Artikel/Pasca Kehamilan/Alergi Susu Sapi pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Solusinya

Alergi Susu Sapi pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Solusinya

Tim Ahli Hallobumil | Diterbitkan pada 26 November 2025
Ditinjau oleh dr. Indria Sari
Bagikan
Facebook
Twitter
WhatsApp
copylink
Alergi susu sapi umum terjadi pada bayi. Gejalanya bisa seperti diare, muntah, ruam, biduran hingga sesak napas. Penting bagi Mama untuk kenali lebih dini gejala dan juga cara mengatasinya.
serba-serbi-alergi-susu-sapi-pada-si-kecil

Seiring dengan pertambahan usia Si Kecil, kebutuhan akan energi dan nutrisi juga semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut, Si Kecil disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang bervariasi dalam jumlah yang seimbang, termasuk susu sapi.

Berbagai referensi baik WHO (World Health Organization), AAP (American Association of Pediatrics) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sepakat bahwa susu sapi adalah salah satu sumber kalsium dan vitamin D yang penting untuk anak. Namun adakalanya ketika mengkonsumsi susu sapi, muncul gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti pilek dan batuk, muntah, biduran, dan lain-lain.

Pada titik ini Mama mungkin mulai bertanya-tanya, apakah Si Kecil alergi susu sapi? Agar Mama tidak bingung, berikut penjelasan lengkap mengenai alergi susu sapi, penyebabnya, hingga cara mengatasinya.

Penyebab Alergi Susu Sapi pada Bayi

Alergi susu sapi termasuk dalam alergi makanan, yaitu kondisi ketika sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi. Reaksi ini bisa dipicu oleh:

  • Faktor genetik: Jika Mama atau Papa memiliki riwayat alergi, risiko Si Kecil mengalami alergi susu sapi jadi lebih tinggi.
  • Paparan alergen sejak dini: Protein susu sapi dapat masuk melalui konsumsi langsung atau melalui ASI jika Mama mengonsumsi produk susu sapi.
  • Faktor lingkungan: Polusi udara, asap rokok, bulu hewan peliharaan, atau kondisi cuaca tertentu dapat memicu sensitivitas imun, sehingga tubuh lebih mudah bereaksi berlebihan.

Artikel lainnya: Mama Ada Alergi, Bolehkah Menyusui Si Kecil?

Faktor Risiko Alergi Susu

Beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan kemungkinan Si Kecil mengalami alergi susu sapi:

  • Riwayat alergi dalam keluarga (asma, eksim, rhinitis alergi, alergi makanan).
  • Tidak mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
  • Paparan asap rokok.
  • Lingkungan dengan tingkat polusi tinggi.
  • Memiliki kondisi kulit sensitif atau eksim sejak bayi.

Bagaimana Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi?

Gejala alergi susu sapi bisa muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah konsumsi. Tanda-tanda yang perlu Mama waspadai antara lain:

1. Gejala Pernapasan

  • Batuk-batuk
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Napas berbunyi “ngik-ngik” (wheezing)

2. Gejala Saluran Cerna

  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare, termasuk diare berdarah
  • Gumoh berlebihan

3. Gejala Kulit

  • Ruam kemerahan
  • Gatal
  • Biduran
  • Eksim yang makin parah

Dalam kasus yang sangat jarang, bisa terjadi reaksi alergi berat (anafilaksis), yang ditandai dengan sesak napas berat, pembengkakan bibir atau wajah, dan penurunan kesadaran. Ini kondisi darurat dan harus segera dibawa ke IGD.

Bagaimana Cara Mengecek Apakah Bayi Alergi Susu Sapi?

Untuk memastikan apakah Si Kecil benar-benar alergi susu sapi, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:

1. Observasi Gejala

Mama bisa mencatat kapan gejala muncul, apakah selalu terjadi setelah konsumsi susu sapi atau produk turunannya (keju, yogurt, butter, biskuit tertentu).

2. Eliminasi Alergen

Dokter biasanya menyarankan menghentikan konsumsi susu sapi selama 2–4 minggu, lalu memantau apakah gejala membaik.

3. Tantang Alergen (Oral Food Challenge)

Di bawah pengawasan dokter, Si Kecil akan diberikan kembali protein susu sapi dalam jumlah kecil untuk memastikan reaksi alergi.

4. Tes Alergi

Dokter dapat melakukan tes seperti Skin Prick Test atau Tes IgE spesifik melalui darahKombinasi pemeriksaan klinis dan hasil tes akan membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat.

Bagaimana Mengatasi Bayi Alergi Susu Sapi?

Jika Si Kecil terbukti alergi susu sapi, langkah-langkah berikut biasanya dianjurkan:

1. Menghindari Protein Susu Sapi

Mama perlu menghindarkan Si Kecil dari:

  • Susu sapi murni
  • Produk olahan susu (keju, yogurt, mentega, krimer)
  • Makanan yang mengandung whey, casein, lactose dalam bentuk tertentu

Jika Si Kecil masih menyusu ASI, Mama juga perlu menghindari konsumsi susu sapi, karena proteinnya bisa terbawa melalui ASI.

2. Menggunakan Susu Pengganti

Beberapa pilihan yang direkomendasikan dokter:

  • Susu formula hipoalergenik (extensively hydrolyzed formula – EHF). Protein sudah dipecah menjadi rantai pendek sehingga lebih mudah diterima tubuh.
  • Amino acid formula (AAF) untuk kasus alergi berat.
  • Susu kedelai (soya) bisa dipertimbangkan jika Si Kecil tidak alergi kedelai. Namun sekitar 10–15% bayi alergi susu sapi juga alergi kedelai ya, Ma.

3. Jaga Lingkungan

Mengurangi polusi udara, asap rokok, dan bulu hewan peliharaan dapat membantu meningkatkan toleransi tubuh.

4. ASI Eksklusif

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan terbukti menurunkan risiko alergi makanan, termasuk alergi susu sapi.

Apa Akibatnya Bila Alergi Susu Sapi Bayi Terlambat Ditangani?

Jika tidak ditangani sejak dini, alergi susu sapi dapat berdampak pada:

  • Gangguan pertumbuhan, karena Si Kecil tidak bisa menyerap nutrisi dengan optimal.
  • Masalah pencernaan kronis, seperti diare berkepanjangan atau sakit perut terus-menerus.
  • Peradangan usus yang menyebabkan penurunan berat badan.
  • Gangguan tidur akibat tidak nyaman.
  • Risiko alergi lanjutan, seperti asma atau eksim yang makin parah.

Penanganan dini membuat kondisi ini jauh lebih mudah dikontrol.

Apakah Alergi Susu Bisa Sembuh?

Kabar baiknya, ya, sebagian besar bayi akan sembuh dari alergi susu sapi seiring bertambahnya usia. Biasanya membaik pada usia:

  • 1 tahun
  • 3 tahun (paling umum)
  • Pada beberapa anak, bisa berlanjut hingga usia 5 tahun atau lebih, namun jarang.

Dokter akan mengevaluasi secara berkala apakah Si Kecil sudah siap untuk reintroduksi susu sapi secara bertahap.

Alergi susu sapi memang membuat Mama khawatir, tetapi kondisi ini bisa dikelola dengan baik dan sebagian besar anak akan sembuh seiring bertambahnya usia. Jika Mama melihat gejala-gejala yang mengarah pada alergi susu sapi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Mama tidak sendiri, dengan informasi yang tepat, Si Kecil tetap bisa tumbuh sehat dan bahagia tanpa hambatan nutrisi. 

Ingin tahu tips dan informasi lengkap seputar tumbuh kembang bayi? Yuk, baca artikel menarik lainnya di aplikasi HallobumilDownload aplikasinya sekarang! Mama juga bisa gabung ke komunitas HalloBumil untuk berbagi cerita dengan orang tua lain.

Jangan ketinggalan, ikuti juga webinar HalloBumil bersama para ahli seputar tumbuh kembang anak dan persiapan keluarga. Dengan begitu, memantau tumbuh kembang anak akan lebih terarah.

Jadilah orang tua super! Panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil ada di sini. GRATIS.
image
image
image
image
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Belum ada komentar.
Login atau daftar dulu yuk ma biar bisa komen

Login/daftar yuk Ma

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image