Penyakit yang Dapat Menular Melalui ASI
:strip_icc():format(webp)/hb-article/GjzDqh1s3hQTGHA-YyENU/original/015146488f01f-a2d4-4f03-a810-11011ee95b77.jpg)
dr. Dyah Novita Anggraini
Setiap orang tua pastinya ingin memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi Si Kecil. Untuk tujuan itulah, memberikan ASI sejak lahir bagi Si Kecil merupakan pilihan yang sangat tepat.
Namun, banyak Mama yang khawatir untuk menyusui Si Kecil ketika sang Mama sedang sakit. Pasalnya, sang Mama mungkin berprasangka bahwa Si Kecil dapat tertular penyakit tertentu melalui ASI yang diberikan ketika sang Mama sedang sakit.
Perlu Mama ketahui bahwa tidak semua penyakit yang di derita oleh Mama akan tertular kepada Si Kecil melalui ASI. Penularan virus atau mikroorganisme (bakteri) melalui ASI sangat jarang terjadi dibandingkan dengan penularan saat persalinan atau melalui kontak langsung dengan lingkungan setelah melahirkan.
ASI atau Air Susu Ibu bukan merupakan suatu media penularan bagi sebagian besar infeksi virus yang dialami oleh Mama kepada Si Kecil. Oleh karena itu, meneruskan untuk tetap menyusui, walaupun sedang sakit, merupakan sebuah tindakan yang sangat baik bagi Mama dan Si Kecil.
Pada sebagian kasus ibu menyusui dengan kemungkinan terkena infeksi, menghentikan tindakan menyusui hanya akan mengurangi asupan nutrisi dan manfaat kekebalan dari ASI kepada sang buah hati.
Berikut penjelasan beberapa penyakit infeksi yang membuat Mama khawatir untuk menyusui Si Kecil jika menderita penyakit terkait:
1. Infeksi HIV
Jika Mama menderita penyakit ini, Mama tidak diperbolehkan untuk menyusui Si Kecil secara mutlak karena virus dapat masuk ke dalam ASI. Mama dengan HIV positif yang menyusui Si Kecil dapat meningkatkan risiko penularan sebesar 4%-22%.
2. Infeksi Citomegalovirus (CMV)
Infeksi cytomegalovirus (CMV) pada Si Kecil dapat terjadi melalui kontak langsung atau melalui cairan tubuh saat melahirkan. Infeksi saat setelah lahir dapat terjadi melalui ASI atau kontak dengan cairan tubuh dari individu yang terinfeksi. Infeksi melalui ASI jarang menyebabkan penyakit pada Si Kecil yang cukup bulan. Oleh karena itu, jika Mama ingin menyusui Si Kecil, disarankan untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.
3. Infeksi Tuberculosis (TBC)
Jika Mama menderita penyakit tuberkulosis, Si Kecil yang minum ASI ataupun yang minum susu formula memiliki risiko yang sama untuk tertular melalui saluran napas. Apabila Mama sudah mendapat pengobatan yang cukup selama dua minggu dan sudah dinyatakan tidak menular, maka Mama dapat melakukan kontak langsung dengan Si Kecil secara aman.
4. Infeksi Hepatitis A (HAV)
Jika Mama menderita penyakit hepatitis A, Mama aman untuk menyusui Si Kecil karena penyakit ini tidak menular melalui ASI. Namun, Si Kecil yang lahir dari Mama yang terinfeksi HAV, disarankan untuk segera mendapatkan imunoglobulin dan imunisasi HAV.
5. Hepatitis B
Jika Mama menderita penyakit hepatitis B, Mama aman untuk menyusui Si Kecil. Namun, Si Kecil dalam waktu 24 jam harus diberikan HBIG (hepatitis B immune globulin) dan diteruskan dengan pemberian vaksin hepatitis B setelah Si Kecil lahir. Hal ini terbukti dapat mencegah penularan pada lebih dari 95% kasus ibu penderita hepatitis B.
6. Hepatitis C
Menyusui bukan merupakan kontraindikasi bagi Mama dengan infeksi HCV, walaupun diduga bahwa puting lecet atau berdarah pada ibu penderita hepatitis C dapat meningkatkan risiko penularan. Namun, manfaat pemberian ASI pada anak lebih tinggi daripada kemungkinan risiko terjadinya penularan. Jadi, Mama yang menderita hepatitis C disarankan untuk dapat tetap menyusui Si Kecil. Pasalnya, dengan tetap menyusui maka penyebaran hepatitis C dari Mama ke Si Kecil dapat dicegah, karena ASI yang diberikan mengandung antibodi untuk meningkatkan pertahanan tubuh Si Kecil terhadap infeksi hepatitis C di masa yang akan datang.
7. Infeksi virus varicella-zoster (VZV)
Infeksi ini dapat menyebabkan varicella (cacar air) pada infeksi primer (infeksi pertama kali) dan Herpes Zoster pada infeksi reaktivasi (infeksi cacar berulang). Oleh karena itu, Si Kecil harus dipisahkan dan dirawat oleh orang lain selama Mama masih dalam periode menular, dan Si Kecil diberikan ASI perah. ASI perah dapat diberikan kepada Si Kecil jika tidak ada luka cacar kulit pada payudara atau setelah imunoglobulin varicella-zoster telah diberikan kepada Si Kecil.
8. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV)
Jika Mama menderita herpes simpleks maka Mama aman jika ingin menyusui Si Kecil, dengan syarat luka tidak terdapat di daerah payudara. ASI perah, tanpa ada kontaminasi luka pada payudara Mama dan tanda lain infeksi HSV, dapat diberikan dengan menggunakan perlindungan yang aman, seperti menutupi daerah lesi/luka menggunakan baju khusus dan rajin mencuci tangan.
9. Kanker
Mama yang mengalami kanker tidak dilarang untuk menyusui Si Kecil. Namun, jika Mama sedang mengalami pengobatan kanker memang disarankan untuk tidak menyusui Si Kecil sementara waktu. Pasalnya, obat yang diberikan pada pasien kanker dapat masuk melalui ASI dan dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi Si Kecil karena dosisnya obat kanker tersebut sangat tinggi.