Artikel/Pasca Kehamilan/Kapan Anak Harus Mulai Berbicara

Kapan Anak Harus Mulai Berbicara?

Diterbitkan pada 13 April 2021
Tidak ada patokan waktu tertentu di mana anak harus sudah bisa berbicara. Meski demikian, ada tahapan tumbuh kembang yang mesti dicapai setiap anak pada usia tertentu.
kapan-anak-harus-mulai-berbicara

dr. Fiona Amelia, MPH

Apakah Mama termasuk orang tua yang kerap terintimidasi ketika anak lain yang seusia lebih cepat berbicara, lebih cepat berjalan, atau lebih cepat mandiri daripada si Kecil? Jangan dulu khawatir, simak penjelasan berikut.

Tumbuh kembang anak pada tahun-tahun pertama selalu menarik untuk diamati. Salah satu hal yang kerap dinanti oleh orang tua yakni ketika anak mulai berbicara. Terbayang wajah sumringah para orang tua ketika si Kecil mulai berkata “mama” atau “papa”.

Perlu diketahui bahwa anak-anak berkembang pada laju yang berbeda-beda dan dengan cara yang berbeda-beda pula. Begitupun dengan perkembangan bahasa.

Tidak ada patokan waktu tertentu di mana anak harus sudah bisa berbicara. Meski demikian, ada tahapan tumbuh kembang (milestone) yang mesti dicapai setiap anak pada usia tertentu.

Kapan Anak Mulai Berbicara?
Secara umum, anak-anak mulai babbling sekitar usia 6 bulan dan mengucapkan kata pertamanya antara usia 10 sampai 15 bulan (rata-rata pada usia 12 bulan). Sejak itu, jumlah kosakatanya semakin meningkat dan anak mulai menggabungkannya menjadi kalimat sederhana setelah mencapai usia 18 bulan.

Berikut adalah pedoman umum tahapan perkembangan bahasa dan bicara anak sesuai usianya.

  • Usia 0-6 Bulan
    Bayi yang baru lahir hanya bisa menangis untuk menyatakan perasaan dan keinginannya. Baru pada usia 2-3 bulan, bayi mulai mengeluarkan suara-suara seperti “aaah” atau “uuuh”, yang disebut dengan cooing. Ia juga mulai merespons orang lain dengan bersuara.
    Setelah usia 3 bulan, bayi mulai mencari sumber suara atau bunyi yang didengarnya dan tertarik dengan mainan-mainan yang berbunyi.
    Saat usia bayi mendekati 6 bulan, ia mulai berespons ketika namanya dipanggil. Bayi juga mengenali emosi dalam nada bicara.
    Cooing berangsur-angsur menjadi babbling, yaitu mengoceh dengan satu suku kata, seperti “bababababa”, “dadadadada”, “mamamamama”, “papapapapa”. Bayi juga mulai bisa mengatur nada bicara dan ekspresi wajahnya sesuai emosi yang dirasakan.
    Pada tahap ini, Mama harus waspada ketika bayi tidak menoleh saat namanya dipanggil atau tidak ada babbling pada usia 6 bulan.
  • Usia 6-12 Bulan
    Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang terdekatnya dan beberapa objek yang akrab dengannya. Bayi juga mulai memahami konsep dasar seperti “ya”, “tidak”, dan “habis”.
    Saat babbling, bayi menggunakan nada bicara seperti bahasa ibu atau pengasuhnya. Bayi juga mampu mengucapkan kata-kata sederhana tanpa arti.
    Memasuki usia 9-12 bulan, bayi mulai mampu menemukan sumber suara atau bunyi yang didengarnya. Rata-rata bayi mampu mengucapkan “mama” dan “papa” (atau istilah lain untuk ayah, ibu, dan pengasuh utama) dengan arti.
    Ia menoleh ketika namanya dipanggil dan memahami perintah sederhana, seperti “Ayo sini” atau “Lihat itu”. Bayi mulai menggunakan isyarat tangan untuk menyatakan keinginannya, misalnya dengan menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan untuk dadah.
    Bayi juga suka membeo, yakni menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan, rata-rata bayi sudah bisa memahami 70 kosakata.
    Pada tahap ini, Mama sebaiknya waspada bila bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan.
  • Usia 12-18 Bulan
    Pada usia ini, si Kecil sudah bisa mengucapkan 3-6 kata dengan arti. Ia juga mampu mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, serta menunjuk anggota tubuh atau gambar yang ditunjukkan orang lain.
    Anak juga mampu mengikuti perintah sederhana yang disampaikan secara verbal menggunakan isyarat tubuh, misalnya “Tolong ambil mainan itu” (sambil menunjuk ke arah mainan). Perlahan-lahan, anak mulai memahami perintah yang disampaikan secara verbal saja.
    Kosakata anak bertambah pesat. Saat usia 15 bulan, kosakata yang dikuasainya mungkin masih kurang dari 10 kata. Namun, pada usia 18 bulan, kosakatanya bisa mencapai 50 kata. Pada akhir periode ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya secara verbal.
    Pada tahap ini, Mama perlu waspada bila si Kecil belum mengeluarkan kata berarti pada usia 16 bulan.
  • Usia 18-24 Bulan
    Dalam kurun waktu ini, hampir setiap hari si Kecil memiliki kosakata baru.
    Sebagian anak mulai berbicara dalam kalimat yang terdiri dari dua kata, seperti “Mau minum” atau “Main bola”. Ia juga bisa mengikuti perintah yang lebih kompleks, seperti “Taruh tangan di kepala lalu hitung satu-dua-tiga”. Pada usia ini, si Kecil juga senang mendengarkan cerita.
    Saat mencapai usia 2 tahun, anak umumnya sudah menguasai lebih dari 200 kosakata dan sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.
    Rata-rata, anak sudah mampu menunjuk berbagai bagian tubuh dan benda-benda yang akrab di sekitarnya, serta mampu menunjuk gambar-gambar yang dipahaminya di dalam buku.
    Mama perlu waspada bila tidak ada kalimat dua kata yang dapat dimengerti saat anak mencapai usia 24 bulan.
  • Usia 2-3 Tahun
    Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak dapat dimengerti orang lain.
    Mendekati usia 3 tahun, anak-anak sudah berbicara dalam kalimat tiga kata atau lebih dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia juga mampu menyebut nama dan fungsi benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan mulai senang bernyanyi.
  • Usia 3-5 Tahun
    Pada usia ini, anak suka mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, usia, dan jenis kelamin, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang, yakni lebih dari empat kata, saat berbicara.
    Saat berusia 4 tahun, pembicaraan anak dapat sepenuhnya dimengerti oleh orang lain. Ia juga bisa menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.

Stimulasi Dini Penting untuk Perkembangan Bahasa Anak yang Optimal
Agar perkembangan bicara dan bahasa anak optimal, tentu diperlukan stimulasi sedini mungkin. Yang paling sederhana adalah dengan membacakan buku 5-10 menit per hari sejak si Kecil berusia 6 bulan. Mama bisa melakukannya pada malam hari, sebagai bagian dari rutinitas sebelum tidur.

Bacalah dengan suara dan pelafalan yang jelas sembari menunjuk gambar-gambar pada buku. Selain itu, diperlukan pula interaksi aktif dengan si Kecil, seperti bercakap-cakap, memberi respons terhadap ocehannya dengan kata-kata sederhana, atau bernyanyi.

Sebisa mungkin hindari penggunaan gawai dan televisi, setidaknya sampai anak mencapai usia 2 tahun. Pada sebagian kasus, penggunaan kedua benda ini memicu keterlambatan bicara pada anak.

Perlu diingat bahwa kecepatan setiap anak dalam mencapai suatu tahapan tumbuh kembang itu berbeda. Jadi, tidak perlu membanding-bandingkan si Kecil dengan teman sebayanya.

Yang terpenting, Mama sebagai orang tua mampu melihat adanya peningkatan kemampuan berbahasa dan pertambahan kosakata. Anak juga harus semakin paham dengan yang Mama bicarakan. Bukan sesuatu yang sulit, bila Mama sering membaca dan bermain dengannya.

Kalau sampai ada keraguan tentang perkembangan bahasa dan kemampuan berbicara si Kecil, sebaiknya selalu pastikan dengan dokter anak.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image