Beragam Pilihan Mainan Edukasi untuk Anak
:strip_icc():format(webp)/hb-article/1spOdyRHb77FiZ0MMMTeE/original/763week-19-day-4-beragam-pilihan-mainan-edukasi-untuk-anak.jpg)
Anindita Budhi, S.Psi
Bermain adalah kegiatan favorit semua anak, berapa pun usianya. Bagi anak usia balita, bermain justru jadi tugas perkembangan utama yang perlu dijalani. Kegiatan ini berfungsi mengasah keterampilan anak dalam berbagai aspek perkembangan. Mulai dari kognitif, sosial emosional, sensori, dan motorik.
Membelikan anak mainan jadi salah satu alternatif kegiatan bermain anak. Jika Mama berencana menyediakan mainan edukasi untuk anak, simak dulu ulasan selengkapnya berikut ini.
Arti Mainan untuk Anak
Coba Mama perhatikan, bayi dan balita sebetulnya senang memainkan benda apa saja yang ia temui sehari-hari. Sebut saja, remote televisi, kertas, sendok, piring dan gelas miliknya, atau selimut. Dorongan rasa ingin tahu yang begitu besar membuat mereka merasa benda-benda di rumah pun ‘cukup’ untuk dijadikan mainan.
Namun, pertanyaan berikutnya, apakah benda itu aman dan sesuai usia anak? Inilah yang jadi alasan mengapa mainan perlu Mama masukkan dalam checklist belanja keperluan anak secara berkala.
Mainan bukan sekadar mainan semata. Selain harus menyenangkan untuk dimainkan, mainan anak juga harus sesuai usia anak, bisa menstimulasi, dan juga aman. Bagaimanapun bermain berperan penting dalam membangun aspek tumbuh kembang anak, baik fisik, mental, sosial, dan emosionalnya.
Mainan harus dipandang sebagai salah satu alat belajar yang menunjang perkembangan anak. Oleh karena itu, muncul apa yang dikenal sebagai mainan edukasi (educational toys), yaitu objek permainan yang dirancang khusus untuk anak yang bertujuan menstimulasi kemampuan belajar anak.
Mainan edukasi dibuat agar anak bisa berlatih keterampilan tertentu. Caranya dengan menyederhanakan, meniru, atau mencontoh aktivitas dan objek yang umum dipakai orang dewasa. Mainan edukasi diharapkan dapat mendidik, memberi instruksi spesifik, serta merangsang perkembangan kognitif, emosional, dan fisik anak.
Jenis-Jenis Mainan Edukasi
Mainan terbaik yang bisa Mama siapkan untuk anak adalah mainan yang bersifat open-ended. Mainan tersebut memberi banyak kemungkinan pada anak untuk memainkannya dengan cara berbeda. Jenis mainan ini mendorong anak untuk berimajinasi, berkreasi, dan melatih keterampilan pemecahan masalah.
Termasuk dalam kelompok mainan open-ended, antara lain:
- Balok-balok dan aneka permainan konstruktif, anak bisa menumpuk dan menyambungkan bagian per bagian untuk membangun sesuatu. Mainan ini juga efektif sebagai media bermain peran.
- Bola, membantu merangsang motorik anak karena bola bisa memantul, dilempar tangkap, dan juga menstimulasi koordinasi mata dan tangan anak.
- Kotak kardus, efektif sebagai media permainan pura-pura anak, terutama ketika ia coba membuat berbagai benda dari kardus, seperti dapur mini, mobil-mobilan, perahu, atau rumah boneka.
- Dress-up, salah satu permainan peran yang memberi anak ruang berimajinasi tentang keinginannya menjadi sosok tertentu. Anak juga belajar melatih bagaimana memakai dan melepas pakaian, mengenal tekstur kain, serta melatih keteraturan berpikir lewat urutan pemakaian baju dan aksesori.
- Boneka, termasuk mainan klasik yang bisa jadi teman bermain anak. Ketika ia bermain boneka dengan mengajaknya bicara atau memperlakukan boneka seperti teman, anak sedang mengasah keterampilan berbahasa dan membangun relasi.
- Mainan yang beroda dan bergerak, seperti sepeda, mobil yang bisa dikendarai, atau mobil-mobilan kecil lainnya. Merangsang motorik anak jadi salah satu tugas yang bisa dicapai dengan mainan jenis ini.
- Puzzle, tergolong mainan edukasi yang sulit tetapi disukai anak karena menyenangkan untuk dimainkan. Puzzle bermanfaat untuk mengasah kemampuan memori, mengenali suatu gambar, berimajinasi, kesabaran, dan pemecahan masalah pada diri anak.
- Mainan yang merangsang kemampuan dasar anak seperti menggenggam dan memanipulasi benda secara interaktif, misal Spielgaben. Spielgaben terdiri atas mainan manipulatif untuk eksplorasi tanpa batas. Mulai dari mengenal bilangan, mengelompokkan warna dan bentuk, permainan imajinatif, hingga keterampilan motorik halus lainnya.
Tips Memilih Mainan Edukasi untuk Anak
Mengingat banyak sekali mainan edukasi yang tersedia di pasaran, sebaiknya Mama memperhatikan tips-tips berikut sebelum membelikannya untuk anak:
1. Pilih sesuai tahap perkembangan anak
Mainan edukasi umumnya mencantumkan usia peruntukan pada kemasannya.
Namun, itu sebatas petunjuk sehingga Mama tetap perlu mempertimbangkan sampai di mana tahap perkembangan anak dan juga minatnya. Faktor ini juga penting karena terkait keamanan dan keselamatan anak saat bermain. Misalnya, mainan dengan komponen kecil sebaiknya diberikan pada anak usia 3 tahun ke atas.
2. Cari mainan yang bisa “bertumbuh” bersama anak
Dengan begitu, Mama tidak perlu khawatir anak lekas bosan dengan mainan tersebut. Beberapa jenis mainan yang spesifik dan mengarahkan anak untuk memainkannya dengan cara tertentu saja, cenderung hanya dimainkan sebentar.
Cari mainan yang usia pemakaiannya lebih panjang karena bisa digunakan dalam berbagai aktivitas. Contoh, figur binatang, boneka, kereta mainan, mobil-mobilan.
3. Sesuaikan dengan nilai keluarga
Setiap keluarga punya nilai berbeda yang ingin ditanamkan pada anak. Contoh, jika Mama menganut prinsip ramah lingkungan, coba ajak anak membuat sendiri mainan dengan mendaur ulang benda-benda bekas di rumah.
Begitu juga bagi Mama yang menerapkan batasan bujet untuk beli mainan. Pilih mainan yang memang berkualitas, awet dan tahan lama, serta bisa dimainkan dengan berbagai cara ketimbang mainan yang murah tetapi lekas rusak.
Sekarang Mama sudah tahu apa itu mainan edukasi, jenis, dan cara memilih mainan edukasi untuk anak. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma. Selamat bermain bersama buah hati, ya!




Terimakasih mima, kalau anak bisa menggenggam mainan di usia tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, Si Kecil dapat menggenggam mainan secara kuat pada umur 4 bulan dan pada usia 5 bulan dapat menggengam dengan kedua tangannya. Oleh karena itu, perlu juga dorongan dari orang sekitar untuk meningkatkan motorik halus pada Si Kecil. :) ^sm
- 0

:strip_icc():format(webp)/hb-article/o7jCGocZocavUFWpZEDx4/original/349apakah-asi-mama-cukup-untuk-si-kecil-by-buritora-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/r4I9cSAfdyIP6TxoGimD3/original/350peran-ayah-saat-ibu-berisitirahat-pasca-melahirkan-by-paulaphoto-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/j90O2i5oTBWo6UpkmCHAh/original/346bagaimana-mengetahui-apakah-bayi-cukup-asi-by-atstock-productions-shutterstock.jpg)