Artikel/Kehamilan/Bolehkah Mengonsumsi Makanan Yang Dibakar Saat Hamil

Bolehkah Mengonsumsi Makanan yang Dibakar Saat Hamil?

Diterbitkan pada 15 Maret 2021
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Sering kali ibu hamil ngidam makanan yang dibakar, misal satai. Namun, ibu hamil sebaiknya memperhatikan beberapa hal ini jika ingin mengonsumsinya.
bolehkah-mengonsumsi-makanan-yang-dibakar-saat-hamil

dr. Resthie Rachmanta, M.Epid

Makanan yang dibakar memang memiliki kenikmatan tersendiri. Sebut saja satai, ayam bakar, ikan atau iga bakar. Aroma dan cita rasanya yang khas membuat makanan yang dibakar digemari banyak orang, termasuk ibu hamil.

Namun, apakah makanan yang dibakar aman untuk ibu hamil dan janinnya?

Yang Perlu Diwaspadai Saat Mengonsumsi Makanan yang Dibakar
Untuk ibu hamil, makanan yang dibakar aman untuk dikonsumsi asalkan makanan dibakar sampai betul-betul matang.

Memasak makanan sampai matang sangat penting bagi ibu hamil. Pasalnya, makanan yang tidak matang berisiko terkontaminasi bakteri dan ibu hamil lebih rentan mengalami gejala berat jika terkena keracunan makanan.

Daging yang tidak matang berpotensi mengandung bakteri, seperti bakteri Campylobacter jejuni, Salmonella typhii, atau Escherichia coli. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan demam dan gejala gangguan pencernaan, seperti kram perut dan diare.

Selain itu, parasit Toxoplasma gondii juga bisa ditemukan pada daging yang mentah atau belum matang. Infeksi toxoplasma pada kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan keguguran atau kecacatan pada janin.

Agar makanan yang dibakar aman bagi ibu hamil, beberapa hal berikut ini perlu dilakukan:

  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum mengolah makanan.
  • Jika jenis makanan yang akan dibakar adalah daging atau ayam, tidak perlu mencuci daging atau ayam tersebut.
  • Setelah daging dimasak, pastikan bahwa bagian tengah daging tidak berwarna kemerahan, tetapi sudah benar-benar matang.
  • Konsumsilah makanan segera setelah dimasak agar menghindari kontaminasi bakteri.

Dampak Makanan yang Dibakar untuk Janin
Proses pembakaran daging, ikan, dan ayam dapat menghasilkan produk sampingan berupa senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik. Senyawa ini terbentuk saat protein hewani bersentuhan dengan api. Semakin lama pembakaran, semakin banyak pula hidrokarbon aromatik polisiklik yang dihasilkan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi barbeque empat kali per minggu lebih rentan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini karena senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik dari makanan yang dibakar diduga memengaruhi pertumbuhan janin.

Oleh karena itu, jika ibu hamil ingin mengonsumsi makanan yang dibakar, sebaiknya sesekali saja. Untuk menghindari gosong akibat pembakaran, sebaiknya makanan sering dibolak-balik saat dibakar.

Guna meminimalkan terbentuknya senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik saat membakar daging, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Memotong daging tipis-tipis sehingga daging tak terlalu lama dibakar.
  • Sering membolak-balik daging saat membakarnya.
  • Sebelum membakar daging, daging dapat dipanaskan dulu misalnya dengan dikukus atau direbus sesaat. Hal ini juga akan membantu mempersingkat proses pembakaran.
  • Pertimbangkan untuk memanggang daging dengan oven dibandingkan dengan membakar daging langsung di atas api.

Cara Mengolah Makanan yang Dianjurkan
Pada prinsipnya, proses pengolahan makanan saat hamil sama saja dengan proses pengolahan makanan pada umumnya. Hanya saja, kebersihan dan keamanan makanan harus lebih diperhatikan saat hamil untuk menghindari terjadinya keracunan makanan.

Untuk bahan makanan daging, pengolahan makanan bisa dilakukan dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis hingga matang.

Selain membakar, menggoreng daging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan sering-sering. Hal ini karena daging yang digoreng juga dapat menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik dalam proses penggorengannya.

Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dalam keadaan dingin. Masakan yang sudah keburu dingin bisa terkontaminasi oleh bakteri. Jika masakan sudah keburu dingin, panaskan kembali makanan hingga setidaknya suhu 60 derajat Celsius sebelum disantap.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
2
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image