Mengetahui Kesiapan Sekolah Balita
:strip_icc():format(webp)/hb-article/PtmHZBFhEgCHPxdJzUMy9/original/480kapan-mulai-sekolah-paud-by-lesterman-shutterstock.jpg)
Anindita Budhi T., S.Psi
Beberapa tahun belakangan tren menyekolahkan anak usia 2 tahun ke bawah tengah melanda para orang tua. Bahkan, tak sedikit orang tua yang mendaftarkan anak pada kelas bayi 0-1 tahun.
Meski di kelas berdurasi beberapa jam itu Si Kecil hanya bermain, tetap saja kelas singkat itu bisa dikelompokkan sebagai pendidikan anak usia dini. Sebenarnya, seberapa perlu Si Kecil masuk sekolah di usia dini, misalnya 24 bulan?
Kesiapan anak berbeda-beda
Benar bahwa sekolah PAUD masa kini sudah mulai menerima anak sejak usia 2 tahun. Namun, Mama perlu tahu bahwa usia tidak bisa jadi patokan saklek untuk mengukur kesiapan sekolah Si Kecil.
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah setiap anak mempunyai kesiapan sekolah berbeda-beda. Bukan hanya usia, tetapi juga bagaimana perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional Si Kecil. Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa menjadi panduan Mama menilai kesiapan sekolah anak usia 24 bulan.
- Apakah Si Kecil sudah lulus toilet training?
- Apakah ia mampu memahami arahan atau instruksi dan melakukannya dengan tepat?
- Apakah ia cukup mandiri mengurus dirinya sendiri? Misalnya, makan tanpa disuapi, bisa membuka tempat makan atau botol minum, dan mengungkapkan kebutuhannya secara verbal.
- Apakah Si Kecil mampu mengikuti kegiatan terstruktur sesuai jadwal?
- Apakah Si Kecil pernah berpisah dengan Mama dalam waktu lama tanpa drama rewel?
- Bagaimana interaksi Si Kecil dengan teman sebayanya?
Bantu Si Kecil siap sekolah
Jangan khawatir jika beberapa pertanyaan di atas belum memunculkan jawaban ‘ya.’ Dipandang dari segi usia, anak 24 bulan masih membutuhkan kehadiran Mama secara utuh alih-alih bersekolah. Ia tidak harus bersekolah di PAUD hanya untuk mengasah beberapa keterampilan dasarnya.
Lebih baik, Mama dapat membantu Si Kecil mengembangkan keterampilan pada beberapa aspek berikut.
- Keterampilan bahasa dan literasi
- Ajak Si Kecil ngobrol sesering mungkin, bisa dengan melakukan tanya jawab
- Membaca buku bersama, biarkan Si Kecil memegang buku dan memandu Mama bercerita.
- Keterampilan berpikir
- Ikuti imajinasi Si Kecil
- Bantu Si Kecil mengulangi lagi kebiasaan-kebiasaan baru yang tengah Mama bentuk
- Kontrol diri
- Ajarkan Si Kecil batasan pada hal-hal mendasar secara konsisten. Misalnya, ia tidak boleh memukul teman.
- Bantu Si Kecil mengidentifikasi emosi yang dirasakan dengan bahasa sederhana.
- Percaya diri
- Biarkan Si Kecil mengatasi masalah dengan caranya sendiri.
- Beri Si Kecil tantangan setiap kali ia berhasil menguasai satu hal guna meningkatkan keterampilannya.
Pada akhirnya, keputusan untuk menyekolahkan Si Kecil yang berusia 24 bulan ada di tangan Mama. Namun, pastikan keputusan itu memang tepat untuk Si Kecil. Ketika ia menunjukkan ketertarikan bersekolah, masih ada banyak faktor yang perlu Mama dalami guna meyakinkan Si Kecil memasuki dunia baru.
Jadi, jangan terburu-buru mendaftarkan Si Kecil sekolah hanya demi tren. Jika Mama masih sanggup mendampingi Si Kecil belajar di rumah, mengapa tidak? (AB)