Artikel/Pra Kehamilan/7 Gejala HIV pada Pria yang Perlu Diwaspadai & Pengobatannya

7 Gejala HIV pada Pria yang Perlu Diwaspadai & Pengobatannya

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 15 Desember 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Bagikan
Facebook
Twitter
WhatsApp
copylink
infeksi HIV pada pria dapat menyebabkan masalah spesifik pada area genital dan hormonal. Pahami gejalanya dan pentingnya melakukan tes untuk melindungi diri kamu dan pasangan.
gejala-hiv-pada-pria-yang-perlu-diwaspadai-pengobatannya

HIV pada pria masih menjadi isu kesehatan yang sering luput dari perhatian. Banyak pria tidak menyadari bahwa dirinya berisiko tertular HIV karena gejalanya sering kali samar atau mirip penyakit ringan.

Padahal, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menyerang sistem kekebalan tubuh secara perlahan dan berdampak serius bila tidak ditangani sejak dini.

Pemahaman yang tepat mengenai penularan HIV pada laki laki, gejala HIV pada pria, hingga pentingnya tes HIV untuk pria menjadi langkah awal yang sangat penting dalam upaya pencegahan HIV pada pria dan menjaga kualitas hidup jangka panjang.

Cara Penularan HIV pada Pria

Penularan HIV pada laki laki terjadi ketika virus masuk ke dalam tubuh melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, cairan semen, cairan vagina, dan ASI.

Salah satu jalur penularan yang paling umum adalah hubungan seksual tanpa kondom, baik vaginal maupun anal, terutama jika dilakukan dengan pasangan yang status HIVnya tidak diketahui.

Risiko penularan meningkat apabila terdapat luka kecil pada penis atau anus yang menjadi pintu masuk virus.

Selain melalui hubungan seksual, HIV pada pria juga dapat menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, misalnya pada penggunaan narkoba suntik. Jarum yang terkontaminasi darah penderita HIV dapat menjadi media penularan yang sangat efektif.

Transfusi darah yang tidak melalui proses skrining juga berpotensi menularkan HIV, meskipun kasus ini kini sangat jarang terjadi karena pengawasan medis yang ketat.

Penularan juga dapat terjadi melalui prosedur medis atau tato yang tidak steril. Oleh karena itu, pencegahan HIV pada pria tidak hanya berkaitan dengan perilaku seksual, tetapi juga kebiasaan hidup dan keamanan dalam tindakan medis.

Gejala HIV pada Pria

Gejala HIV pada pria dapat muncul secara bertahap dan berbeda pada setiap individu. Pada fase awal, tanda-tandanya sering kali tidak spesifik sehingga banyak pria tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV. Berikut gejala yang perlu diwaspadai:

1. Gejala mirip flu (demam, sakit kepala, nyeri otot & sendi)

Pada 2–6 minggu setelah terpapar virus, pria dapat mengalami gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta rasa lelah yang berkepanjangan. Gejala ini sering disalahartikan sebagai flu biasa, padahal bisa menjadi tanda awal infeksi HIV.

2. Luka atau ulkus di penis

Sebagian pria mengalami luka, sariawan, atau ulkus di area penis maupun sekitar kelamin. Luka ini biasanya tidak terasa sakit dan dapat sembuh sendiri, sehingga sering diabaikan. Padahal, kondisi ini bisa berkaitan dengan infeksi HIV atau infeksi menular seksual lain yang menyertainya.

3. Nyeri saat buang air kecil (ISK)

Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil dapat menjadi salah satu gejala HIV pada pria. Keluhan ini sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual yang lebih mudah terjadi ketika sistem imun mulai melemah akibat HIV.

4. Nyeri saat ejakulasi

Nyeri saat ejakulasi juga dapat dialami oleh pria dengan HIV, terutama bila terdapat peradangan atau infeksi pada saluran reproduksi.

Kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan seksual dan menjadi tanda bahwa kesehatan reproduksi perlu diperiksakan lebih lanjut.

5. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Pembengkakan ini bisa berlangsung lama dan tidak disertai rasa nyeri.

6. Penurunan gairah seksual / disfungsi ereksi

HIV tidak hanya memengaruhi sistem kekebalan tubuh, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan reproduksi pria. Salah satu hal yang sering menjadi perhatian adalah dampak HIV pada sperma dan kesuburan.

Disfungsi ereksi HIV dan penurunan gairah seksual cukup sering dialami pria dengan HIV. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perubahan hormon, stres psikologis, efek samping obat, hingga dampak HIV terhadap sistem saraf dan pembuluh darah. 

7. Berat badan menurun drastis

Penurunan berat badan yang tidak disengaja dapat menjadi tanda infeksi HIV yang sudah memasuki fase lanjut. Kondisi ini terjadi karena tubuh kesulitan menyerap nutrisi akibat sistem kekebalan yang melemah.

Kapan Harus ke Dokter?

Pria disarankan segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gejala HIV yang tidak kunjung membaik, seperti demam berkepanjangan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri saat buang air kecil, atau nyeri saat ejakulasi.

Keluhan pada area genital, seperti luka atau ulkus di penis, juga tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda infeksi menular seksual, termasuk HIV.

Kunjungan ke dokter juga penting bagi pria yang memiliki riwayat perilaku berisiko, meskipun tidak merasakan gejala apa pun.

Misalnya, pernah melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang status HIVnya tidak diketahui, berganti-ganti pasangan, atau menggunakan jarum suntik bersama. Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan menyarankan tes HIV untuk pria sebagai langkah deteksi dini.

Selain itu, pria yang telah didiagnosis HIV perlu melakukan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan berkala membantu memantau kondisi tubuh, efektivitas pengobatan, serta mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dengan datang ke dokter lebih awal, HIV dapat dikendalikan dengan lebih baik, risiko penularan dapat ditekan, dan kualitas hidup tetap terjaga.

Mulailah langkah nyata untuk menjaga kesehatan diri dan orang terdekat dengan mengakses informasi medis yang tepercaya.

Melalui aplikasiHallobumil, Mama bisa mendapatkan edukasi kesehatan terkini, memanfaatkan health tools seperti Kalkulator Masa Subur, serta mengikuti berbagai event Hallobumil bersama para ahli untuk memperluas wawasan seputar kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV.

Jangan ragu untuk bergabung ke komunitas Hallobumil di WhatsApp, tempat Mama bisa berbagi dan mendapatkan dukungan dalam suasana yang aman dan nyaman.

Dengan informasi yang tepat dan dukungan yang sesuai, menjaga kesehatan bisa menjadi langkah yang lebih mudah dan terarah.

Jadilah orang tua super! Panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil ada di sini. GRATIS.
image
image
image
image
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Belum ada komentar.
Login atau daftar dulu yuk ma biar bisa komen

Login/daftar yuk Ma

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image