Jenis Kuman dan Infeksi pada Kehamilan, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/LZCBQHr9Qlm9wkh-1gwhD/original/0kuman-apa-saja-yang-berbahaya-bagi-ibu-hamil-dan-janin1.jpg)
Infeksi pada kehamilan bisa menimbulkan risiko serius, baik bagi Mama maupun janin yang sedang berkembang. Beberapa infeksi bahkan dapat memengaruhi pertumbuhan janin atau menyebabkan komplikasi kehamilan jika tidak ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk memahami penyebab infeksi saat hamil serta cara pencegahannya agar kehamilan tetap sehat dan aman. Yuk, pelajari lebih lanjut jenis-jenis infeksi dan bakteri yang perlu diwaspadai, Ma.
Artikel Lainnya: Hiperemesis Gravidarum: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Apa Itu Infeksi pada Kehamilan?
Infeksi pada kehamilan terjadi ketika tubuh Mama terserang bakteri, virus, atau parasit selama masa kehamilan. Kondisi ini bisa muncul karena perubahan sistem imun yang membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Tidak semua infeksi berbahaya, tetapi beberapa bisa berdampak serius pada kesehatan Mama dan perkembangan janin.
Beberapa infeksi dapat menular ke janin melalui plasenta ibu hamil atau saat proses persalinan. Karena itu, penting bagi Mama untuk memahami jenis infeksi, penyebab, serta cara mencegahnya agar kehamilan tetap sehat dan aman.
Jenis-Jenis Infeksi yang Umum Terjadi pada Ibu Hamil
Setiap ibu hamil memiliki risiko berbeda terhadap infeksi, tergantung kondisi tubuh dan gaya hidupnya. Berikut jenis infeksi pada ibu hamil yang paling umum dan perlu Mama waspadai.
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih saat hamil sering terjadi karena perubahan hormonal yang memengaruhi fungsi kandung kemih. Gejalanya meliputi nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan rasa tidak nyaman di bagian bawah perut.
Jika tidak ditangani, ISK dapat meningkatkan risiko persalinan prematur atau berat badan lahir rendah pada bayi. Pemeriksaan urin rutin selama kehamilan dapat membantu mendeteksi infeksi sejak dini.
2. Vaginosis bakterialis
Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina. Mama mungkin merasakan keputihan berbau amis, gatal, atau rasa terbakar.
Meski tergolong ringan, infeksi bakteri yang sering dialami ibu hamil ini dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini dan kelahiran prematur. Menjaga kebersihan area kewanitaan dan menghindari penggunaan sabun berpewangi bisa membantu mencegahnya.
3. Infeksi jamur vagina (kandidiasis)
Perubahan hormon selama hamil dapat memicu pertumbuhan jamur Candida albicans. Gejalanya meliputi keputihan kental, gatal, dan rasa panas di area vagina.
Kandidiasis umumnya tidak membahayakan janin, tetapi bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Pengobatan dengan antijamur yang aman untuk ibu hamil biasanya direkomendasikan oleh dokter.
Artikel Lainnya: Ini Dia Mengapa Keputihan Harus Segera Ditangani dengan Serius
4. Toksoplasmosis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang sering ditemukan pada daging mentah atau kotoran kucing. Toksoplasmosis tergolong infeksi berbahaya pada ibu hamil karena dapat menular ke janin dan menyebabkan keguguran atau gangguan perkembangan otak. Mama bisa mencegahnya dengan memastikan daging matang sempurna dan menghindari kontak langsung dengan kotoran hewan.
5. Cacar air (varicella)
Jika Mama belum pernah terkena cacar air sebelumnya, sebaiknya berhati-hati selama hamil. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia pada Mama atau cacat bawaan pada janin. Cacar air termasuk bagian dari infeksi virus saat kehamilan yang dapat dicegah dengan vaksinasi sebelum hamil.
6. Hepatitis B
Infeksi hepatitis B pada kehamilan bisa menular ke bayi melalui proses persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan hati pada bayi di kemudian hari. Ibu hamil biasanya akan menjalani pemeriksaan hepatitis B di awal kehamilan, dan bayi dapat dilindungi melalui vaksin setelah lahir.
7. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh virus Herpes Simplex. Infeksi aktif saat persalinan dapat menular ke bayi dan menyebabkan infeksi berat pada sistem saraf. Jika Mama memiliki riwayat herpes, dokter mungkin akan memberikan pengobatan antivirus dan menyarankan persalinan sesar untuk mencegah penularan.
8. Herpes simpleks
Herpes simpleks merupakan sebuah infeksi yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 dan 2. Penyakit ini termasuk ke dalam penyakit menular seksual. Gejala awalnya dapat menyerupai gejala penyakit lainnya.
Namun yang khas, penyakit ini akan menyebabkan kelainan kulit berupa lenting berkelompok berisi cairan. Apabila menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat menyebabkan keguguran, kehamilan prematur, infeksi kongenital herpes, dan janin gagal tumbuh dalam kandungan.
9. Rubella (campak jerman)
Rubella tergolong infeksi TORCH pada kehamilan yang paling berisiko. Bila terjadi pada trimester pertama, dapat menyebabkan cacat lahir seperti gangguan pendengaran, katarak, atau kelainan jantung. Pencegahan terbaik dilakukan sebelum hamil melalui vaksin MMR, karena vaksin ini tidak boleh diberikan saat kehamilan berlangsung.
10. Cytomegalovirus
Infeksi Cytomegalovirus selama trimester awal kehamilan merupakan masalah kehamilan yang utama. Apabila terinfeksi, awalnya akan merasakan nyeri tenggorokan, rasa tidak nyaman pada seluruh tubuh Mama, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri sendi, sakit kepala, dan pembesaran hati dan limpa.
Infeksi virus ini dapat menyebabkan kelainan fungsi pendengaran, retardasi mental, dan serebral palsi. Serebral palsi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan berpikir.
Faktor pencegahan terjangkit penyakit ini sangat penting dilakukan. Sebab, saat ini pengobatan terhadap penyakit ini masih belum memadai.
11. Esschericia coli
Esschericia Coli merupakan bakteri yang secara normal terdapat di saluran pencernaan manusia. Namun pada keadaan tertentu, bakteri ini dapat menginfeksi saluran cerna dan saluran kemih.
Infeksi bakteri ini di saluran cerna menimbulkan keluhan diare. Sedang pada saluran kemih, menimbulkan keluhan anyang-anyangan dan nyeri ketika berkemih.
Infeksi bakteri ini selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, Si Kecil dengan berat lahir rendah, tekanan darah meningkat, anemia, dan kematian Si Kecil.
12. Trikomonas vaginalis
Parasit ini sering menyebabkan keputihan yang berwarna kuning kehijauan pada wanita. Infeksi parasit ini apabila tidak diobati dapat menyebabkan ketuban pecah dini yang berujung pada kelahiran prematur.
Artikel Lainnya: Mengenal Kehamilan Ektopik, Hamil di Luar Rahim
Penyebab Infeksi pada Kehamilan
Selama masa kehamilan, tubuh Mama mengalami banyak perubahan, termasuk pada sistem imun. Kondisi ini membuat tubuh sedikit lebih rentan terhadap serangan bakteri, virus, maupun jamur penyebab infeksi. Beberapa penyebab infeksi saat hamil yang umum antara lain:
- Perubahan hormon dan sistem imun tubuh: Daya tahan tubuh menurun agar janin bisa berkembang, namun hal ini juga membuat Mama lebih mudah terserang penyakit.
- Konsumsi makanan tidak higienis atau mentah: Daging mentah, telur setengah matang, dan sayur yang tidak dicuci bersih bisa membawa parasit atau bakteri berbahaya bagi janin.
- Kontak dengan hewan atau lingkungan kotor: Kotoran hewan dapat membawa parasit penyebab infeksi TORCH pada kehamilan seperti toksoplasmosis.
- Hubungan seksual tanpa pengaman: Dapat menularkan infeksi virus saat kehamilan seperti herpes genital atau hepatitis B.
- Kebersihan diri kurang terjaga: Area kewanitaan yang lembap dan kotor bisa memicu infeksi saluran kemih saat hamil maupun infeksi jamur.
Tanda dan Gejala Infeksi Saat Hamil
Beberapa tanda infeksi pada ibu hamil bisa terlihat dari perubahan fisik maupun kondisi tubuh yang tidak biasa. Waspadai gejala seperti:
- Demam atau menggigil tanpa sebab jelas.
- Nyeri saat buang air kecil atau terasa panas di area kewanitaan.
- Keputihan berlebih atau berbau tidak sedap.
- Nyeri perut bawah, terutama bila disertai kram.
- Ruam kulit atau gatal yang muncul tiba-tiba.
- Tubuh lemas dan tidak nafsu makan.
Jika Mama merasakan beberapa gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan ditangani sebelum berdampak pada janin.
Bahaya Infeksi pada Ibu Hamil dan Janin
Dampak infeksi pada janin bisa bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa infeksi dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, berat badan rendah, hingga cacat lahir.
Sementara pada ibu hamil, infeksi dapat memicu komplikasi seperti anemia, dehidrasi, atau gangguan organ dalam. Karena itu, pencegahan sejak dini menjadi langkah terbaik untuk menjaga kehamilan tetap sehat.
Artikel Lainnya: Anyang-anyangan Saat Hamil? Ini Penyebab dan Solusinya
Cara Mencegah Infeksi Selama Kehamilan
Untuk melindungi diri dari bahaya infeksi untuk perkembangan janin, Mama bisa melakukan langkah berikut:
- Rajin mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet.
- Konsumsi makanan matang dan hindari produk mentah.
- Gunakan pakaian bersih dan jaga kebersihan area genital.
- Hindari kontak langsung dengan hewan yang bisa membawa parasit.
- Lakukan vaksinasi sebelum atau sesuai anjuran dokter.
- Gunakan pelindung saat berhubungan intim bila pasangan memiliki infeksi menular.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi ke dokter bila Mama mengalami demam tinggi, keluar cairan tidak normal dari vagina, atau gejala infeksi lain yang tak kunjung reda. Pemeriksaan darah atau urin dapat membantu memastikan penyebabnya dan menentukan pengobatan yang aman untuk kehamilan.
Menjaga kebersihan dan melakukan pemeriksaan rutin adalah langkah terbaik agar infeksi tidak mengganggu tumbuh kembang si Kecil di dalam kandungan.
Memahami infeksi pada kehamilan sangat penting agar Mama bisa mengenali gejala sejak dini dan mencegah risikonya. Dengan menjaga kebersihan, memperhatikan asupan makanan, dan rutin memeriksakan kehamilan, kesehatan Mama dan janin dapat tetap terjaga hingga waktu persalinan tiba.
Dengan memahami berbagai penyebab ini, Mama bisa lebih waspada dan menjaga kebersihan diri serta pola makan selama kehamilan. Langkah kecil seperti mencuci tangan sebelum makan, memasak makanan hingga matang, dan rutin memeriksakan diri ke dokter dapat membantu mencegah infeksi sejak dini.
Mau dapat lebih banyak informasi seputar kesehatan kehamilan hingga rediksi tanggal lahir si Kecil? Gunakan kalkulator HPL dari Hallobumil dan unduh aplikasinya.
Mama juga bisa gabung dengan komunitas Hallobumil untukbertukar cerita, sharing berbagai tips bermanfaat, hingga ikut event Hallobumil yang seru bersama ribuan Mama lainnya!





lalu bagaimana cara mengatasi jika terpapar kuman tersebut? tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, jika terpapar segera periksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ya. :) ^sr
- 0
dok mau tanya saya hamil 14minggu tapi saya sedang keputih a tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, selama nggak terjadi secara terus menerus dan tidak disertai nyeri perut atau perubahan warna dan bau hal tersebut normal ya selama kehamilan. :) ^lm
- 0
Hai Mama, tips dari Mima, perbanyak minum air untuk cegah dehidrasi, makan makanan lembut (seperti nasi, pisang, roti tawar), dan hindari makanan pedas atau berminyak. Jika diare >2 hari atau disertai demam/mulas hebat, segera periksa ke dokter ya. :) ^lm
- 0
dok. Saya hamil 8 minggu sebelumnya saya ngga Nyangka kalo tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, sebenarnya flek yang keluar saat kehamilan tergolong wajar ya Ma, karena terjadi proses menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada rahim. Tapi, kalau darah yang keluar secara terus menerus, sebaiknya cek ke dokter 😊 ^lm
- 0
kalau dirumah pelihara ayam hias bahaya gk ya dok utk ibu ha tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, tidak bahaya Ma, asal kandang ayam bersih, Mama tidak terpapar langsung kotoran, dan cuci tangan setelah kontak. Namun, hindari membersihkan kandang ayam untuk mencegah infeksi ya Ma. :) ^lm
- 0


:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)