan finansial dan etis. Biaya pembekuan sel telur biasanya cukup tinggi karena mencakup pemeriksaan awal, obat hormon, prosedur pengambilan sel telur, hingga biaya penyimpanan tahunan.
Di beberapa negara, total biaya dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah tergantung klinik dan jumlah siklus yang dibutuhkan. Selain biaya, ada beberapa aspek etika yang perlu dipertimbangkan.
Misalnya, sampai kapan sel telur boleh disimpan? Apa yang akan dilakukan jika sel telur tidak digunakan? Bagaimana jika kondisi hidup berubah, seperti pernikahan, perceraian, atau keputusan pribadi lainnya? Ada pula pertimbangan terkait hak pasangan atas sel telur beku jika keduanya berpisah.
Membahas semua ini dengan dokter, pasangan (jika ada), dan pihak keluarga dapat membantu memastikan keputusan yang diambil benar-benar sesuai kebutuhan dan nilai pribadi.
Pembekuan sel telur bukan hanya langkah medis, tetapi juga komitmen jangka panjang yang memerlukan kesiapan dari berbagai sisi.
Masih bingung menentukan kapan harus egg freezing? Gabung ke komunitas Hallobumil di WhatsApp untuk berdiskusi dengan para Mama dan calon Mama lainnya yang punya pengalaman serupa.
Mama dan Papa juga bisa download aplikasi hallobumil untuk mengakses informasi seputar kesuburan dan health tools Kalkulator Masa Subur. Jangan lupa, ikuti event hallobumil bersama ribuan calon Mama lainnya





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
