Amankah Berjemur dan Tanning Saat Hamil?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Ws1pD6IGH8o_2nplYYHIU/original/601week-296-amankah-berjemur-dan-tanning-saat-hamil.jpg)
dr. Marlene Abigail
Berjemur bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan apalagi jika Mama sedang pergi berlibur, misalnya ke pantai, atau mungkin sedang berolahraga outdoor seperti berenang.
Selain itu, juga ada Mama yang berjemur karena ingin menggelapkan warna kulitnya, atau melakukan tanning di salon. Namun, apakah aman berjemur maupun tanning saat hamil?
Bahaya Sinar UV
Sinar ultraviolet atau UV secara alami terdapat di dalam sinar matahari dan secara buatan terdapat pada alat tanning. Berjemur di bawah sinar matahari dan melakukan tanning dengan alat membuat Mama terekspos dengan sinar UV pada waktu yang lama.
Ada bahaya yang dapat terjadi akibat paparan sinar UV yang berlebihan, yaitu:
1. Meningkatkan Risiko Kanker Kulit
Paparan sinar UV yang berlebihan sangat tidak disarankan, baik untuk mereka sedang hamil maupun tidak karena dapat menyebabkan kanker kulit serta mengubah sifat tahi lalat yang tadinya jinak menjadi ganas.
Melakukan tanning dengan alat juga tidak direkomendasikan. Karena sinar UV yang diterima bisa lebih besar daripada berjemur di bawah sinar matahari dalam rentang waktu yang sama.
Risiko kanker kulit semakin meningkat jika Mama sampai mengalami sunburn atau kulit terbakar. Dan, kondisi kulit Mama yang lebih sensitif saat hamil dapat meningkatkan risiko kulit terbakar saat sedang berjemur atau tanning dengan alat.
2. Menyebabkan atau Memperburuk Melasma
Melasma adalah suatu kondisi yang ditandai dengan bercak-bercak kecokelatan atau keabuan pada kulit (biasanya terjadi pada wajah). Hingga 50 persen ibu hamil mengalami gejala melasma.
Paparan sinar UV dapat memicu timbulnya melasma atau memperburuk melasma yang sudah ada.
3. Meningkatkan Risiko Kecacatan pada Sistem Saraf Janin
Beberapa peneltian menunjukkan bahwa paparan sinar UV dapat merusak asam folat di dalam tubuh sehingga terjadi defisiensi asam folat. Suplemen asam folat pun menjadi kurang efektif karena sebagian rusak oleh sinar UV.
Padahal, asam folat adalah vitamin yang sangat penting di dalam pembentukan sistem saraf Si Kecil yang terjadi pada trimester pertama. Defisiensi asam folat pada waktu ini meningkatkan risiko terjadi kecacatan pada sistem saraf Si Kecil.
Bahaya Hipertermia
Berada di bawah matahari pada waktu yang lama atau berada di dalam alat tanning dapat membuat suhu tubuh Mama naik. Pada kasus yang ekstrem, bisa terjadi hipertermia, suatu kondisi di mana suhu tubuh terus naik karena sistem pengaturan suhu di dalam tubuh terganggu.
Pada kehamilan, bahaya hipertermia adalah sebagai berikut:
1. Keguguran
Hipertermia yang terjadi pada masa awal perkembangan janin dapat menyebabkan kematian janin dan keguguran.
2. Kecacatan Sistem Saraf
Sel-sel saraf janin dapat rusak karena hipertermia sehingga bisa menyebabkan kecacatan pada sistem saraf.
3. Katarak Kongenital
Penelitian menunjukkan bahwa hipertermia pada ibu hamil dapat menyebabkan janin mengalami katarak sehingga membutuhkan operasi nanti setelah lahir.
Tips Aman Beraktivitas di Luar Ruangan
Jika Mama perlu beraktivitas di luar ruangan, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
- Hindari beraktivitas di luar ruangan apabila paparan UV sedang tinggi (biasanya pada pukul 10.00–16.00 atau 09.00–15.00)
- Berteduhlah sebisa mungkin di bawah pohon atau payung
- Gunakan topi yang lebar dan kacamata hitam
- Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 15
- Oleskan tabir surya 15 menit sebelum keluar ruangan dan diulang setiap 2 jam
- Kenakan pakaian ringan dan menyerap keringat yang menutupi sebagian besar kulit Mama
- Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi
- Jika Mama merasa pusing, mual, dan lelah, segera masuk ke dalam ruangan
Kini, Mama sudah tahu bahwa berjemur terlalu lama saat hamil tidak dianjurkan, begitu juga indoor tanning dengan suatu alat. Semoga bermanfaat, ya, Ma!