Sifilis (Raja Singa): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Eg6pqUfaryHhqE6fjZVEz/original/br0v24plssql9durt072tyxtyoojj9l5.png)
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang sering tidak disadari karena gejalanya bisa muncul secara bertahap dan berbeda pada setiap orang. Kondisi ini dapat berbahaya jika tidak ditangani sejak awal karena dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Dengan memahami tanda-tanda awal serta cara penularannya, Mama dan Papa bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Banyak orang juga bertanya apakah sifilis bisa sembuh, sehingga penting untuk mengetahui pilihan pengobatan yang tersedia dan kapan perlu segera memeriksakan diri.
Sifilis atau raja singa adalah salah satu infeksi menular seksual yang sering tidak terdeteksi karena gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan hilang tanpa disadari.
Banyak orang baru mengetahui infeksi ini setelah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau ketika keluhan mulai terasa lebih mengganggu.
Mama harus berhati-hati karena sifilis yang tidak diobati bisa menimbulkan masalah serius dan berisiko menular ke pasangan maupun bayi selama kehamilan. Untuk memahami apa itu sifilis, gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahan, Mama perlu simak informasi berikut ini.
Artikel lainnya: Kenali Beragam Penyakit pada Sistem Reproduksi dan Cara Mencegahnya
Apa Itu Sifilis?
Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja: pria, wanita, termasuk ibu hamil.
Tanpa pengobatan yang tepat, sifilis dapat menyebar ke otak, jantung, dan organ lainnya. Bahkan, sifilis pada ibu hamil bisa mengakibatkan kondisi janin tidak normal hingga menyebabkan kematian. Apakah sifilis bisa sembuh total? Bisa, asalkan langsung diobati sejak gejala awal muncul.
Penyebab Sifilis
Penyebab sifilis bakteri Treponema pallidum yangmasuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau selaput lendir, lalu menyebar melalui aliran darah. Penularan sifilis paling sering terjadi melalui aktivitas seksual tanpa pengaman.
Namun, ada beberapa cara lain yang perlu Mama waspadai. Seseorang bisa tertular sifilis melalui:
- Hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan orang yang terinfeksi.
- Kontak langsung dengan luka sifilis (chancre) yang biasanya muncul di area kelamin, anus, atau mulut.
- Penularan dari ibu hamil ke janin, yang dapat menyebabkan sifilis kongenital.
- Transfusi darah yang tidak aman, meski sangat jarang terjadi karena prosedur skrining darah kini semakin ketat.
Gejala Sifilis Berdasarkan Stadium
Gejala sifilis berbeda-beda tergantung tahapannya. Beberapa orang tidak mengalami tanda sifilis sama sekali, tapi tetap dapat menularkan. Berikut adalah gejala pada setiap stadium sifilis yang perlu Mama kenali.
1. Sifilis stadium primer
Pada tahap ini, ada beberapa gejala yang akan muncul seperti berikut:
- Muncul luka kecil tidak nyeri (chancre) di penis, vagina, anus, atau mulut.
- Luka biasanya muncul 10–90 hari setelah terpapar.
- Luka bisa hilang sendiri, tapi infeksinya tetap ada.
2. Sifilis stadium sekunder
Jika tidak diobati, infeksi berkembang ke tahap kedua dengan gejala yang lebih menyebar:
- Ruam di telapak tangan atau kaki.
- Luka atau bercak lembap di mulut/area genital.
- Demam, kelelahan, nyeri sendi.
- Rambut rontok seperti pitak.
- Pembesaran kelenjar getah bening.
3. Sifilis laten
Ini adalah stadium "tersembunyi" yang hanya bisa dipastikan melalui tes darah. Berikut penjelasannya:
- Tidak ada gejala.
- Bakteri tetap berada di tubuh.
- Bisa berlangsung bertahun-tahun.
- Masih berisiko berkembang ke tahap lanjut.
4. Sifilis tersier (lanjut)
Tahap paling berbahaya, bisa terjadi setelah bertahun-tahun dengan gejala seperti berikut ini, Ma:
- Kerusakan otak (neurosifilis).
- Masalah jantung dan pembuluh darah.
- Gangguan saraf dan penglihatan.
- Bisa menyebabkan kematian.
Artikel lainnya: Kondiloma Akuminata: Kenali Gejala, Penularan, dan Cara Mengobatinya
Faktor Risiko Sifilis
Baik sifilis pada wanita maupun sifilis pria, keduanya memiliki pola risiko yang mirip, terutama bila ada paparan melalui kontak seksual tanpa pengaman. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko antara lain:
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau sering berganti pasangan.
- Berhubungan seksual tanpa kondom.
- Riwayat infeksi menular seksual (IMS) sebelumnya.
- Memiliki pasangan seksual yang positif sifilis.
- Pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM).
- Tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, sehingga sifilis pada ibu hamil dapat tidak terdeteksi sejak awal.
Cara Mendiagnosis Sifilis
Diagnosis sifilis umumnya dilakukan melalui tes darah seperti RPR, VDRL, atau TPHA, yang mampu mendeteksi infeksi dengan cukup akurat. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat mengambil sampel cairan dari luka (chancre) untuk melihat keberadaan bakteri secara langsung.
Khusus untuk ibu hamil, pemeriksaan sifilis biasanya menjadi bagian dari tes rutin pada kontrol kehamilan awal untuk memastikan tidak ada infeksi yang berisiko menular ke janin.
Karena sifilis sering tidak menimbulkan gejala, satu-satunya cara memastikan keberadaannya adalah melalui pemeriksaan medis.
Cara Mengobati Sifilis
Pengobatan utama sifilis adalah antibiotik penisilin, baik berupa suntikan maupun obat sesuai rekomendasi dokter. Selama masa pengobatan dan penyembuhan, pasien disarankan tidak melakukan hubungan seksual.
Komplikasi Sifilis Bila Tidak Diobati
Bahaya sifilis tidak boleh disepelekan. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan jantung, stroke atau kebutaan, dan gangguan saraf (neurosifilis).
Sifilis dan kehamilan juga berkaitan. Mama bisa menularkan sifilis ke bayi dan dapat meningkatkan risiko kematian janin atau bayi.
Artikel lainnya: Mengenal Jenis, Jadwal dan Manfaat Pemeriksaan Kehamilan
Cara Mencegah Sifilis
Mama telah mengetahui bahaya sifilis. Penting juga untuk tahu langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Gunakan kondom dengan benar setiap berhubungan seksual. Hindari seks dengan banyak pasangan.
Mama disarankan untuk melakukan tes IMS secara rutin, terutama bila aktif secara seksual. Jalani pemeriksaan kehamilan lengkap untuk mencegah sifilis pada ibu hamil. Hindari seks oral atau anal tanpa pengaman. Ini dapat meningkatkan risiko sifilis.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksa ke dokter bila Mama menemukan luka kecil tidak nyeri di area genital. Ruam mencurigakan di tangan, kaki, atau tubuh juga dapat menjadi tanda sifilis.
Jika pasangan dinyatakan positif sifilis, Mama wajib periksa. Bahkan, saat merasa berisiko tertular karena kontak seksual sebelumnya, sebaiknya lakukan pemeriksaan.
Diagnosis dan pengobatan cepat dapat mencegah komplikasi serius dan menghentikan penularan sifilis. Kenali gejalanya dan hindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko sifilis.
Yuk, cari informasi penting lain seputar kesehatan dan kehamilan dengan gabung ke Komunitas Hallobumil. Mama bisa berdiskusi langsung dengan para Mama lainnya dan mendapatkan banyak insight bermanfaat.
Downlod aplikasi Hallobumil untuk dapat tips kehamilan, artikel kesehatan, dan fitur pemantau perkembangan janin bisa diakses kapan pun Mama butuh. Mama juga bisa bertukar cerita, dapat berbagai tips bermanfaat, hingga ikut event Hallobumil yang seru bersama ribuan Mama lainnya!





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
