4 Tips Memilih Mainan Bayi
:strip_icc():format(webp)/hb-article/SDmYKPsmqp3k0vKWl6wtn/original/3724-tips-untuk-membeli-mainan-bayi-by-olesia-bilkei-shutterstock.jpg)
dr. Marlene Abigail
Bermain adalah hal yang esensial dalam kehidupan Si Kecil dan mainan yang tepat akan memberikan stimulasi yang optimal bagi perkembangnanya. Di pasaran, ada begitu banyak jenis mainan yang dijual, berikut ini adalah ciri-ciri maianan yang baik untuk Si Kecil.
1. Aman
Mainan yang aman adalah mainan yang:
- Kualitasnya baik, tidak rapuh atau mudah pecah, serta tidak ada cat yang mengelupas.
- Ukurannya cukup besar untuk menghindari bahaya tersedak atau tertelan. Untuk menentukan apakah mainan cukup besar atau tidak, Mama dapat menggunakan karton bekas tissue gulung, jika mainan atau bagiannya dapat masuk ke dalam karton, maka mainan tersebut terlalu kecil. Mama perlu memeriksa semua mainan apakah terdapat kancing, batu baterai, mata mainan, payet, magnet, dan bagian lain yang mudah dikunyah oleh Si Kecil dan dapat lepas.
- Beratnya ringan untuk menghindari cedera jika mainan jatuh menimpa Si Kecil atau jika Si Kecil memukulkan mainannya ke tubuhnya.
- Tidak memiliki bagian seperti tali berukuran 25 cm atau lebih untuk mencegah bahaya leher Si Kecil terlilit dan tercekik.
- Mudah dicuci
2. Memberikan stimulasi yang sesuai dengan usianya
Mainan yang sesuai dengan usia dan perkembangan Si Kecil akan memancing Si Kecil untuk memainkannya sehingga mainan tersebut dapat memberikan stimulasi baginya. Mainan yang dapat memberikan stimulasi adalah mainan yang merangsang indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan Si Kecil, selain itu juga merangsang Si Kecil untuk bergerak.
0-6 bulan
Mainan yang dapat dilihat misalnya mainan gantung yang bergerak, gambar, kaca yang tidak dapat pecah; mainan yang dapat digenggam, diraba, diguncangkan, atau diremas oleh Si Kecil misalnya mainan gemerincing, teether, bola bertekstur, boneka lembut, dan beragam benda dengan aneka bentuk, tekstur, dan warna.
7-12 bulan
Mainan pura-pura misalnya boneka, mobil-mobilan, dan mainan untuk mandi; mainan susun-menyusun misalnya balok; mainan untuk dikeluar-masukkan misalnya kotak dan bola; mainan yang merangsang motorik kasar misalnya bola berukuran besar, mainan yang dapat didorong atau ditarik, benda pendek dan lembut yang dapat menjadi rintangan saat merangkak.
3. Sederhana
Mainan yang sederhana dan tanpa baterai memberikan ruang bagi Si Kecil untuk menggunakan imajinasinya dengan sungguh-sungguh memainkannya, mainan yang dapat mengeluarkan suara atau melakukan sesuatu hanya dengan menekan satu tombol membuat Si Kecil hanya menjadi penonton. Satu penelitian menunjukkan bahwa mainan yang tidak mengharuskan anak untuk melakukan apa pun selain menonton mengajarkan gaya belajar pasif yang dapat mengganggu belajar berpikir secara mandiri. Hal yang serupa terjadi jika Si Kecil bermain dengan gadget. Mainan elektronik yang memiliki gambar yang terus berubah-ubah tidak melatih konsentrasi Si Kecil sehingga Si Kecil akan sulit fokus pada benda seperti buku atau mainan yang tidak bergerak.
4. Tahan lama
Mainan dapat dimainkan dengan dengan cara yang berbeda seiring dengan bertambahnya usia Si Kecil. Sebagai contoh, mainan balok hanya dipegang-pegang saat bayi kecil, semakin besar bayi akan menjatuhkannya lalu mengambilnya lagi atau melemparnya, semakin besar bayi mulai menyusunnya. Karena itu tahan lama adalah salah satu sifat yang perlu dipertimbangkan dalam memilih mainan.
Jadi, jangan ragu untuk membelikan Si Kecil mainan, namun pastikan mainan tersebut bermanfaat. Oya, ingat juga, less is more dan bermainlah bersamaa ya Maa, karena mainan yang sedikit akan membantu merangsang kreativitas Si Kecil lebih lagi dan kebersamaan akan membantu anak semakin percaya diri dan membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan anak. (MA)
terima kasih atas infonya
Hai Mama, terima kasih atas responnya ya. :) ^sm