Peran Ayah Saat Istri Keguguran: Dukung Istri & Diri Sendiri
:strip_icc():format(webp)/hb-article/8_OSI_1aPJNpXGXPEzS7j/original/334peran-ayah-dalam-menghadapi-keguguran-dan-dan-ingin-hamil-kembali-by-photographee-eu-shutterstock.jpg)
Kehilangan calon buah hati akibat keguguran adalah pengalaman yang sangat menyakitkan, tidak hanya bagi Mama, tetapi juga bagi Papa. Di tengah duka dan proses pemulihan fisik yang harus dijalani Mama, kehadiran dan dukungan Papa menjadi pilar kekuatan yang tak ternilai.
Oleh karena itu, memahami peran yang tepat akan membantu Papa menghadapi masa-masa sulit ini bersama-sama sebagai satu tim. Yuk simak penjelasannya lebih lanjut!
Artikel lainnya: 3 Tanda Utama Keguguran dalam Kehamilan
Pentingnya Memahami & Mengakui Perasaan Papa Terlebih Dahulu
Meskipun tidak mengalaminya secara fisik, seorang ayah juga merasakan kehilangan yang mendalam. Masyarakat seringkali menuntut pria untuk tegar, padahal sangat wajar jika Papa merasakan berbagai emosi campur aduk, seperti:
- Kesedihan Mendalam: Kehilangan harapan dan impian tentang masa depan bersama calon buah hati.
- Rasa Bersalah atau Tak Berdaya: Bertanya-tanya apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, atau merasa tidak mampu melindungi istri dan calon anaknya.
- Kemarahan: Merasa marah pada situasi, pada diri sendiri, atau pada takdir.
- Kebingungan: Tidak tahu harus berbuat apa atau bagaimana harus bersikap.
- Tekanan untuk Tetap Kuat: Merasa harus menyembunyikan kesedihan untuk menjadi sandaran bagi istri, yang bisa sangat melelahkan secara emosional.
Mengakui dan menerima perasaan ini adalah langkah pertama yang penting sebelum Papa bisa memberikan dukungan terbaik untuk Mama dan diri sendiri.
Artikel liannya: Penyebab Perdarahan pada Kehamilan Muda
Lalu Apa yang Bisa Papa Lakukan untuk Mendukung Mama?
Dukungan Papa tentunya sangat berarti, baik secara emosional maupun praktis. Berikut adalah hal-hal yang bisa Papa lakukan:
1. Jadilah Pendengar yang Baik dan Validasi Perasaannya
Di momen ini, Mama tidak butuh solusi, ia butuh didengarkan. Dampingi Mama saat ia ingin bicara atau menangis. Berikan pelukan hangat dan yakinkan ia dengan kalimat seperti, "Aku di sini untukmu," "Tidak apa-apa untuk merasa sedih," atau "Ini bukan salahmu, kita akan lewati ini bersama."
2. Ambil Alih Tugas Praktis dan Beri Ruang untuk Istirahat
Pasca keguguran, Mama membutuhkan istirahat total untuk pemulihan fisik. Ambil alih pekerjaan rumah tangga yang menjadi prioritas, seperti memasak, membersihkan rumah, atau mengurus anak yang lain jika ada.
Apabila papa mesti bekerja seharian dan sudah terlalu lelah untuk mengerjakannya semua, jangan ragu meminta bantuan keluarga atau kerabat terdekat.
3. Dampingi dalam Proses Medis dan Cari Informasi Bersama
Temani Mama saat kontrol ke dokter. Diskusikan bersama hingga tuntas mengenai penyebab keguguran dan langkah selanjutnya. Memahami kondisi medis bersama-sama dapat menghilangkan ganjalan dan membantu kalian berdua memproses kehilangan.
4. Jadilah "Juru Bicara" untuk Keluarga dan Kerabat
Mama mungkin belum siap secara emosional untuk bertemu banyak orang atau menjawab pertanyaan. Papa bisa mengambil peran untuk memberikan penjelasan dengan baik kepada keluarga dan teman yang bertanya, sehingga tidak timbul kesalahpahaman dan Mama mendapatkan ruang yang ia butuhkan.
5. Jangan Lupakan Diri Sendiri Ya Pah!
Untuk bisa menjadi sandaran yang kokoh, Papa juga perlu mengelola duka yang dirasakan. Papa tidak bisa menuang dari cangkir yang kosong.
- Akui Perasaan Papa: Izinkan diri Papa untuk berduka. Jangan memendamnya sendirian.
- Bicaralah dengan Orang Terpercaya: Berbagi perasaan dengan sahabat, anggota keluarga, atau konselor/psikolog dapat sangat melegakan.
- Salurkan Emosi Secara Sehat: Jika sulit berbicara, coba tuangkan perasaan melalui tulisan di jurnal. Berdoa atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga juga bisa menjadi cara penyaluran emosi yang positif.
Dengan mengelola kesedihan sendiri, Papa dapat mendampingi Mama dengan energi dan empati yang lebih besar.
Artikel lainnya: 5 Pantangan Calon Ayah Saat Promil yang Wajib Dihindari
Kalimat yang Sebaiknya Dihindari
Niat baik terkadang bisa salah tersampaikan. Hindari mengucapkan kalimat yang justru bisa melukai perasaan, seperti:
- "Tidak apa-apa, nanti kita bisa hamil lagi." Kalimat ini seolah meremehkan kehilangan yang baru saja terjadi. Setiap kehamilan adalah istimewa.
- "Jangan sedih terus." Ini membatalkan perasaan duka yang wajar dan perlu diproses.
- "Mungkin ini yang terbaik." Tidak ada yang terasa "terbaik" dari sebuah kehilangan.
Fokuslah untuk hadir dan mendengarkan, bukan mencoba untuk "memperbaiki" situasi.
Kesimpulan
Melewati duka akibat keguguran adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan kerja sama tim antara Papa dan Mama. Tetaplah menjadi pendukung utama bagi Mama, namun jangan lupa untuk merawat luka batin Papa sendiri.
Melewati masa duka ini akan lebih ringan jika dilewati dengan dukungan yang tepat. Untuk itu, Papa dan Mama bisa menemukan ruang aman untuk berbagi dengan bergabung Komunitas Hallobumil, sebuah forum untuk saling menguatkan dengan pasangan lain yang mungkin pernah mengalami hal serupa.
Mama dan Papa juga bisa mengikuti berbagai event seru Hallobumil untuk mempersiapkan perjalanan kehamilan selanjutnya ketika sudah siap secara fisik dan mental.
Agar semua dukungan dan informasi ini selalu dalam genggaman, unduh aplikasi Hallobumil sekarang juga. Dapatkan akses ke komunitas dan tips tepercaya untuk menemani Papa dan Mama dalam setiap fase, termasuk pemulihan dan merencanakan masa depan.