Donor Sperma: Syarat, Prosedur & Legalitasnya di Indonesia
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Nso2Fm0f1iZYQeRQXPKvq/original/up9lbjm78kthbstqrjrhmz0muitz7ic0.png)
Donor sperma menjadi salah satu topik yang semakin sering dibicarakan di tengah berkembangnya teknologi reproduksi modern.
Bagi sebagian orang, prosedur donor sperma adalah harapan terakhir untuk memiliki keturunan, sementara bagi yang lain, istilah ini masih terdengar asing dan menimbulkan banyak pertanyaan.
Mulai dari bagaimana prosesnya, aturan hukumnya, hingga pertimbangan etikanya, semuanya perlu dipahami secara utuh sebelum memutuskan apakah langkah ini tepat atau tidak. Mari ketahui lebih lengkapnya tentang donor sperma lewat ulasan berikut ini.
Artikel Lainnya: Fakta Menarik Sperma & Perannya dalam Promil yang Berhasil
Apa Itu Donor Sperma dan Siapa yang Memerlukannya?
Donor sperma adalah proses di mana seorang pria (pendonor) menyumbangkan sperma untuk digunakan dalam kehamilan pihak lain, biasanya melalui teknologi reproduksi berbantu seperti inseminasi buatan atau bayi tabung.
Prosedur ini menjadi solusi bagi mereka yang menghadapi infertilitas, terutama ketika sperma pasangan pria tidak sehat atau tidak tersedia (azoospermia), maupun bagi individu lajang atau pasangan sesama jenis yang ingin memiliki anak.
Keuntungan utama donor sperma adalah memberikan kesempatan memiliki anak bagi yang sebelumnya sulit.
Namun, keputusan ini datang dengan tanggung jawab besar, karena menyangkut hubungan genetik, kemungkinan anak ingin tahu asal-usul biologis, serta pertimbangan etika donor sperma dan bagaimana nasib data donor di masa depan.
Persyaratan untuk Pendonor Sperma
Agar aman dan bertanggung jawab, pendonor sperma tentunya harus memenuhi sejumlah persyaratan medis, psikologis, dan legal.
Berdasarkan pedoman dari American Society for Reproductive Medicine (ASRM), donor biasanya harus menjalani pemeriksaan menyeluruh. Beberapa persyaratan umum meliputi:
- Usia: Banyak bank sperma menetapkan rentang usia ideal, misalnya 18–39 tahun, agar kualitas sperma optimal.
- Pemeriksaan fisik dan medis: Tes darah dan urine untuk menilai risiko penyakit menular (HIV, hepatitis B & C, sifilis, CMV, dan lain-lain) serta analisis sperma untuk mengecek jumlah, motilitas, dan morfologi.
- Pemeriksaan genetik: Skrining pembawa genetik penyakit tertentu agar risiko penyakit keturunan rendah.
- Evaluasi psikologis: Untuk memastikan donor siap secara mental, memahami implikasi jangka panjang, termasuk potensi kontak anak di masa depan. ASRM sangat merekomendasikan konseling psikologis.
- Uji ulang rutin: Setelah penerimaan, donor biasanya harus diuji ulang berkala untuk penyakit menular agar sperma tetap aman untuk digunakan.
Artikel Lainnya: Inilah Warna Sperma yang Sehat & Faktor yang Mempengaruhi
Di Mana Bisa Mendapatkan & Melakukan Donor Sperma?
Lokasi untuk donor sperma bisa sangat bergantung pada regulasi lokal atau nasional. Di banyak negara, terdapat bank sperma klinik resmi (sperm bank) yang mengelola proses donasi, penyaringan, penyimpanan, dan distribusi sperma.
Namun, di Indonesia, situasinya berbeda. Menurut laporan dari Kompas, dokter fertilitas menyatakan bahwa donor sperma tidak diperbolehkan di Indonesia, karena peraturan kesehatan mengharuskan inseminasi buatan atau bayi tabung hanya menggunakan sperma dari pasangan suami-istri yang sah.
Selain itu, secara hukum, donor sperma belum diatur secara jelas, dan konsekuensi hukum anak hasil donor juga menjadi persoalan. Oleh karenanya, bank sperma di Indonesia tidak tersedia.
Beberapa orang di Indonesia yang tertarik dengan donor sperma mungkin mempertimbangkan platform internasional, seperti RattleStork yang mempertemukan donor dan penerima dari berbagai negara dengan regulasi yang lebih jelas.
Namun, ada tantangan untuk sperma donor lintas negara, mulai dari pengiriman, aturan karantina, dan legalitas. Untuk itu, perlu juga mempertimbangkan biaya donor sperma, yang bervariasi tergantung bank sperma, negara, serta kualitas pemeriksaan pendonor.
Proses Donor Sperma
Berikut rincian bagaimana prosedur donor sperma umumnya berjalan:
1. Seleksi dan pemeriksaan
Proses dimulai dengan seleksi calon donor, di mana riwayat medis dan keluarga ditinjau secara mendalam, serta dilakukan pemeriksaan fisik. Tes darah dan urine dilakukan untuk skrining penyakit menular seperti HIV, hepatitis, sifilis, CMV, gonore, dan klamidia.
Selain itu, analisis semen (seminogram) juga dilakukan untuk menilai kualitas sperma, mulai dari jumlah, motilitas, hingga morfologi.
Artikel Lainnya: 10 Tes Kesehatan untuk Mama yang Merencanakan Kehamilan
2. Evaluasi psikologis
Calon donor diharuskan menjalani asesmen psikologis untuk memastikan kestabilan mental dan kesadaran akan implikasi jangka panjang. ASRM merekomendasikan pemeriksaan psikologis sebagai bagian dari proses seleksi.
3. Pengumpulan sperma
Setelah lolos seleksi, donor akan memberikan sampel sperma melalui masturbasi di ruang khusus dan steril di klinik atau sperm bank. Biasanya, donor disarankan untuk menahan ejakulasi 2–3 hari sebelum memberikan sampel agar kualitas sperma optimal.
4. Penyimpanan
Setelah pengambilan, sperma akan diproses dengan cara dicuci dan dilarutkan dalam media khusus, kemudian dibekukan (cryopreservation).
Sebelum dilepas untuk digunakan, sperma biasanya ditempatkan dalam masa karantina (quarantine) beberapa bulan untuk menunggu hasil tes ulang penyakit menular.
Jika semua pemeriksaan ulang negatif, maka sampel dapat dilepas dan tersedia untuk inseminasi penerima.
Artikel Lainnya: Panduan Lengkap Cara Mengeluarkan Sperma untuk Tes Kesuburan
Prosedur Medis untuk Mencapai Kehamilan dengan Donor Sperma
Setelah sperma donor tersedia, langkah selanjutnya adalah melakukan inseminasi dengan donor sperma. Umumnya ada dua metode utama, yaitu:
- Inseminasi intrauterin (IUI): Sperma donor dicairkan, dipersiapkan, dan dimasukkan langsung ke rahim wanita dengan waktu yang disesuaikan dengan masa ovulasi.
- Bayi tabung (IVF): Sperma digunakan untuk membuahi sel telur di laboratorium. Embrio yang dihasilkan kemudian ditanam ke rahim penerima.
Pilihan metode bergantung pada kondisi pasangan atau penerima, apakah ada masalah dengan saluran reproduksi wanita, usia penerima, atau preferensi klinik).
Sahkah Donor Sperma di Indonesia?
Secara hukum, donor sperma berada di area abu-abu di Indonesia. Donor sperma belum diatur secara jelas dalam UU Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.
Sebuah artikel jurnal hukum menyebut bahwa akibat hukum anak hasil donor sperma bisa sangat kompleks. Anak mungkin tidak diakui sebagai anak sah, sehingga hak waris dan status hukum lainnya bisa bermasalah.
Dari sudut agama, ada pandangan ulama yang mengharamkan bank sperma. LMajelis Ulama Indonesia (MUI) pernah menyatakan bahwa jual-beli sperma haram, dan donor sperma pun dipertanyakan secara moral.
Secara etika dan hukum, masalah donor sperma di Indonesia sangat kompleks, belum ada regulasi tegas, dan konsekuensi sosial maupun hukum bagi anak hasil donor bisa berat. Oleh karenanya perlu memerhatikan pertimbangan etika donor sperma.
Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Pemberi Donor Sperma
Bagi Papa yang mempertimbangkan menjadi donor sperma, ada beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan:
- Tanggung jawab genetis: Meskipun donor mungkin tetap anonim, ada potensi anak kelak ingin tahu asal-usul biologisnya.
- Kesehatan jangka panjang: Proses donor melibatkan tes kesehatan berkala, dan Papa harus siap untuk pemeriksaan ulang.
- Kompensasi dan etika: Di beberapa negara donor menerima kompensasi (atau penggantian waktu dan transport), tetapi di negara lain, donasi harus dilakukan secara altruistis.
- Legalitas dan kemungkinan risiko hukum: Mengingat status hukum donor sperma di Indonesia tidak jelas, ada risiko terkait hak dan kewajiban hukum.
- Etika donor sperma: Pertimbangan etika sangat penting, terutama bila menyangkut jumlah keturunan dari satu donor, risiko penyalahgunaan, dan dampak sosial anak hasil donor.
Jika ingin memahami lebih dalam tentang proses kehamilan, baik alami maupun dengan bantuan medis seperti donor sperma, pastikan Mama dan Papa memiliki akses ke informasi terpercaya.
Ikuti event Hallobumil bersama para ahli untuk mendapatkan insight langsung dari dokter dan tenaga kesehatan.
Mama dan Papa juga dapat mengunduh aplikasi Hallobumil untuk memantau kesehatan reproduksi hingga masa kehamilan.
Jangan lupa gunakan health tools Kalkulator Masa Subur untuk merencanakan waktu terbaik, dan bergabunglah dengan komunitas Hallobumil untuk mendapat dukungan emosional dan pengalaman nyata dari para Mama lainnya.





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
