Pelupa Saat Hamil, Begini Cara Mengatasinya

Anindita Budhi, S.Psi

Kehamilan hadir membawa berbagai perubahan fisik maupun psikologis. Bukan sekadar bentuk tubuh, melainkan juga emosi, perasaan, hingga kebiasaan. Salah satunya adalah bagaimana Mama lebih mudah lupa akan segala sesuatu selagi hamil.

Apakah Mama pernah mendengar istilah “pregnancy brain?”

Saat sebagian orang beranggapan itu hanya mitos, tetapi banyak ibu hamil merasa dirinya lebih pelupa dari sebelumnya. Mulai dari lupa menaruh kunci, melewatkan janji temu, dompet ketinggalan, lupa mematikan kompor, hingga lupa nomor telepon sendiri.

Menjadi pelupa saat hamil bukan sekadar karena Mama lelah atau kurang tidur. Faktanya, beberapa penelitian menemukan bahwa kehamilan memang berpengaruh pada kerja otak. Mengapa bisa demikian?

Penyebab Pregnancy Brain
Lagi-lagi, hormon menjadi salah satu alasan mengapa kerja otak ibu hamil berubah. Ditambah kualitas tidur yang kurang baik, terutama saat trimester pertama dan ketiga kehamilan. Walhasil, energi Mama pun terkuras.

Padahal, untuk tetap bisa fokus dan memusatkan perhatian, kita butuh cukup energi, sama halnya dengan beraktivitas. Rentetan hal tadi membuat Mama sulit berkonsentrasi. Lupa akhirnya jadi hal yang lumrah dialami.

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa otak bekerja dengan cara berbeda selama kehamilan. Aktivitas otak pada sisi yang berasosiasi dengan keterampilan emosional meningkat. Selain itu, volume sel otak cenderung menurun saat kehamilan trimester ketiga.

Tak heran jika Mama mudah melupakan segala sesuatu, sekalipun hal tersebut baru dilakukan atau baru diucapkan. Bagaimanapun juga, perhatian Mama terpusat pada kondisi diri dan Si Kecil dalam kandungan. Itu saja sudah cukup memakan banyak energi, bukan?

Apa yang Bisa Mama Lakukan?
Kabar baiknya, kerja otak akan kembali seperti sediakala beberapa bulan setelah persalinan. Hal ini berarti menjadi pelupa adalah hal normal dialami semua ibu hamil. Sekalipun Mama punya keterampilan multitasking atau sangat teratur, ada kalanya Mama kehilangan arah dan sulit berkonsentrasi.

Mama bisa melakukan beberapa cara berikut untuk mengatasinya.

1. Tarik napas dalam-dalam setiap kali tersadar lupa sesuatu. Terima kondisi ‘baru’ tersebut sebagai bagian diri saat ini. Jangan merasa bersalah karena lebih pelupa, semua ibu hamil pun merasakan hal sama.

2. Buat catatan penting pada agenda atau kalender smartphone. Pasang reminder jika perlu agar tidak ada janji atau to-do list penting yang terlewat. Tulis semua hal yang harus dilakukan dalam bentuk check list sehingga Mama mudah memantau dan memeriksanya kembali.

3. Minta kesediaan orang terdekat untuk berperan sebagai supporting system. Misalnya, sebelum bepergian Mama minta tolong kepada Papa untuk mengingatkan ambil uang di ATM. Begitu juga ketika di kantor, minta tolong rekan kerja mengingatkan soal jadwal meeting.

4. Tertawakan diri sendiri itu sah-sah saja. Punya sense of humor membantu Mama menerima segala “kecerobohan” yang dilakukan selama hamil.

Nikmati saja momen ini, buat sebagai cerita lucu yang kelak bisa Mama ceritakan pada Si Kecil, “Dulu pas hamil Kakak, Mama pernah lupa ganti sepatu pas berangkat kerja, malah pakai sandal jepit ke kantor, hehehe.”

5. Perbanyak asupan makanan yang mengandung kolin dan omega-3. Kolin berperan penting dalam meningkatkan fungsi memori. Sementara, omega-3 bisa mendukung perkembangan fungsi otak Mama dan Si Kecil.

Makanan dengan kandungan kolin dapat Mama jumpai pada daging, telur, kedelai, dan susu. Sementara, omega-3 bisa Mama temukan pada ikan salmon, kembung, dan biji chia.

Itulah tips untuk mengatasi “pregnancy brain,” kondisi pelupa atau sulit berkonsentrasi saat hamil. Semoga membantu, ya, Ma!