Mama, Hindari Zat Berbahaya dalam Cat Kuku Ini!
:strip_icc():format(webp)/hb-article/CIYDUpgRitJMrn1JU_Hj2/original/5103-zat-berbahaya-dalam-cat-kuku-week-55--by-tamara83-shutterstock.jpg)
dr. Marlene Tannos
Kuku yang cantik merupakan hal yang diidamkan oleh semua wanita, tanpa terkecuali ibu hamil. Namun saat hamil, tubuh menjadi lebih sensitif dan ada beberapa zat kimia yang harus dihindari agar tidak membahayakan Mama dan Si Kecil dalam kandungan.
Maka dari itu, sebaiknya Mama menghindari penggunaan cat kuku atau setidaknya memperhatikan kandungan dalam cat kuku sebelum menggunakannya.
Zat dalam Cat Kuku yang Berbahaya bagi Kehamilan
Berikut adalah zat dalam cat kuku yang dapat membahayakan kehamilan:
- Formaldehyde
Formaldehyde digunakan sebagai pengeras dalam cat kuku. Menghirup zat ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Janin kemungkinan tidak akan terpengaruh jika Mama tidak terlalu sering terpapar zat ini.
Namun, jika sering terpapar formaldehyde tingkat tinggi dan dalam jangka waktu yang lama, zat ini dapat menyebabkan kanker. Batas aman penggunaan zat ini dalam produk yaitu sebesar 0,2 persen.
- Toluene
Zat berbahaya dalam cat kuku lainnya adalah toluene. Toluene berfungsi untuk mempermudah pengaplikasian cat kuku, memberikan efek halus, dan menjaga warna pada cat kuku. Efek dari menghirup toluene sama dengan menghirup formaldehyde, yaitu iritasi pada mata, hidup, tenggorokan, dan paru-paru.
Selain itu, toluene dapat memicu masalah reproduksi, sakit kepala, dan masih banyak lagi. Jika terpapar toluene tingkat tinggi, dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf dan cacat lahir pada Si Kecil.
- Dibutyl Phthalate (DBP)
Dibutyl phthalate atau DBP digunakan untuk mendapatkan hasil akhir yang mengilap. Bahan yang terkandung dalam cat kuku ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi dan masalah produksi hormon pada janin.
Ketiga zat tersebut dikenal sebagai “trio beracun” karena jika digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius, mulai dari gangguan reproduksi hingga kanker.
Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
- Cat Kuku Gel Bisa Sebabkan Iritasi
Cat kuku bertekstur gel tergolong aman bagi Mama. Namun, kandungan zat kimia di dalamnya dapat menyebabkan iritasi kulit pada kulit Mama yang lebih sensitif saat hamil.
Selain itu, cat kuku gel membutuhkan pembersih kuku berbahan dasar aseton dalam jumlah besar sehingga sebaiknya dihindari.
- Pilih Cairan Penghapus Cat Kuku yang Bebas Aseton
Penghapus cat kuku mengandung aseton yang relatif aman untuk Mama. Namun, para ahli belum yakin berapa batas aseton yang aman untuk Si Kecil.
Sebaiknya Mama membeli penghapus cat kuku yang bebas aseton, karena selain aman bagi Mama dan Si Kecil, juga lebih baik bagi kuku.
- Cuci Tangan Setelah Menghilangkan Cat Kuku
Setelah menghilangkan cat kuku, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan Mama dengan sabun dan air untuk menghilangkan zat kimia apa pun.
- Selalu Pastikan Keamanan Produk
Sebelum mengaplikasikan cat kuku, pastikan produk yang digunakan aman dengan memeriksa bahan kimia yang terkandung.
- Aplikasikan Cat Kuku di Ruangan dengan Sirkulasi Baik
Ketika diaplikasikan, cat kuku akan mengeluarkan bau yang tajam, sehingga Mama mungkin akan merasa mual, terutama saat mengalami morning sickness. Maka dari itu, pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Alangkah baiknya Mama menghindari penggunaan cat kuku selama hamil untuk menjaga Si Kecil yang ada dalam kandungan.
Jika Mama bekerja sebagai pegawai salon dan memakaikan cat kuku pada orang lain, paparan zat tersebut dapat meningkatkan risiko dalam kehamilan. Sebaiknya Mama membicarakan hal ini kepada atasan, atau bertukar tugas dengan pegawai lain saat Mama hamil.
oke
Hai Mama, terimakasi atas sharingnya. Semoga bermanfaat 🥰 ^lm