3 Cara Menghangatkan ASI dari Kulkas, Awas Nutrisinya Rusak
:strip_icc():format(webp)/hb-article/7ILUIAGLHw4Eqrj22ECXA/original/qwyvis1a3xzkhevggixgt2z3aupbj8vw.png)
Menghangatkan ASI perah mungkin terlihat seperti hal yang sederhana, tetapi sebenarnya membutuhkan cara yang tepat agar kualitas ASI tetap terjaga.
Baik itu ASI yang baru dikeluarkan dari kulkas maupun stok beku dari freezer, suhu dan metode pemanasan yang salah bisa mengurangi kandungan nutrisi penting, bahkan berisiko bagi bayi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara menghangatkan ASI dari kulkas agar tetap sehat, higienis, dan nyaman dikonsumsi si kecil.
Artikel lainnya: Cara Memerah ASI dengan Tangan yang Tepat dan Aman
Langkah-langkah Menghangatkan ASI yang Benar
Menghangatkan ASI perlu dilakukan dengan hati-hati agar kandungan nutrisi dan antibodi di dalamnya tetap terjaga.
Prosesnya tidak sulit, tetapi ada langkah tertentu yang sebaiknya diikuti, terutama dalam manajemen ASIP harian. Berikut panduan paling aman dan mudah dilakukan di rumah:
1. Menghangatkan ASI dari chiller kulkas (cara menghangatkan asi dari kulkas)
Untuk ASI yang disimpan di chiller, keluarkan botol atau kantong ASI dari kulkas lalu tetap biarkan tertutup rapat. Siapkan mangkuk berisi air hangat dan rendam botol ASI selama beberapa menit hingga suhunya naik perlahan.
Cara ini menjaga kualitas ASI tetap stabil tanpa perubahan suhu yang ekstrem. Setelah hangat, goyangkan perlahan agar lemak yang terpisah kembali menyatu sebelum diberikan ke bayi.
2. Menghangatkan ASI beku dari freezer (cara mencairkan asi beku)
Jika ASI dalam kondisi beku, prosesnya perlu dua tahap, yakni dicairkan terlebih dahulu, lalu dihangatkan. Cara mencairkan ASI beku yang paling aman adalah memindahkannya dari freezer ke kulkas selama beberapa jam atau semalaman.
Setelah tidak lagi ada kristal es, baru rendam botol dalam air hangat. Hindari mencairkan dengan panas tinggi karena dapat merusak nutrisi penting dan mengubah rasa ASI.
3. Menghangatkan ASI dengan bottle warmer (bottle warmer & manajemen asip)
Bila menggunakan bottle warmer, cukup masukkan botol sesuai petunjuk alat, lalu pilih mode pemanasan yang lembut.
Bottle warmer membantu Mama yang sering memanaskan ASI, terutama dalam manajemen ASIP sehari-hari karena suhunya lebih stabil dan tidak terlalu panas.
Setelah hangat, selalu cek suhu ASI dengan meneteskannya ke pergelangan tangan untuk memastikan aman bagi bayi.
Artikel lainnya: Kiat Menyimpan ASI Perah
Kesalahan yang Harus Dihindari saat Menghangatkan ASI
Walaupun cara menghangatkan ASI terlihat sederhana, beberapa kebiasaan yang dianggap praktis justru bisa menurunkan kualitas ASI atau membuatnya tidak aman diminum bayi. Untuk menjaga nutrisi dan mencegah risiko ASI rusak, hindari beberapa kesalahan berikut:
1. Menggunakan microwave
Microwave memanaskan ASI secara tidak merata sehingga bisa menciptakan bagian yang terlalu panas (hot spots). Hal ini dapat membakar mulut bayi dan merusak kandungan nutrisi penting.
Pemanasan tidak merata juga membuat ASI lebih cepat menunjukkan tanda ASI basi, terutama bila terjadi perubahan warna dan aroma setelah dipanaskan. Karena itu, cara ini sebaiknya dihindari sepenuhnya.
2. Memanaskan di atas kompor
Memanaskan ASI langsung di atas kompor membuat suhu naik terlalu cepat dan tidak stabil. ASI bisa menjadi terlalu panas, kehilangan antibodi, dan bahkan mengalami perubahan rasa.
Proses ini juga meningkatkan risiko botol meleleh bila menggunakan botol plastik. Jika Mama ingin menghangatkan ASI dari kulkas, jauh lebih aman menggunakan air hangat atau bottle warmer ketimbang panas kompor langsung.
3. Memanaskan ulang ASI lebih dari satu kali
Dalam manajemen ASIP, ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dipanaskan ulang. Setelah dikeluarkan dari suhu dingin, bakteri dapat mulai berkembang.
Jika dipanaskan lebih dari sekali, risiko kontaminasi meningkat dan kualitas ASI menurun drastis. Jika bayi tidak menghabiskannya dalam waktu yang direkomendasikan, sebaiknya sisanya dibuang.
4. Mencampur ASI hangat dengan ASI dingin (cara penyimpanan & keamanan ASI)
Mencampur ASI yang baru dihangatkan dengan ASI dingin dari kulkas menyebabkan perubahan suhu yang tidak stabil dan memicu pertumbuhan bakteri
Ini juga dapat mempercepat munculnya tanda ASI basi, seperti bau asam atau pemisahan lemak yang tidak menyatu kembali. Untuk menjaga keamanan ASI, selalu campurkan ASI dengan suhu yang sama atau dinginkan semuanya terlebih dahulu sebelum disimpan.
Cara Mengetahui Suhu ASI Sudah Pas
Mengetahui apakah suhu ASI sudah aman sebelum diberikan ke bayi sangat penting agar si kecil merasa nyaman dan tidak berisiko terbakar. Cara paling sederhana adalah dengan tes tetes di pergelangan tangan.
Teteskan sedikit ASI di bagian dalam pergelangan tangan Mama bagian ini lebih sensitif dan rasakan suhunya. Jika terasa hangat seperti suhu tubuh, bukan panas atau terlalu dingin, berarti ASI sudah siap diminum bayi.
Setelah proses cara menghangatkan ASI dari kulkas atau freezer, jangan lupa untuk mengocok lembut botol agar lemak yang terpisah menyatu kembali. Pemisahan lemak itu normal, dan mencampurnya membantu bayi mendapatkan nutrisi lengkap.
Namun, jika Mama menemukan perubahan aroma menyengat, warna keruh tak wajar, atau tekstur yang tidak menyatu meski sudah dikocok, itu bisa menjadi tanda ASI basi dan ASI tidak boleh diberikan ke bayi. Hal ini penting dalam manajemen ASIP agar kualitas ASI selalu terjaga.
Artikel lainnya: 6 Tips Memompa ASI Agar Optimal
Berapa Lama ASI Bertahan Setelah Dihangatkan?
Setelah ASI dihangatkan, ada batas waktu tertentu sebelum bayi harus mengonsumsinya. Lantas, berapa lama ASI bertahan setelah digunakan? Umumnya, ASI yang sudah dihangatkan sebaiknya digunakan dalam waktu maksimal 2 jam.
Ini berlaku baik untuk ASI dari kulkas maupun ASI beku yang sudah dicairkan lalu dihangatkan kembali. Dengan memahami aturan ini, Mama bisa mengelola stok ASI dengan lebih aman.
Untuk ASI beku yang sudah dicairkan di kulkas, masa simpannya hingga 24 jam sejak mencair sepenuhnya, bukan sejak dikeluarkan dari freezer.
Setelah lewat 24 jam atau bila sudah dihangatkan, ASI tidak boleh masuk kulkas lagi dan harus dibuang jika belum diminum.
Pedoman ini sangat penting dalam berapa lama ASI bertahan setelah dihangatkan, terutama untuk Mama yang menyimpan ASI dalam jumlah banyak.
Jika bayi tidak menghabiskan ASI yang sudah dihangatkan dalam waktu yang ditentukan, jangan dipanaskan ulang. Pemanasan berulang meningkatkan risiko bakteri berkembang, merusak nutrisi, dan mempercepat munculnya tanda ASI basi.
Dengan mengikuti aturan ini, proses manajemen ASIP menjadi lebih aman dan efisien, serta membantu memastikan setiap tetes ASI tetap berkualitas saat diberikan ke bayi.
Untuk membantu semakin percaya diri dalam merawat ASI perah dan menjalani perjalanan menyusui, Mama bisa mendapatkan dukungan yang lebih lengkap lewat berbagai fitur yang tersedia di Hallobumil.
Mulai dari webinar bersama para ahli, hingga bergabung ke komunitas Hallobumil untuk berbagi pengalaman dengan Mama lain.
Jangan lupa juga download aplikasi Hallobumil agar Mama punya panduan menyusui, kehamilan, dan perawatan bayi langsung dari ponsel kapan pun dibutuhkan.
Dengan dukungan yang tepat, manajemen ASIP dan perjalanan menyusui pun jadi lebih tenang, nyaman, dan terarah.





:strip_icc():format(webp)/hb-article/o7jCGocZocavUFWpZEDx4/original/349apakah-asi-mama-cukup-untuk-si-kecil-by-buritora-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/r4I9cSAfdyIP6TxoGimD3/original/350peran-ayah-saat-ibu-berisitirahat-pasca-melahirkan-by-paulaphoto-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/j90O2i5oTBWo6UpkmCHAh/original/346bagaimana-mengetahui-apakah-bayi-cukup-asi-by-atstock-productions-shutterstock.jpg)
