Serba-Serbi Alergi Susu Sapi pada Si Kecil
:strip_icc():format(webp)/hb-article/wfwmwaGnvTQlTrUEY0ddz/original/43967.jpg)
dr. Indria Sari
Seiring dengan pertambahan usia Si Kecil, kebutuhan akan energi dan nutrisi juga semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut, Si Kecil disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang bervariasi dalam jumlah yang seimbang, termasuk susu sapi. Berbagai referensi baik WHO (World Health Organization), AAP (American Association of Pediatrics) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sepakat bahwa susu sapi adalah salah satu sumber kalsium dan vitamin D yang penting untuk anak. Namun adakalanya ketika mengkonsumsi susu sapi, muncul gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti pilek dan batuk, muntah, biduran, dan lain-lain. Pada titik ini Mama mungkin mulai bertanya-tanya, apakah Si Kecil alergi susu sapi? Kami mencoba mengumpulkan beberapa fakta yang mungkin dapat menjawab sebagian kebingungan Mama tentang alergi susu sapi, sebagai berikut:
1. Alergi susu sapi merupakan bagian dari alergi makanan, di mana tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein yang terdapat di dalam susu sapi.
2. Alergi susu sapi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain faktor genetik, terpapar bahan alergi baik yang dimakan langsung maupun melalui ASI, serta faktor lain seperti polusi udara, asap rokok, bintang piaraan, cuaca.
3. Gejala yang timbul dapat berupa gejala pernapasan (batuk, pilek), gejala saluran cerna (muntah, sakit perut, diare berdarah), maupun gejala kulit (kemerahan, biduran). Gejala alergi berat seperti syok dapat terjadi namun jarang.
4. Apabila Si Kecil memiliki alergi susu sapi, maka cara terbaik untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menghindarkannya dari protein susu sapi, baik yang berasal dari susu sapi maupun produk turunannya. Dokter biasanya akan menyarankan hal ini hingga Si Kecil berusia 12 bulan. Namun apabila gejala alergi masih muncul, penghindaran dapat diteruskan hingga Si Kecil berusia 2 atau 3 tahun. Alergi susu sapi biasanya akan menghilang seiring pertambahan usia Si Kecil, biasanya pada usia 3 tahun.
5. Susu pengganti, yaitu susu sapi yang sebagian besar rantai proteinnya sudah dipecah menjadi rantai pendek dapat menjadi pilihan. Apabila Si Kecil tidak menyukai rasanya atau merasa cukup keberatan dengan harganya, dapat dipertimbangkan susu soya. Namun harus dipastikan Si Kecil juga ya Ma, karena sebagian bayi yang alergi terhadap susu sapi ternyata juga alergi terhadap kedelai.
6. Potensi alergi susu sapi ternyata dapat dikurangi dengan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan serta mengendalikan faktor lain yang dapat menjadi penyebab seperti polusi udara, asap rokok, binatang peliharaan, dll.
Jadi bagaimana Ma, sudah cukup jelas ya tentang alergi susu sapi? Apabila Mama merasa Si Kecil mungkin mengalami alergi susu sapi, segera berkonsultasi dengan Dokter langganan ya Ma! (IS)