Waxing Saat Hamil, Aman atau Tidak?

dr. Marlene Abigail

Saat hamil, Mama mungkin mengalami perubahan yang aneh pada rambut tubuh. Dari rambut yang menjadi lebih lebat, sampai tumbuh rambut di tempat-tempat yang tidak ada sebelumnya, misalnya di dagu, atas bibir, dada, dan perut.

Hal ini mungkin membuat Mama ingin menyingkirkannya, salah satunya dengan cara waxing. Namun, apakah aman waxing saat hamil? Berikut pemaparannya.

Apa Itu Waxing?
Waxing merupakan proses penghilangan rambut dari akarnya yang bersifat semi-permanen. Waxing dilakukan dengan cara mengoleskan lilin khusus pada kulit searah tumbuhnya rambut, lalu ditutup dengan selembar kain dan ditarik melawan arah tumbuhnya rambut sehingga rambut tercabut. Ini adalah metode soft waxing.

Hard waxing dilakukan dengan cara yang sama, hanya bedanya tidak memakai lembaran kain dan lebih cocok untuk daerah kulit yang sensitif. Selain itu, ada pula sugaring, yang memakai larutan gula, bukan lilin.

Amankah Waxing Saat Hamil?
Pada prinsipnya, melakukan waxing saat hamil tidak membahayakan Mama dan Si Kecil. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

• Kulit Mama Lebih Sensitif terhadap Nyeri
  Perubahan hormon dan meningkatnya aliran darah di kulit membuat Mama lebih sensitif terhadap nyeri, sehingga waxing dapat menjadi lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Apabila Mama belum pernah waxing sebelum hamil, maka tidak disarankan untuk melakukannya sekarang.
• Kulit Mama Lebih Sensitif terhadap Iritasi, Alergi, dan Pigmentasi
  Saat hamil, kulit Mama lebih rentan mengalami alergi terhadap bahan wax. Mama perlu melakukan tes terlebih dahulu dengan cara mengoleskan bahan wax di sebagian area kulit (walaupun sebelum hamil Mama tidak memiliki masalah dengan bahan tersebut).

Waxing itu sendiri juga bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Karena pengaruh hormon kehamilan pada kulit, Mama menjadi lebih rentan mengalami pigmentasi atau penggelapan warna kulit akibat iritasi, serta munculnya atau bertambah parahnya melasma.

Melasma adalah bercak-bercak keabuan atau kecokelatan pada kulit, terutama muncul pada daerah wajah, yang terjadi karena pengaruh hormon saat hamil.

Mama Tidak Boleh Waxing Jika…

• Mengalami tekanan darah tinggi atau preeklampsia
• Memiliki kondisi kulit berikut ini:
  - Varises
  - Iritasi, ruam, kemerahan
  - Luka
  - Bekas luka, keloid
  - Tahi lalat, kutil

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Waxing
Sebelum waxing, sebaiknya Mama mempertimbangkan beberapa hal ini:

• Kebersihan Salon
  Rambut yang tercabut akan meninggalkan luka-luka kecil pada kulit, yang dapat menjadi tempat masuknya bakteri dan menimbulkan infeksi. Karena itu, kebersihan salon sangatlah penting.
  Mama perlu memperhatikan apakah salon menggunakan lembaran kain yang baru untuk setiap klien dan apakah salon mengganti spatula dengan yang baru setiap kali mencelupkannya ke larutan lilin (tidak terjadi double dipping).
  Hal itu dikarenakan suhu panas pada larutan lilin tidak cukup untuk membunuh bakteri dan jamur jika ada.
• Posisi Saat Waxing
  Setelah usia kehamilan menginjak usia 20 minggu, Mama tidak disarankan untuk berbaring dengan posisi telentang pada waktu yang lama. Karena itu, posisi saat waxing harus dimodifikasi.
• Jika Mama Waxing Sendiri di Rumah
  Berhati-hatilah dan jaga keseimbangan Mama. Jangan melakukan waxing di tempat atau dengan posisi yang membuat Mama mudah terjatuh.

Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, Ma, sebelum melakukan waxing saat hamil. Supaya semakin yakin, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya!