Batas Wajar Screen Time Anak dan Tips Mengaturnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/ZSGRMEOW7rQjg6DoLMS9u/original/44370.jpg)
Era digital membuat layar menjadi lebih mudah diakses dan lebih mudah dibawa-bawa. Kira-kira pada zaman anak kita tumbuh dan berkembang nanti, akan menjadi seperti apa ya Ma, penggunaannya?
Otak bayi berkembang pesat di dua tahun pertama hidupnya. Oleh sebab itu, penting bagi bayi dan balita untuk mengeksplorasi lingkungan mereka dan mencaritahu apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya juga membantu mereka belajar lingkungan sekitar.
Terdapat kekuatiran bahwa penggunaan layar pada anak-anak bisa berpengaruh pada perkembangan kognitif dan bahasa, yang nantinya bisa menimbulkan masalah di sekolah dan memperberat gangguan kepribadian.
Yuk, kita bahas tuntas soal aturan screen time anak usia dini, dampaknya, serta strategi untuk mengelolanya dengan bijak.
Artikel lainnya: Tantangan Parenting di Era Digital dan Solusinya
Apa Itu Screen Time?
Screen time adalah waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan perangkat dengan layar, seperti menonton TV, bermain gadget, atau menggunakan komputer. Tidak semua screen time bersifat negatif, lho, Ma. Ada juga edukasi digital untuk anak yang bermanfaat jika digunakan dengan benar.
Namun, ketika screen time tidak diawasi atau berlebihan, bisa menimbulkan berbagai masalah, terutama bagi anak usia dini yang sedang mengalami perkembangan pesat.
Penelitian yang dilakukan oleh Cincinnati Children’s Hospital Medical Center pada 47 anak pra-sekolah yang menggunakan layar melebihi rekomendasi setiap harinya menunjukkan pengaruh struktur otak anak pada bagian literasi dan bahasa.
Menurut psikolog David Anderson dari Child Mind Institute, penggunaan layar pada anak-anak harus hati-hati karena pada usia tersebut mereka sedang memasuki periode pengembangan.
Anak-anak lebih membutuhkan banyak interaksi tatap muka untuk mencapai perkembangan bahasa dan sosial. Pada masa ini, mereka juga mengembangkan kemampuan empati dan pengendalian situasi personal.
Ada studi lain yang menganalisis penelitian mengenai screen time pada anak usia 4 sampai 18 tahun, terutama TV dan video games, ternyata berhubungan dengan performa akademis yang buruk, terutama di usia remaja.
Artikel lainnya: Cara Mengatasi Anak Susah Makan dan Kenali Penyebabnya
Rekomendasi Screen Time Berdasarkan Usia
Karena alasan-alasan itu di atas setiap kelompok usia memiliki kebutuhan dan batasan screen time yang berbeda. Berikut WHO screen time guideline yang bisa Mama jadikan acuan:
Usia < 2 Tahun
Anak di bawah dua tahun tidak disarankan mendapatkan screen time, kecuali video call dengan keluarga. Interaksi langsung lebih penting untuk perkembangan otaknya.
Usia 2–5 Tahun
Batas screen time anak usia dini adalah maksimal 1 jam per hari. Pastikan kontennya edukatif dan selalu didampingi oleh orang dewasa.
Usia 6 Tahun ke Atas
Untuk anak usia sekolah, durasi screen time bisa lebih fleksibel, tergantung kebutuhan belajar dan hiburan. Namun tetap perlu dibatasi dan diimbangi dengan aktivitas fisik, interaksi sosial, dan jam tidur mereka.
Artikel lainnya: Pola Asuh Demokratis: Ciri, Contoh, dan Manfaat untuk Anak
Dampak Screen Time Berlebihan pada Anak
Terlalu lama terpapar layar dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Berikut beberapa efek negatif yang perlu Mama perhatikan:
1. Gangguan tidur
Cahaya biru dari layar bisa menghambat produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang membantu anak tidur nyenyak. Akibatnya, anak bisa mengalami sulit tidur atau tidur tidak nyenyak, terutama jika screen time dilakukan sebelum tidur.
2. Gangguan penglihatan
Paparan layar yang terlalu lama bisa menyebabkan mata lelah, kering, bahkan gangguan penglihatan jangka panjang, terutama jika anak menatap layar dalam jarak dekat tanpa istirahat.
3. Gangguan kecemasan dan emosi
Terlalu sering bermain gadget bisa membuat anak jadi mudah marah, sensitif, atau mengalami gangguan kecemasan, terutama jika ia tidak bisa mengakses layar.
4. Dampak pada perkembangan sosial dan bahasa
Anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung kurang berinteraksi dengan orang lain, sehingga kemampuan sosial dan bahasanya bisa tertunda.
5. Mengalami obesitas
Screen time berlebih membuat anak duduk terlalu lama dan jarang bergerak. Ini bisa meningkatkan risiko obesitas, apalagi jika sambil mengonsumsi makanan ringan berkalori tinggi.
6. Membuat kecanduan gadget
Jika tidak dibatasi, screen time bisa memicu kecanduan gadget, di mana anak menjadi sangat tergantung pada layar untuk merasa senang, bahkan bisa tantrum jika tidak diberi akses.
7. Nyeri punggung dan leher
Postur duduk yang salah saat bermain gadget bisa menyebabkan nyeri leher dan punggung, meski pada usia anak-anak.
Artikel lainnya: Apa Itu Pola Asuh Neglectful dan Dampaknya bagi Anak?
Cara Mengatur Screen Time Anak
Mengatur screen time bukan hanya soal melarang, tapi juga bagaimana mengarahkan anak agar bisa menggunakan teknologi secara sehat. Beberapa tips yang bisa Mama lakukan mengenai penggunaan layar adalah:
- Mendampingi Si Kecil dan berinteraksi dengan mereka dalam permainan edukasi atau menonton video yang sesuai dengan umur mereka.
- Melakukan riset sebelum memberikan akses layar kepada Si Kecil.
- Menjadualkan penggunaan layar untuk Si Kecil, dan mengurangi penggunaan layar pada malam hari.
- Mengusahakan waktu berkumpul bersama, dan mencari kegiatan di luar rumah atau olahraga.
Kapan Harus Waspada terhadap Screen Time?
Mama sebaiknya mulai waspada jika:
- Anak menjadi terobsesi dengan gadget dan sulit berhenti.
- Muncul perubahan emosi seperti marah, cemas, atau tantrum jika screen time dihentikan.
- Anak mulai menarik diri dari lingkungan sosial.
- Terdapat penurunan kemampuan bahasa, konsentrasi, atau nilai akademik.
- Anak mengalami keluhan fisik seperti mata kering, sakit kepala, atau nyeri punggung dan leher.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog perkembangan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Screen time anak adalah bagian dari kehidupan modern, tapi tetap perlu dikontrol dengan bijak. Mama bisa mulai dengan mengenali batas screen time anak sesuai usia, mengarahkan pada konten edukatif, dan menciptakan keseimbangan antara layar dan aktivitas fisik.
Yang terpenting, jangan hanya fokus pada durasinya, tapi juga peran orang tua dalam kontrol layar, kualitas konten, serta dampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang si Kecil.
Ingat, Ma, penggunaan teknologi bisa berdampak positif jika diarahkan dengan cara yang sehat. Yuk, jadikan screen time sebagai bagian dari pengasuhan yang cerdas, bukan pengganti interaksi dengan anak.
Yuk, Ma, atur screen time Si Kecil dengan bijak untuk tumbuh kembang yang optimal! Downloadaplikasi HalloBumil untuk tips parenting lainnya, ikuti webinar edukatif di halaman event, gabung komunitas WhatsApp sesuai usia anak atau fase kehamilan Mama, dan pakai tools seperti kalender masa subur & kalkulator HPL. Semua lengkap dan siap mendukung perjalanan Mama.