Artikel/Pasca Kehamilan/Metode Belajar Montessori

Montessori, Metode Belajar Anak yang Fokus pada Kemandirian

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 08 Oktober 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Metode Montessori dorong anak belajar mandiri sesuai minatnya. Kenali prinsip, manfaat, dan cara menerapkannya di rumah agar tumbuh kembang si Kecil makin optimal dan percaya diri.
metode-belajar-montessori

Di tengah banyaknya metode pendidikan untuk anak, Montessori menjadi salah satu pendekatan yang paling banyak diperbincangkan. Metode ini dikenal menekankan kebebasan anak dalam belajar, lingkungan yang terstruktur rapi, serta peran guru sebagai pembimbing, bukan pengarah utama.

Tak hanya dipakai di sekolah, prinsip Pendidikan Montessorikini juga banyak diterapkan di rumah sebagai bagian dari stimulasi tumbuh kembang anak. Jika Mama tertarik untuk menerapkan metode Montessori, mari ketahui terlebih dahulu serba-serbi metode pengajaran yang satu ini.

Apa Itu Metode Montessori?

Metode Montessori adalah pendekatan pendidikan anak yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia. Inti dari metode ini adalah mempercayai bahwa anak mempunyai dorongan alamiah untuk belajar. Jika lingkungan disiapkan dengan baik, anak bisa mengeksplorasi sendiri dalam batas dan struktur yang tertata.

Beberapa prinsip utama Metode Montessori meliputi:

  • Lingkungan yang dipersiapkan: Ruang kelas atau area belajar disusun sedemikian rupa agar anak bisa mengakses alat, materi, dan aktivitas secara mandiri.
  • Aktivitas berdasarkan minat dan kecepatan sendiri: Anak bebas memilih aktivitas dari materi yang tersedia dan bekerja pada topik yang menarik baginya dalam rentang waktu yang panjang tanpa gangguan.
  • Pengajaran sebagai fasilitator, bukan instruktur dominan: Guru Montessori bertindak sebagai pengamat dan pembimbing, bukan sebagai pengajar yang memberi instruksi kepada seluruh kelas sekaligus.
  • Materi konkret dan sensori: Anak belajar melalui interaksi fisik dengan objek nyata sebelum konsep abstrak diperkenalkan.
  • Kelas multi-usia: Anak-anak dengan rentang usia berbeda berada dalam satu ruang, misalnya usia 3-6 tahun bersama, sehingga mereka dapat saling belajar dan mencontoh.

Montessori untuk bayi dan balita dapat menekankan kegiatan sehari-hari, misalnya self-care, makan, dan merapikan, serta aktivitas motorik dan sensorik sejak dini. Untuk anak usia prasekolah (2,5–6 tahun), Metode Montessori mendorong kegiatan yang memperkuat konsentrasi, kemandirian, pemilihan aktivitas, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Manfaat Metode Montessori untuk Anak

Metode Montessori tidak hanya sebagai metode pendidikan, tetapi juga sebagai aspek penting dalam mendukung kesejahteraan mental, emosional, dan perkembangan otak anak. Berikut berbagai manfaat Montessori yang perlu Mama ketahui:

  1. Meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri: Dengan memberi anak ruang untuk memilih aktivitas dan menyelesaikannya sendiri, anak belajar bahwa mereka mampu mengatur diri dan menyelesaikan tantangan. Setiap keberhasilan kecil akan memperkuat harga diri mereka.
  2. Pengembangan konsentrasi dan fokus: Montessori menyediakan blok waktu kerja tanpa interupsi agar anak bisa “tenggelam” dalam aktivitasnya. Ini membantu melatih daya tahan fokus dan konsentrasi.
  3. Hasil akademik yang menjanjikan: Berdasarkan Psychology Today, menunjukkan bahwa siswa Montessori menunjukkan keunggulan terutama dalam kemampuan bahasa, matematika, serta fungsi eksekutif (self-control, working memory) dibandingkan dengan siswa sekolah konvensional.
  4. Kesejahteraan jangka panjang: Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers, partisipasi dalam pendidikan Montessori selama beberapa tahun berkorelasi positif dengan kesejahteraan hidup dewasa (wellbeing), termasuk kepercayaan diri, keterlibatan sosial, dan kepuasan hidup.
  5. Peningkatan koordinasi motorik dan kesadaran spasial: Aktivitas Montessori melibatkan manipulatif konkret dan aktivitas sensorik yang membuat anak dapat mengembangkan koordinasi motorik halus dan kemampuan spasial lebih baik.
  6. Mengurangi stres dan kecemasan: Pendekatan Montessori yang memberi kontrol kepada anak dan ruang eksplorasi bisa membantu menjaga keseimbangan emosional anak dan mengurangi rasa tertekan akibat tuntutan eksternal yang tinggi.

Namun, perlu dicatat, meskipun banyak klaim positif, bukti tentang efek Montessori belum sepenuhnya konsisten dan masih perlu diteliti lebih lanjut, ya Ma.

Kekurangan Metode Montessori untuk Anak

Seperti metode pendidikan lainnya, Montessori pun tidak sempurna dan memiliki tantangan atau keterbatasan tertentu. Berikut kekurangan metode Montessori untuk anak: 

  1. Variabilitas implementasi: Karena Montessori bukanlah “merk terdaftar,” kualitas dan “keaslian” pelaksanaan Montessori bervariasi antar sekolah. Beberapa institusi memakai label Montessori tanpa benar-benar mengikuti prinsip inti.
  2. Struktur yang relatif longgar bisa membingungkan bagi beberapa anak: Anak yang lebih senang mendapat panduan jelas dan instruksi langsung atau memerlukan kerangka ketat, mungkin akan merasa bingung atau kewalahan dalam lingkungan Montessori yang sangat bebas.
  3. Kurangnya pengajaran langsung jika terlalu bergantung pada diri sendiri: Karena guru tidak banyak memimpin kelas secara seragam, anak yang membutuhkan model eksplisit atau dorongan ekstra bisa jadi kurang terbantu jika guru tidak responsif terhadap kebutuhan individual.
  4. Kesulitan transisi ke sistem tradisional: Ketika anak pindah dari lingkungan Montessori ke sekolah konvensional, adaptasi terhadap pengajaran berbasis kurikulum, tes, dan struktur kelas bisa menantang.
  5. Biaya dan akses: Sekolah Montessori berkualitas bisa mahal atau terbatas di lokasi tertentu, sehingga tidak semua keluarga memiliki akses.
  6. Bukti yang terbatas atau kontradiktif: Studi dalam National Institute of Health menyebutkan bahwa efek Montessori terhadap perkembangan psikologis dan prestasi akademik tidak selalu konsisten atau bisa dipengaruhi faktor lain, seperti latar belakang keluarga atau seleksi awal. 
  7. Potensi kurangnya interaksi kelompok besar atau kegiatan kolektif: Karena anak sering bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil, mungkin sedikit kesempatan bagi aktivitas kelompok besar yang melatih dinamika sosial berbeda.

Jadi, meskipun Montessori punya banyak potensi positif, tidak semua anak akan cocok dengan relatif kebebasan dan tanggung jawab internal yang dibebankan.

Perbedaan Montessori dengan Sistem Pendidikan Konvensional

Meski sama-sama bertujuan memberikan pendidikan terbaik bagi anak, pendekatan Pendidikan Montessori dan sistem konvensional memiliki filosofi serta praktik yang cukup berbeda.

Dalam Montessori, anak dianggap sebagai individu yang memiliki dorongan alami untuk belajar. Oleh karena itu, lingkungan belajar dirancang sedemikian rupa agar anak bebas memilih aktivitas sesuai minatnya dan bekerja dalam tempo sendiri.

Guru berperan sebagai pembimbing yang mengamati dan membantu saat diperlukan, bukan sebagai pusat pembelajaran. Sebaliknya, dalam sistem konvensional, guru menjadi tokoh utama di kelas yang mengajar seluruh siswa secara seragam, dengan kurikulum dan jadwal yang sudah ditentukan.

Kelas Montessori biasanya terdiri dari kelompok usia campuran, misalnya anak usia 3 hingga 6 tahun belajar bersama, sehingga memungkinkan anak yang lebih muda belajar dari yang lebih tua, dan sebaliknya. Sementara itu, sekolah konvensional umumnya membagi kelas berdasarkan usia atau jenjang tertentu, dengan materi pelajaran yang sama untuk semua.

Dalam Montessori, proses penilaian lebih bersifat observasional, berfokus pada perkembangan individu anak daripada tes dan nilai angka. Sedangkan sekolah sistem konvensional banyak mengandalkan ujian tertulis, nilai rapor, dan evaluasi standar.

Selain itu, Montessori menggunakan materi konkret dan aktivitas sensorik sebagai dasar pembelajaran, membantu anak memahami konsep melalui pengalaman langsung sebelum beralih ke hal-hal abstrak. Di sekolah konvensional, pembelajaran lebih banyak menggunakan buku teks, dan tugas tertulis.

Perbedaan inilah yang membuat suasana belajar Montessori terasa lebih tenang, fleksibel, dan personal, sementara pendidikan konvensional memberikan struktur dan arahan yang lebih ketat. Masing-masing sistem memiliki keunggulan dan tantangan, serta pilihan terbaik tergantung pada karakter anak serta harapan keluarga. 

Apakah Metode Montessori Cocok untuk Semua Anak?

Meskipun Metode Montessori menawarkan banyak manfaat, penting untuk Mama ingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan, gaya belajar, dan karakter yang berbeda.

Tidak semua anak akan cocok dengan pendekatan yang memberi kebebasan penuh untuk memilih aktivitas dan menentukan tempo belajar sendiri. Beberapa anak justru membutuhkan arahan yang lebih jelas dan struktur yang lebih ketat agar merasa aman dan fokus.

Anak dengan kebutuhan khusus tertentu atau yang lebih mudah terdistraksi, misalnya, mungkin memerlukan dukungan tambahan dari guru agar dapat berkembang optimal dalam lingkungan Montessori.

Selain itu, keberhasilan Montessori juga sangat bergantung pada kualitas pelaksanaannya. Sekolah atau lingkungan belajar yang benar-benar mengikuti prinsip Montessori dengan guru terlatih akan memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan tempat yang hanya menggunakan label “Montessori” tanpa penerapan yang konsisten. 

Dukungan dari orang tua juga berperan penting, misalnya melalui penerapan aktivitas Montessori di rumah, seperti melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari atau menyediakan ruang eksplorasi mandiri.

Tak hanya itu, faktor transisi juga perlu dipertimbangkan. Anak yang terbiasa dengan kebebasan Montessori mungkin akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi saat masuk ke sekolah konvensional dengan jadwal dan aturan ketat.

Sebaliknya, anak yang sudah terbiasa dengan sistem konvensional juga bisa merasa bingung saat pertama kali masuk ke lingkungan Montessori. Oleh karena itu, cocok atau tidaknya metode ini tidak bisa digeneralisasi. Intinya, Montessori bisa sangat efektif jika sesuai dengan karakter anak dan didukung lingkungan yang tepat, tetapi bukan satu-satunya metode yang berhasil untuk semua anak.

Tertarik mendalami lebih jauh tentang Metode Montessori dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Mama bisa mulai dengan bergabung ke komunitas HalloBumil di WhatsApp, tempat para orang tua berbagi pengalaman seputar parenting, pendidikan, dan aktivitas Montessori di rumah.

Jangan lupa juga ikuti webinar HalloBumil bersama para ahli, agar Mama mendapatkan pengetahuan langsung dari pakar tumbuh kembang dan pendidik profesional.

Untuk mendukung perjalanan pola asuh anak, unduh aplikasi HalloBumil dan nikmati berbagai fitur bermanfaat, termasuk artikel edukatif, panduan aktivitas anak, serta tips kesehatan keluarga. Yuk, jadi bagian dari komunitas yang saling mendukung dan bertumbuh bersama!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
1
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image