Amankah Jus dan Minuman Kemasan untuk Ibu Hamil?

dr. Resthie Rachmanta, M.Epid

Air, sayuran, dan buah merupakan asupan yang esensial bagi ibu hamil.

Untuk mencukupi kebutuhan air, sayuran, dan buah, sebagian ibu hamil memilih untuk mengonsumsi jus dan minuman kemasan. Selain untuk kepraktisan, rasa segar dan manis juga membuat ibu hamil menyukai jus dan minuman kemasan.

Namun, amankah jenis minuman seperti itu untuk ibu hamil?

Dampak Mengonsumsi Jus dan Minuman Kemasan Selama Hamil
Secara umum, mengonsumsi jus dan minuman kemasan secara rutin tidaklah dianjurkan untuk ibu hamil. Pasalnya, sebagian besar jus atau minuman lain dalam kemasan mengandung gula dalam jumlah yang besar.

Kebiasaan minum jus dan minuman kemasan dapat menyebabkan asupan gula ibu hamil melebihi batas yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO).

Berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia, batas asupan gula untuk orang dewasa, termasuk ibu hamil, adalah sebesar 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi dalam kehamilan, seperti diabetes dalam kehamilan, preeklampsia, dan persalinan prematur.

Jika ibu hamil menyukai jus, dapat menyiasatinya dengan meminum jus sehat buatan sendiri. Agar jus bermanfaat dan aman bagi kesehatan, bersihkan buah atau sayur dengan air mengalir dahulu, berikan air dalam jumlah yang cukup, dan hindari menambahkan gula.

Minuman yang Perlu Dihindari dalam Kehamilan
Selain jus dalam kemasan, setidaknya tiga jenis minuman berikut perlu dihindari selama kehamilan:

1. Alkohol
Alkohol, sekalipun dalam jumlah kecil, tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Hal ini karena alkohol dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Alkohol bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan sistem saraf, gangguan perilaku anak, serta menghambat pertumbuhan janin.

Di Indonesia, mengonsumsi alkohol umumnya bukanlah kebiasaan banyak orang. Meski demikian, banyak orang tidak menyadari adanya alkohol dalam beberapa jenis produk makanan dan minuman.

Misalnya makanan tradisional yang difermentasi, makanan yang menggunakan arak sebagai bumbunya, atau likuor di dalam permen atau cokelat.

2. Minuman Berkafein
Minuman berkafein bukan sama sekali tak boleh dikonsumsi.

The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan, ibu hamil sebaiknya membatasi konsumsi minuman berkafein maksimal 200 mg per hari atau kurang lebih setara dengan 2 gelas kopi instan. Mengonsumsi kafein lebih dari batas tersebut berisiko menyebabkan keguguran dan persalinan prematur.

Perlu diingat, kafein bukan hanya terdapat di dalam kopi. Beberapa jenis minuman lain yang mengandung kafein adalah soda, cokelat, minuman sereal, dan teh.

3. Soda
Meski rasanya segar, soda juga tak dianjurkan dalam kehamilan. Kandungan gula yang tinggi dan kafein di dalam soda dapat mengganggu kehamilan dan tumbuh kembang janin. Kandungan kafein di dalam soda juga memiliki efek diuretik.

Diuretik merupakan zat yang membuat tubuh memproduksi urine. Mengonsumsi minuman yang mengandung diuretik akan menyebabkan ibu hamil buang air kecil lebih banyak dari biasanya, padahal kebutuhan air ibu hamil justru lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak hamil.

Minuman terbaik selama hamil adalah air putih. Ibu hamil direkomendasikan untuk minum air 8-12 gelas (1 gelas = 240 mililiter) per hari.

Minum air putih dalam jumlah yang cukup akan membantu nutrisi bersirkulasi dengan optimal di dalam tubuh, memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit, serta membantu pembentukan air ketuban di dalam rahim.