Benarkah Sugar Rush pada Anak Itu Nyata? Ini Faktanya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/MnaohJWall1K4g3Bn7iZ4/original/k8z1csocqlj0tk7arb77rhiidszbj2jy.png)
Mama pasti sering mendengar istilah “sugar rush”, terutama saat anak terlihat bersemangat setelah mengonsumsi makanan manis. Banyak yang percaya kalau anak bisa hiperaktif karena gula, namun benarkah begitu?
Artikel ini akan membahas apa itu sugar rush pada anak, bagaimana gula memengaruhi tubuh anak, mitos dan faktanya, tanda-tanda anak kelebihan gula, dampak yang mungkin muncul, serta tips praktis agar konsumsi gula tetap terkontrol.
Artikel Lainnya: Menu Makanan Sehat Harian untuk Balita
Apa Itu Sugar Rush?
Sugar rush adalah istilah populer yang mengacu pada lonjakan energi setelah anak makan makanan manis. Mama mungkin membayangkan anak langsung berlari-lari, tertawa terus, atau susah diatur setelah makan permen atau kue.
Lantas, apakah sugar rush itu nyata? Namun, menurut penelitian, fenomena ini tidak benar-benar terjadi secara ilmiah. Tubuh memang memproses gula sebagai sumber energi, tetapi prosesnya berlangsung stabil, bukan mendadak seperti yang kita bayangkan.
Banyak yang mengira anak menjadi hiperaktif setelah makan gula karena pengaruh suasana hati atau ekspektasi mereka sendiri. Misalnya, saat pesta ulang tahun yang penuh keceriaan, Mama mungkin mengaitkan keriangan itu dengan kue manis yang disajikan, padahal faktor utamanya adalah suasana menyenangkan.
Bagaimana Gula Mempengaruhi Tubuh Anak?
Efek gula pada anak akan terasa pada perubahan fisiknya. Ketika anak mengonsumsi makanan manis, gula akan masuk ke aliran darah dan memberi energi cepat. Tetapi jika jumlahnya berlebihan, tubuh akan menyimpannya sebagai cadangan lemak. Inilah yang sering memicu kenaikan berat badan bila dibiarkan dalam jangka panjang.
Selain itu, setelah kadar gula darah meningkat, tubuh akan mengeluarkan insulin untuk menyeimbangkannya. Proses ini kadang menimbulkan sugar crash, yaitu kondisi saat anak tiba-tiba tampak lelah, mudah rewel, atau sakit kepala sekitar satu jam setelah mengonsumsi gula berlebih. Jadi, bukan hiperaktif yang terjadi, melainkan perubahan energi yang tidak stabil.
Jika pola ini berlangsung terus-menerus, risiko kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, gangguan jantung, hingga kerusakan gigi bisa meningkat.
Artikel Lainnya: Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 1 hingga 3 Tahun
Mitos dan Fakta tentang Sugar Rush
Banyak anggapan yang beredar soal gula dan anak, namun tidak semuanya benar. Berikut beberapa mitos yang perlu Mama ketahui:
Mitos | Fakta |
Gula membuat anak hiperaktif | Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Studi meta-analisis menunjukkan gula tidak menyebabkan hiperaktivitas. |
Semua anak bereaksi sama terhadap gula | Respon setiap anak berbeda, tetapi secara umum, efeknya pada perilaku tidak signifikan. |
Lonjakan energi berasal dari gula semata | Sering kali suasana pesta atau momen menyenangkan membuat anak lebih aktif, bukan karena gulanya. |
Tanda-Tanda Anak Kelebihan Asupan Gula
Bagaimana Mama bisa mengenali jika anak terlalu banyak mengonsumsi gula? Beberapa ciri-ciri sugar rush berikut ini:
- Sugar crash: Anak tampak lelah, lesu, atau gampang marah sekitar satu jam setelah makan makanan manis.
- Masalah gigi: Karies atau gigi berlubang sering menjadi tanda konsumsi gula berlebihan karena gula menjadi makanan bagi bakteri penyebab kerusakan gigi.
- Berat badan naik dengan cepat: Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan timbunan lemak, terutama jika anak jarang beraktivitas fisik.
- Nafsu makan tidak seimbang: Anak cenderung memilih makanan manis dan menolak makanan bergizi seperti sayur atau protein, sehingga pola makan jadi kurang seimbang.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Anak Susah Makan dan Kenali Penyebabnya
Dampak Terlalu Banyak Gula pada Anak
Mengonsumsi gula berlebih bukan hanya soal energi sesaat. Berikut beberapa dampak yang perlu Mama waspadai:
- Obesitas dan gangguan metabolik: Minuman manis, camilan tinggi gula, dan pola makan tidak seimbang bisa memicu penumpukan lemak dan resistensi insulin.
- Risiko diabetes tipe 2 dan hipertensi: Penelitian menunjukkan anak yang mendapat terlalu banyak gula pada masa awal kehidupannya memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis di kemudian hari.
- Kerusakan gigi: Gula adalah sumber makanan utama bakteri yang merusak lapisan gigi, menyebabkan karies.
- Gangguan pola makan: Asupan gula yang tinggi membuat anak kurang mendapat nutrisi penting dari sumber lain seperti serat, vitamin, dan protein.
- Penurunan fokus: Beberapa studi mengaitkan pola makan tinggi gula dengan gangguan konsentrasi pada sebagian anak, meski efeknya tidak selalu signifikan.
Tips Membatasi Gula dalam Makanan Anak
Mengurangi gula bukan berarti melarang anak menikmati makanan manis sama sekali. Mama bisa menerapkan cara mengatasi sugar rush untuk menjaga kesehatan si Kecil:
1. Utamakan minuman sehat
Salah satu sumber gula tersembunyi yang sering luput dari perhatian adalah minuman manis, seperti teh kemasan, susu kental manis, dan minuman bersoda. Alih-alih minuman kemasan, Mama bisa berikan alternatif minuman sehat untuk anak, seperti:
- Air putih
- Susu tanpa tambahan gula
- Jus buah segar tanpa gula tambahan (dalam porsi terbatas)
- Infused water (air mineral dengan potongan buah)
Kebiasaan ini bukan hanya membantu mengurangi asupan gula, tapi juga mendukung keseimbangan cairan tubuh anak.
2. Batasi porsi dan frekuensi
Tetapkan batas konsumsi gula anak per hari, misalnya satu porsi camilan manis setelah makan utama, bukan sepanjang hari. Menurut American Heart Association(AHA) dan World Health Organization(WHO), anak usia 2–18 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram atau sekitar 6 sendok teh gula tambahan per hari. Untuk anak di bawah 2 tahun, disarankan tidak diberi gula tambahan sama sekali.
3. Kombinasikan dengan makanan bernutrisi
Jika Mama ingin memberikan makanan atau camilan manis, coba kombinasikan dengan bahan bernutrisi lain. Contohnya:
- Potongan buah dengan yogurt tanpa gula
- Pancake pisang tanpa gula tambahan
- Oatmeal dengan topping buah kering alami
Dengan begini, asupan gula tetap terkendali dan anak tetap mendapatkan nutrisi yang baik dari serat, protein, dan lemak sehat. Ini adalah cara yang cerdas untuk mengurangi gula tanpa mengorbankan rasa.
Artikel Lainnya: Penyebab dan Cara Mengatasi GTM pada Anak dengan Tepat
4. Perhatikan label kemasan
Banyak produk makanan anak di pasaran yang mengandung gula tersembunyi, bahkan pada produk yang terkesan sehat seperti sereal, roti, atau saus. Mama bisa membaca label gizi dan memperhatikan istilah-istilah berikut yang merujuk pada gula tambahan:
- Glukosa
- Fruktosa
- Sirup jagung
- Dekstrosa
- Maltosa
- Gula invert
Perhatikan juga jumlah "sugar" atau "added sugar" pada label. Sebisa mungkin pilih produk dengan kadar gula paling rendah, atau tanpa tambahan gula.
5. Libatkan anak dalam memilih makanan
Salah satu strategi yang efektif adalah melibatkan anak saat memilih dan menyiapkan makanan. Saat anak merasa dilibatkan, mereka lebih termotivasi untuk mencoba makanan sehat yang disajikan.
Mama bisa:
- Ajak anak belanja sayur dan buah di pasar atau supermarket.
- Biarkan anak memilih menu camilan sehat.
- Libatkan anak membuat smoothie buah tanpa gula.
Dengan cara ini, anak juga belajar sejak dini tentang pentingnya menjaga pola makan yang seimbang.
6. Tetapkan suasana makan yang baik
Pastikan anak cukup tidur dan aktif bergerak agar energinya stabil. Dengan begitu, Mama tidak mudah mengaitkan perilaku anak dengan gula semata.
Sugar rush ternyata lebih banyak mitos daripada fakta. Bukan gula yang membuat anak hiperaktif mendadak, melainkan faktor suasana dan persepsi kita. Namun, dampak konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan anak nyata adanya, mulai dari obesitas hingga risiko penyakit kronis.
Yuk, mulai batasi konsumsi gula buatan pada si Kecil agar kesehatannya di masa depan terjaga! Untuk mendapatkan insight dan rekomendasi seputar kesehatan si Kecil, menu-menu rendah gula yang aman, hingga cerita inspirasi ibu lain dalam menjaga kesehatan anak.
Mama bisa bergabung dengan komunitas Hallobumil. Mama juga bisa ikutan webinar seru lewat halaman event. Yuk, Unduh sekarang aplikasinya!