Dampak Bullying pada Anak, dari Luka Hati hingga Performa di Sekolah
:strip_icc():format(webp)/hb-article/HslGNXe3BWEcu9KRofkNM/original/w4mlnuqvoxxmjlboffrwoywlyxkju0rp.png)
Bullying masih menjadi masalah serius yang bisa terjadi di sekolah, lingkungan kerja, maupun dunia digital, terutama untuk anak-anak. Agar tidak menjadi kebiasaan buruk, simak artikel ini untuk mencegah dan menangani bullying sejak dini.
Artikel lainnya: Homeschooling vs Sekolah Formal, Mana Lebih Baik?
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah tindakan menyakiti, menekan, atau merendahkan orang lain secara sengaja dan berulang. Perilaku ini muncul ketika seseorang atau sekelompok orang memanfaatkan kekuatan fisik, sosial, atau emosional mereka untuk menindas pihak yang lebih lemah.
Bentuk bullying sangat beragam, mulai dari kekerasan fisik, ejekan atau hinaan, penyebaran rumor, pengucilan, pemerasan, hingga cyberbullying yang terjadi melalui media sosial atau pesan digital. Intinya, bullying bukan sekadar “candaan,” melainkan perilaku yang dapat melukai korban secara mendalam.
Dampak Bullying bagi Korban
Bullying tidak hanya meninggalkan rasa sakit sesaat. Bagi banyak orang, pengalaman ini bisa membekas dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Beberapa dampak bullying yang umum terjadi antara lain:
- Masalah kesehatan mental, seperti kecemasan berlebih, stres, depresi, atau trauma emosional.
- Rendahnya kepercayaan diri, membuat korban merasa tidak berharga atau terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
- Gangguan emosi akibat bullying di sekolah, misalnya mudah tersinggung, sulit mengontrol perasaan, atau menjadi sangat sensitif terhadap kritik.
- Penurunan prestasi di sekolah atau pekerjaan karena sulit fokus, kehilangan motivasi, atau memilih menghindar. Ini jadi contoh dampak bullying pada anak yang sulit diidentifikasi karena biasanya penurunan prestasi selalu dikaitkan dengan kemampuan belajar semata.
- Dampak sosial bullying, seperti menarik diri dari lingkungan, takut bersosialisasi, atau kesulitan membangun hubungan baru.
- Keluhan fisik, termasuk sakit kepala, gangguan tidur, sakit perut, atau luka akibat tindakan bullying langsung.
- Risiko perilaku berbahaya, terutama jika korban merasa tidak memiliki dukungan atau jalan keluar.
Artikel lainnya: Cara Mengendalikan Emosi pada Anak agar Lebih Tenang
Dampak Bullying bagi Pelaku dan Lingkungan Sekitar
Efek bullying terhadap mental sering dianggap hanya merugikan korban, padahal perilaku ini juga dapat memiliki konsekuensi yang luas:
Bagi pelaku:
Pelaku mungkin terlihat lebih dominan atau kuat, namun perilaku merundung sebenarnya dapat menciptakan pola buruk yang terbawa hingga dewasa. Beberapa dampak bullying bagi pelaku meliputi:
- Tumbuhnya perilaku agresif yang semakin sulit dikendalikan.
- Rendahnya empati, sehingga pelaku kesulitan memahami perasaan orang lain.
- Risiko berkembangnya perilaku antisosial, termasuk melanggar aturan atau melakukan tindakan kriminal.
- Kesulitan menjalin hubungan yang sehat, baik dalam pergaulan maupun dalam kehidupan keluarga kelak.
- Masalah disiplin, yang bisa mengganggu pengalaman belajar atau bekerja.
Bagi lingkungan sekitar:
Lingkungan di mana bullying terjadi juga tidak luput dari dampak buruk. Suasana yang semestinya aman bisa berubah menjadi penuh tekanan. Berikut dampak bullying fisik dan mental untuk lingkungan sekitar:
- Saksi bullying dapat merasa takut, cemas, atau bersalah karena tak mampu membantu.
- Turunnya rasa aman, membuat sekolah atau tempat kerja terasa tidak nyaman.
- Erosi kepercayaan, karena individu menjadi ragu untuk terbuka satu sama lain.
- Terganggunya proses belajar atau bekerja, akibat suasana yang penuh ketegangan.
- Terbentuknya budaya negatif, terutama jika bullying dianggap normal atau tidak ditindak.
Cara Mengatasi dan Mencegah Dampak Bullying
Pencegahan bullying harus dilakukan bersama-sama oleh keluarga, sekolah, komunitas, dan pihak terkait lainnya. Beberapa cara mengatasi dampak bullying antara lain:
- Membangun pemahaman sejak dini: Anak perlu mengenal apa itu bullying, bagaimana bentuknya, dan mengapa hal itu berbahaya. Pemahaman ini menjadi pencegahan bullying pada anak yang efektif karena membuat mereka lebih peka dan mampu mengenali situasi yang tidak sehat.
- Menciptakan aturan yang jelas: Sekolah atau organisasi sebaiknya memiliki kebijakan anti-bullying, cara pelaporan, dan sanksi yang tegas agar semua pihak tahu langkah yang harus diambil.
- Mendorong komunikasi terbuka: Anak dan remaja harus merasa aman untuk bercerita kepada orang tua, guru, atau orang dewasa lain tanpa takut dihakimi.
- Menanamkan empati dan rasa hormat: Teladan yang baik dan lingkungan inklusif membantu anak belajar menghargai perasaan dan batasan orang lain.
- Memberikan dukungan bagi korban dan pelaku: Korban butuh ruang aman untuk pulih, sementara pelaku perlu diarahkan agar memahami dampak perilakunya dan belajar memperbaiki diri.
Artikel lainnya: Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Panduan untuk Orang Tua
Kapan Perlu Bantuan Profesional?
Bantuan profesional diperlukan ketika dampak bullying sudah mengganggu kondisi mental atau perilaku seseorang.
Segera cari bantuan jika korban menunjukkan tanda-tanda seperti stres berat, kecemasan ekstrem, depresi, gangguan tidur, menghindari aktivitas sehari-hari, atau muncul pikiran menyakiti diri sendiri.
Pelaku juga memerlukan pendampingan jika agresivitas semakin meningkat, sulit berhenti merundung, atau mulai melakukan tindakan berbahaya.
Psikolog, konselor sekolah, atau layanan kesehatan mental dapat membantu memberikan penanganan yang tepat. Dukungan profesional bukan hanya untuk memulihkan kondisi, tetapi juga membantu individu membangun kembali rasa aman dan kepercayaan diri.
Untuk tips merawat si kecil lainnya, yuk, unduh aplikasi Hallobumil sekarang! Mama juga bisa bergabung dengan komunitas Hallobumil untuk berbagi insight dan cerita dengan Mama lainnya.
Mama juga bisa bertukar cerita, dapat berbagai tips bermanfaat, hingga ikut event Hallobumil yang seru bersama ribuan Mama lainnya!





:strip_icc():format(webp)/hb-article/o7jCGocZocavUFWpZEDx4/original/349apakah-asi-mama-cukup-untuk-si-kecil-by-buritora-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/r4I9cSAfdyIP6TxoGimD3/original/350peran-ayah-saat-ibu-berisitirahat-pasca-melahirkan-by-paulaphoto-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/j90O2i5oTBWo6UpkmCHAh/original/346bagaimana-mengetahui-apakah-bayi-cukup-asi-by-atstock-productions-shutterstock.jpg)
