Artikel/Pra Kehamilan/Apakah Menelan Sperma Saat Mens Bisa Hamil? Cek Faktanya

Apakah Menelan Sperma Saat Mens Bisa Hamil? Cek Faktanya

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 18 November 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Bagikan
Facebook
Twitter
WhatsApp
copylink
Pada intinya menelan sperma saat menstruasi tidak dapat menyebabkan kehamilan karena sistem pencernaan dan sistem reproduksi tidak terhubung. Yuk cek penjelasan ilmiahnya.
apakah-menelan-sperma-saat-mens-bisa-hamil-cek-faktanya

Bicara soal kehamilan memang selalu menarik, apalagi ketika muncul pertanyaan unik seperti apakah menelan sperma saat mens bisa hamil?” mungkin terdengar aneh, namun ternyata banyak yang penasaran dengan hal ini.

Mitos dan informasi keliru tentang kehamilan sering beredar di media sosial, membuat banyak orang bingung mana yang benar dan mana yang tidak.

Supaya tidak salah paham, penting untuk memahami bagaimana proses kehamilan sebenarnya terjadi, apa saja risiko dari menelan sperma, dan bagaimana cara paling aman untuk mencegah kehamilan.

Apakah Menelan Sperma Saat Mens Bisa Hamil?

Tak jarang, beberapa orang penasaran apakah menelan sperma bisa hamil? Menelan sperma, baik saat menstruasi maupun tidak, tidak akan menyebabkan kehamilan.

Mitos sperma masuk mulut bisa hamil merupakan hal yang perlu dipelajari. Pasalnya, sistem pencernaan dan sistem reproduksi tidak saling terhubung, sehingga kehamilan tidak mungkin terjadi lewat jalur tersebut.

Penting untuk Mama ketahui, kehamilan hanya bisa terjadi jika sperma masuk ke dalam sistem reproduksi wanita, bukan sistem pencernaan. Ketika sperma masuk ke mulut, ia akan langsung ditelan dan melewati saluran pencernaan seperti makanan biasa.

Di dalam lambung, sperma akan bertemu dengan asam lambung yang sangat kuat dan membuatnya mati seketika. Jadi, tidak ada jalan bagi sperma untuk berpindah dari saluran pencernaan ke rahim atau tuba falopi tempat pembuahan sebenarnya terjadi.

Selain itu, menelan sperma juga tidak akan berpengaruh pada hormon, siklus haid, atau peluang hamil di kemudian hari. Jadi, meskipun sedang mens, sperma yang tertelan tidak akan memengaruhi kondisi tubuh secara reproduktif.

Namun, hal yang sering disalahpahami adalah kemungkinan hamil saat mens karena hubungan seksual dengan penetrasi, bukan karena menelan sperma.

Risiko hamil di luar penetrasi tetap bisa terjadi jika sperma secara tidak sengaja berpindah ke area vagina melalui jari atau kontak langsung dengan cairan ejakulasi.

Bagaimana Proses Pembuahan Kehamilan Terjadi?

Agar bisa memahami kenapa menelan sperma tidak bisa menyebabkan kehamilan, kita perlu tahu dulu pembuahan terjadi di mana dan prosesnya.

Kehamilan dimulai ketika sperma berhasil bertemu dan membuahi sel telur di dalam tubuh wanita. Namun, proses itu tidak sesederhana kedengarannya, semuanya terjadi di dalam sistem reproduksi, bukan di saluran pencernaan.

Setiap bulan, tubuh wanita yang berada dalam masa subur akan mengalami ovulasi, yaitu pelepasan satu sel telur matang dari ovarium (indung telur).

Sel telur ini kemudian bergerak menuju tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Di sinilah biasanya pembuahan terjadi, di tuba falopi, bukan di lambung atau bagian tubuh lainnya.

Ketika seseorang berhubungan seksual dengan penetrasi tanpa alat kontrasepsi, sperma yang keluar akan masuk melalui vagina, lalu berenang melewati leher rahim (serviks), masuk ke rahim, dan akhirnya menuju tuba falopi.

Dari jutaan sperma yang keluar, hanya satu yang akan berhasil menembus dinding sel telur dan membuahinya. Proses ini disebut fertilisasi. Setelah dibuahi, sel telur berubah menjadi zigot, lalu bergerak menuju rahim untuk menempel di dinding rahim (proses ini disebut implantasi).

Inilah awal mula kehamilan dimulai. Jika tidak ada sperma yang berhasil membuahi sel telur, maka sel telur akan luruh bersama lapisan rahim, dan keluarlah darah menstruasi seperti biasa.

Potensi Risiko Jika Sperma Tertelan

Walaupun kehamilan dari menelan sperma tidak mungkin, tetap ada beberapa risiko kesehatan yang perlu Mama dan Papa tahu jika melakukan aktivitas oral atau menelan sperma.

1. Infeksi menular seksual (IMS)

Melakukan oral seks atau menerima ejakulasi di mulut dapat memberi peluang penularan infeksi menular seksual (IMS).

Perlu Mama ingat, mulut, tenggorokan, gusi yang berdarah atau luka bisa menjadi jalur masuk cairan yang mengandung virus atau bakteri. Oleh karenanya, menelan sperma tidak menyebabkan hamil, namun bisa meningkatkan risiko IMS.

2. Reaksi alergi

Meskipun sangat jarang, beberapa orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap sperma akibat sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam cairan sperma sebagai zat asing dan bereaksi berlebihan.

Gejalanya bisa berupa gatal, kemerahan, bengkak, panas, atau rasa tidak nyaman di area yang terkena sperma, termasuk di mulut jika sperma tertelan.

Dalam kasus yang sangat jarang, reaksi bisa lebih parah seperti sesak napas atau anafilaksis, yang memerlukan penanganan medis segera.

Tips Jika Ingin Mencegah Kehamilan

Jika ingin benar-benar menghindari kehamilan yang tidak direncanakan, penting untuk memilih kontrasepsi yang efektifdan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, ada juga beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk menghindari kehamilan, di antaranya:

  • Gunakan alat kontrasepsi dengan benar: Kondom adalah pilihan paling praktis karena bisa melindungi dari dua hal sekaligus, yakni kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS). Pastikan kondom digunakan sejak awal hingga akhir hubungan seksual, bukan hanya saat ejakulasi.
  • Kenali masa subur: Memahami kapan masa ovulasi atau masa paling subur bisa membantu mengatur waktu berhubungan agar lebih aman. Mama bisa menggunakan aplikasi pelacak siklus menstruasi untuk membantu menghitungnya.
  • Pertimbangkan metode kontrasepsi jangka panjang:  Jika ingin perlindungan yang lebih pasti, Mama bisa memilih alat kontrasepsi seperti IUD (spiral), implan, atau suntik KB. Metode ini efektif hingga beberapa tahun tergantung jenisnya.
  • Hindari hubungan tanpa pelindung meski saat menstruasi: Banyak yang salah paham bahwa seks saat mens aman dari kehamilan. Padahal, jika siklus tidak teratur atau ovulasi terjadi lebih cepat, peluang hamil tetap ada meski kecil. Jadi, lebih baik tetap menggunakan pelindung.
  • Jaga komunikasi dengan pasangan: Diskusikan bersama tentang pilihan kontrasepsi, batas kenyamanan, dan cara menjaga kesehatan seksual. Dengan begitu, hubungan bisa tetap aman, sehat, dan saling menghormati.

Singkatnya, mencegah kehamilan tidak hanya tentang alat kontrasepsi, tapi juga soal pemahaman dan tanggung jawab bersama. Pilihlah metode yang paling cocok dengan kondisi tubuh dan gaya hidupmu, serta konsultasikan ke tenaga medis jika masih ragu.

Jika Mama dan Papa ingin mencegah kehamilan, fokuslah pada kontrasepsi yang efektif dan penggunaan pelindung serta pemahaman siklus fertilitas.

Kalau tertarik, yuk download app hallobumil, lalu bergabung ke komunitas hallobumil di WhatsApp untuk berdiskusi dengan sesama dan pakar kesehatan.

Di dalam aplikasi ini Mama juga bisa akses health tools Kalkulator Masa Subur, serta ikut webinar hallobumil bersama para ahli kesehatan reproduksi dan seksualitas. Ayo jaga kesehatan dari sekarang, dengan informasi yang tepat dan dukungan yang bijak!

Jadilah orang tua super! Panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil ada di sini. GRATIS.
image
image
image
image
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Belum ada komentar.
Login atau daftar dulu yuk ma biar bisa komen

Login/daftar yuk Ma

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image