Cara Mempersiapkan Anak Jadi Kakak, Kelola Kecemburuan Anak
:strip_icc():format(webp)/hb-article/HcovEEZ3mObGWpXAlLB0M/original/3245-tips-mempersiapkan-si-kecil-jadi-kakak.jpg)
Menjadi kakak adalah fase baru yang signifikan dalam kehidupan seorang anak. Saat si kecil akan segera memiliki adik, ada begitu banyak perubahan, mulai dari peran orang tua yang terbagi, rutinitas yang berubah, perhatian yang harus dibagi, dan munculnya emosi yang mungkin belum pernah dialami.
Jika persiapan tidak dilakukan dengan baik, anak pertama bisa merasa cemburu, tersingkir, atau bahkan marah dan bingung. Karena itu, memahami cara mempersiapkan anak jadi kakak adalah langkah penting agar transisi ini berlangsung lancar, baik bagi anak pertama, orang tua, maupun hubungan kakak-adik kedepannya.
Artikel Lainnya: Ketika Mama Merasa Gagal sebagai Orang tua
Kapan Waktu Terbaik Memberi Tahu Anak tentang Adik Baru?
Menentukan kapan memberitahu anak bahwa akan ada adik baru sangatlah penting. Ada baiknya si kakak diberi tahu sejak dini, bahkan setelah Mama memastikan positif hamil. Memberi tahu lebih awal bisa memberi waktu bagi anak untuk membayangkan dan mulai beradaptasi dengan ide bahwa ia akan memiliki adik.
Berdasarkan rekomendasi HealthyChildren, orang tua bisa mulai memberi tahu anak ketika kehamilan sudah terlihat atau ketika Mama sudah mulai mengalami perubahan fisik yang bisa dirasakan anak. Tidak dianjurkan untuk menunda informasi hingga mendekati kelahiran karena anak bisa merasa terkejut dan kurang mendapatkan kesempatan untuk bertanya atau memahami perubahan yang terjadi.
Waktu terbaik menyiapkan anak pertama punya adik sebenarnya bergantung pada usia anak. Bagi si kecil yang mungkin belum bisa mengerti banyak, Mama dan Papa bisa memperkenalkannya secara sederhana. Sedangkan pada anak yang lebih besar, bisa diberikan pemahaman yang lebih baik. Kendati demikian, memberikan informasi sedini mungkin dapat membantu anak merasa aman dan mengurangi kecemasan.
Strategi Parenting Menyiapkan Anak Pertama Jadi Kakak
Berikut berbagai strategi praktis dan psikologis untuk orang tua dalam menyiapkan anak pertama punya adik agar transisi berjalan lebih mulus.
1. Bangun komunikasi efektif dengan anak
Komunikasi yang terbuka sangat penting. Jelaskan secara sederhana bahwa akan ada adik yang akan butuh banyak perhatian, tetapi orang tua tetap sayang kepadanya seperti dulu. Gunakan bahasanya sesuai usia anak.
Jangan menuntut anak untuk bersikap seperti anak besar. Anak pertama tidak harus langsung mengerti atau berubah menjadi semacam kakak dewasa. Jika ia masih kecil, wajar apabila ia masih ingin main sendiri, masih bergantung, atau merasa takut.
Menuntut anak bersikap dewasa terlalu cepat bisa membuatnya stres atau merasa tidak dianggap. Ekspektasi yang terlalu tinggi dapat memperburuk perasaan anak jika ia merasa gagal.
2. Ajak si kakak dalam persiapan menyambut adik
Memberikan peran dan melibatkan anak pertama dalam berbagai persiapan akan membuat ia merasa dihargai dan menjadikannya bagian dari proses. Berikut beberapa aktivitas mempersiapkan anak jadi kakak:
- Kontrol kandungan rutin: Ajak anak mendampingi Mama ke dokter atau bidan, biarkan ia melihat bahwa ada perubahan dalam tubuh Mama. Ini membantu anak memahami bahwa kehadiran adik adalah sesuatu yang nyata.
- Perlengkapan bayi: Biarkan si kakak ikut memilih perlengkapan bayi, mulai dari pakaian, boneka, selimut, atau dekorasi kamar. Ini memberi rasa kepemilikan.
- Menata kamar adik: Memberi kesempatan pada si kakak untuk membantu menata kamar adik, mukai dari menempatkan barang-barang bayi, memilih lokasi tidur, hingga memilih warna dapat membangun rasa tanggung jawab dan keterlibatan.
- Mengajak berbelanja: Ajak si kakak ikut berbelanja perlengkapan bayi atau memilih barang-barang kecil untuk adik. Aktivitas ini bersifat konkret dan menyenangkan, serta menjadi momen bonding.
Artikel Lainnya: 10 Aktivitas Bonding dengan Anak yang Seru dan Bermakna
3. Jaga kualitas waktu khusus dengan anak pertama
Orang tua perlu secara sengaja menciptakan momen-momen di mana perhatian penuh diberikan kepada anak pertama, tanpa gangguan dari bayi yang akan atau sudah lahir.
Baik dengan Papa atau Mama, aktivitas sederhana seperti membaca buku, bermain, berbicara, jalan-jalan singkat, semua aktivitas ini dapat membantu si kakak merasa tetap istimewa. Ini merupakan salah satu cara mengatasi kecemburuan anak pertama yang bisa dilakukan dengan mudah.
4. Bangun ikatan kakak-adik sejak awal
Setelah adik lahir, hubungan kakak-adik bisa mulai dibangun sejak dini. Beri kesempatan anak berinteraksi dengan adiknya. Misalnya ketika bayi digendong, dibedong, atau dijaga di bawah pengawasan, ajak si kakak ikut membantu dengan memberi popok, mengusap kaki bayi, atau sekadar berbicara dan menyanyi untuk adiknya.
Ini membuat si kakak merasa penting dan dekat dengan adik. Cleveland Clinic menekankan bahwa interaksi ini membantu membangun ikatan dan mengurangi rasa terpisah.
5. Gunakan sumber daya tambahan untuk membantu anak beradaptasi
Selain komunikasi langsung dan aktivitas bersama, ada sumber daya tambahan yang bisa membantu. Salah satunya, lewat buku cerita tentang punya adik baru atau menjadi kakak. Langkah ini bisa membantu anak memahami apa yang akan terjadi, serta merasakan bahwa emosi mereka adalah hal yang wajar.
Contoh lainnya bisa juga dengan bermain peran dengan boneka, si kakak mendapatkan peran menjadi Mama, bertugas memberi makan bayi, mengganti popok, atau menghiburnya. Play role ini bisa membantu anak membangun empati serta inisiatif untuk bersikap. Ini juga membantu anak merasa bahwa perannya sebagai kakak adalah nyata dan bisa dipraktikkan.
Artikel Lainnya: Cara Mengendalikan Emosi pada Anak agar Lebih Tenang
Tips Mengatasi Potensi Kecemburuan dan Perubahan Perilaku
Walau persiapan sudah dilakukan, tetap ada kemungkinan anak cemburu punya adik atau perubahan perilaku. Berikut tips untuk menghadapinya:
1. Validasi perasaan anak
Mengatasi kecemburuan anak pertama bukan hanya soal memberi perhatian lebih, tetapi juga memahami aspek psikologi anak pertama punya adik agar transisi ini lebih sehat. Komunikasi sejak dini dan memberi ruang untuk anak mengekspresikan emosi adalah kunci dalam mengatasi kecemburuan.
Penting untuk Mama ketahui, perasaan cemburu, sedih, takut, atau marah adalah hal yang wajar. Orang tua harus mendengarkan dan mengakui perasaan tersebut. Dengan validasi, anak merasa diperhatikan dan perasaannya penting.
2. Beri perhatian khusus
Meskipun bayi baru menarik banyak perhatian, tetap luangkan momen khusus untuk si kakak. Bisa berupa rutinitas harian atau mingguan, seperti waktu bermain favorit, cerita, atau jalan-jalan singkat.
Hal tersebut menguatkan bahwa meskipun ada adik, anak pertama tetap sangat dicintai dan diperhatikan. Dengan mempertahankan rutinitas dan aktivitas anak seperti sebelum adik lahir, ini dapat membantu perasaan aman dan stabil.
3. Jelaskan perbedaan kebutuhan
Salah satu sumber kecemburuan adalah ketidakmengertian bahwa adik memiliki kebutuhan yang berbeda, contohnya bayi bisa menangis, perlu digendong, popok harus diganti, hingga sering tidur.
Orang tua bisa menjelaskan bahwa bayi belum bisa bicara dan perlu bantuan banyak. Dengan menerapkan cara bicara ke anak tentang adik, si kakak bisa memahami dan tidak membandingkan secara langsung.
Selain itu, perubahan selama masa kehamilan dan kelahiran, serta kebutuhan bayi, sangat membantu agar si kakak tidak merasa berkurang perhatiannya. Menjadi orang tua yang bijak berarti siap memahami perubahan emosi dan psikologi anak pertama punya adik.
Proses adaptasi ini memang tidak selalu mudah, tapi dengan komunikasi yang tepat, keterlibatan anak dalam persiapan, dan perhatian khusus, transisi bisa berjalan lebih lancar. Tidak sabar menanti kelahiran anak kedua? Mama bisa mencoba hitung hari perkiraan lahir. Agar lebih siap, ikut juga kelas online HalloBumil seputar parenting.
Jika Mama ingin lebih banyak tips praktis dan dukungan dari para ahli, jangan ragu untuk download aplikasi HalloBumil. Di sana Mama dan Papa bisa bergabung dengan grup WhatsApp HalloBumil untuk berbagi pengalaman dengan sesama orang tua.